Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 5 Part 2
Cha Do Hyun yang telah kembali meminta penjelasan Ri Jin namun Ri Jin malah berlari meninggalkannya. Do Hyun mengejar Ri Jin dan kembali meminta penjelasan.
“Aku dengar kalau kau menghilang jadi aku khawatir dan mengirim pesan suara tapi Se Gi yang menjawabnya dengan menggunakan namamu.”
Do Hyun kesal karena Ri Jin tak mendengarkan peringatannya. Se Gi berbahaya jadi jangan mendekatinya.
Sebelum merampungkan perkataannya, Do Hyun ditangkap oleh para Bodyguard yang dibawa oleh Ketua Ahn. Mereka bergegas membekuk Do Hyun yang dikira Shin Se Gi.
“Ketua Ahn, ini aku.” Ucap Do Hyun membuat Ketua Ahn bingung dan menatap Ri Jin. Ri Jin membenarkan kalau dia adalah Do Hyun.
Ri Jin rasa orang yang bisa dipercaya sudah datang jadi Ri Jin pun bergegas pergi. Do Hyun memerintahkan pada Ketua Ahn untuk mengantarkan Ri Jin ke rumah sakit, dia rasa Ri Jin masih syok.
*****
Kini Ri Jin sudah menghadap Dokter Seok yang mengkhawatirkan kondisinya, ia menenangkan bahwa ia tak apa – apa. Lagipula ia tak berencana untuk bertemu dengan mereka lagi. Tapi menurut Dokter Seok, ini bukanlah sesuatu yang bisa ia hindari karena semakin dia berkelit maka ia akan semakin terobsesi.
Dokter Seok kemudian memerintahkan Ri Jin untuk pulang beristirahat. Ri Jin masih terus diam melamun. “Dokter Oh! Dr. Oh apa kau mendengarkanku?”
Ri Jin terkesiap. “Ya? Apa yang anda katakan?”
Pikiran dan hati Ri Jin masih tertuju pada peristiwa yang baru saja ia alami. Permintaan Shin Se Gi untuk menidurkan Do Hyun dan bagaimana Shin Se Gi menciumnya namun sesaat kemudian Do Hyun tersadar lalu melepaskan ciumannya. Ri Jin menjambak rambutnya frustasi, “Siapa yang sebenarnya kucium? Dan untuk siapa jantung ini berdebar?”
Sama halnya dengan Ri Jin, Do Hyun pun mengalami kebimbangan. Ia memegangi bibirnya didepan kaca dengan bingung.
*****
Keesokan harinya, Do Hyun melakukan pertemuan rahasia dengan Dokter Seok disebuah taman. Beberapa pasangan yang lewat sesekali melihat kearah mereka dengan tatapan aneh. Do Hyun mengatakan dugaannya bahwa Ri Jin adalah cinta pertama Shin Se Gi. Ini karena perlakuan Se Gi yang begitu berbeda pada Dokter Oh.
“Dia memohon padanya untuk mengingat nama dan matanya. Dan jika dipikirkan lagi, setiap kali kepribadian berubah Selalu... ada Oh Ri Jin di sana. Di beberapa kesempatan, di masa lalu yang tidak kuingat, Se Gi mungkin sudah bertemu Oh Ri Jin sebelumnya.”
Terlepas apakah Ri Jin penyebab pergatian atau bukan tapi sekarang Se Gi sudah bertambah kuat. Dan juga dia sudah menunjukkan kepribadiannya saat sadar, itu adalah tanda yang jelas. Jika kepribadian semakin kuat, bukan hanya Do Hyun yang ada dalam bahaya. Jika memang Do Hyun ingin melindungi orang disekelilingnya, maka dia harus lebih terbuka. Itulah cara satu – satunya untuk mengakhiri ini semua.
Do Hyun kini sudah sampai di kantor, ia merenungi kembali saran yang dilontarkan Dokter Seok. Beberapa saat kemudian, Sekretaris Ki Joon bersama Ketua Ahn datang dengan tumpukan file.
“Apa Itu?” tanya Do Hyun heran.
Merasa dipermainkan, Do Hyun bergegas menuju ke ruangan Ki Joon. Dia meminta penjelasan kenapa ia harus kembali menyeleksi naskah yang seharusnya sudah masuk ke mesin penghancur.
“Mengapa aku harus percaya padamu?” tukas Ki Joon.
“Apa?”
“Bagaimana mungkin aku memberikan pekerjaan penting padamu tapi aku tidak tahu pria macam apa dirimu?”
“Hyung...”
Ki Joon menegaskan kalau Do Hyun harus memanggilnya Presiden Direktur di kantor. Ki Joon menambahkan kalau dia akan menelusuri setiap detail dari karyawan yang bekerja di IDN. Entah itu dari sisi latar belakang atau finasial dan bagaimana kondisi mentalnya. Jadi bagaimana dia bisa bekerja dengan orang yang tak bisa ia selidiki? Aku masih mengamatimu, jadi tunggulah.
Tak punya alasan untuk menolak lagi maka Do Hyun terpaksa membawa tumpukan naskah untuk diperiksa kembali. Saat ia melihat ke kursi belakang mobilnya, ada sebuah boneka beruang besar yang duduk disana. apa itu?
“Itu boneka yang diambil dari kamar yang disewa Se Gi saat membawa lari Oh Ri Jin.” Jelas Ketua Ahn.
Do Hyun kembali terdiam, mungkin kini dugaan dalam pikirannya semakin kuat.
*****
Pikiran Ri Jin masih dipenuhi dengan Do Hyun dan Shin Se Gi bahkan saat ia menatap ke mangkuk sup, ada wajah keduanya disana. Sebuah suara yang tak asing untuk Ri Jin terdengar, saat ia mendongak sudah ada Shin Se Gi dihadapannya.
“Apa yang kau pikirkan sehingga tidak bisa makan? Apa mungkin kau memikirkanku?” tanya Se Gi.
Ri Jin menoleh, sekarang ada sosok Do Hyun disamping Se Gi. “Atau mungkin kau memikirkanku?”
“Cepat pilih. Apakah aku atau Cha Do Hyun?” perintah Se Gi.
Ri Jin mengerjapkan matanya dan kini sosok Do Hyun dan Se Gi berganti dengan Oh Ri On dan Ayah Ri Jin. Keduanya bertanya kenapa Ri Jin tak mau makan, apa yang dia pikirkan?
Ri Jin menggeleng. Dia harus sadar akan realitas, tak terjadi apa – apa dan ia hanya tak selera makan. Ibu muncul dengan membawa makanan, dia menemukan mangkuk sup Ri Jin masih penuh. Dia menanyakan alasannya namun Ri Jin tak mau cerita. Akhirnya Ibu meminta ayah untuk menangkapkan bebek untuk disantap Ri Jin.
Ayah tentu tak akan menolah demi putri tercintanya. Dengan senang hati ia menerima tugas tersebut. Namun Ri On juga kena imbas harus membuat kayu bakar, dengan mulut penuh makanan. Dia terus ngedumel pada Ayah dan Ibunya.
“Aku akan memotong kayu bakarnya. Sungguh! Apa dia itu tamu yang datang 100 tahun lalu? Kenapa aku harus menangkap seekor bebek?! Makanya bebek-bebek itu kabur saat melihatnya!” kesal Ri On.
******
Di apartemen. Do Hyun memeriksa satu demi satu mainan yang telah Se Gi persiapkan untuk Ri Jin. Dan menyobek boneka teddy untuk menemukan sesuatu seperti narkoba atau hal lainnya. Ia kembali melanjutkan memeriksa benda lain dan terhenti pada jaket yang Ri Jin kenakan. Seketika jantung Do Hyun berdebar kencang, jaket itu mengingatkannya pada ciumannya dengan Ri Jin.
Dia mencoba meyakinkan dirinya kalau jantung yang bergetar itu bukan jantungnya. Dia menyimpan jaket Ri Jin pun hanya karena tak mau terbuang percuma kalau dibakar, bukan berarti dia ingin bertemu dengan Ri Jin lagi. hahaha. Alesan.
Do Hyun menyimpan jaket tersebut dan menutup pintu lemarinya. Dan kini sepersekian detik, kepribadian Do Hyun sudah berubah menjadi Ferry Park yang tampak menata rambutnya.
“Persetan denganmu. Salah siapa kau bingung tentang jantungmu yang berdebar dan tidak bisa tidur? Aku ingin membelah apa yang dipelajari kepala ini. Euyi!” ucap Ferry Park sambil menata rambut dan menari – nari didepan kaca.
*****
Untuk melampiaskan kekesalannya, satu persatu Ri Jin membelah kayu bakar sedangka Ri On memperhatikan sambil memainkan gitarnya. Ri Jin rasa ia butuh minum, ia pun mengajak Ri On untuk membeli beberapa soju di toko. Ri On tahu kalau ada yang terjadi pada adiknya, ia meminta penjelasan detail tentang apa yang sedang terjadi.
Ri Jin malah kesal sendiri, “Lupakanlah. Kau tidak perlu tahu. Aku yang bodoh mengikutinya hanya karena dia mengancamku. Tidak ada alasan untuk bertemu dengannya lagi.”
Disisi lain, Ferry Park menghentikan mobilnya menuju ke suatu tempat. Dia melihat kartu nama dan mencocokkan dengan baliho yang terdapat didepan tempat tersebut. Cocok, Sang Li.
Ferry Park melangkahkan kaki namun tiba – tiba kepalanya berubah pening. Ia kembali melangkah namun kini langkahnya berubah berat. Dia merengek, dia masih ingin bermain.
Tapi sepersekian detik, dia langsung jatuh tak sadarkan diri. Dan kini dia telah berubah kembali menjadi Cha Do Hyun.
Ri Jin dan Ri On kembali dari toko setelah membawa beberapa botol soju dan berniat menyembunyikan dari Ayah mereka. Kemudian keduanya terhenti karena ada sebuah mobil yang terparkir didepan rumah mereka. Ri On kegirangan melihat sebuah mobil yang melompat – lompat dengan aneh. “Hei, Follow me.”
Ri On berjalan dengan mengendap – endap dan mengintip kedalam mobil. dan ternyata Do Hyun kini tengah mengganti pakaian bunga – bunga milik Ferry Park. Ri On meminta untuk segera membuka jendelanya.
Do Hyun mengacak rambut belah tengah milik Ferry Park. Ketika kaca mobil terbuka, dia terkejut melihat Ri Jin ada disana. Ri Jin pun juga sama terkejutnya, “KENAPA KAU...”
“Ah... Ferry Park.” Sapa Ri On dengan girang.
Keluarga Ri Jin menyambut Do Hyun dengan hangat, mereka mengenalnya sebagai Ferry Park. Ri On memperkenalkan Ri Jin sebagai wanita yang menjambaknya di bandara. Do Hyun mengiyakan dan segera menyapa Ri Jin dengan kikuk.
“Ngomong-ngomong Ri On, bagaimana kau bisa mengenal Ferry?” tanya Ri Jin.
“Kita duduk bersebelahan di pesawat. Aku menyadari karismanya yang bertolak belakang.”
“Apa yang sudah kulakukan di pesawat?” tanya Do Hyun.
Ri On memelintir rambut belah tengahnya, saat pertama masuk ke pesawat Ferry Park sungguh memiliki aura yang berbeda.
Saat pertama masuk ke pesawat, Ferry Park masuk dengan begitu gagahnya mengenakan kacamata hitam. Menaikkan kaki keatas meja layaknya chaebol angkuh. Ri On yang duduk disamping Ferry Park memperhatikan setiap detail yang ia lakukan dan meniru menaikkan kaki keatas meja.
Ferry Park kemudian merogoh saku dan mengambil ponsel untuk merekam wajahnya sendiri.
“Saat dia duduk dan mengambil ponselnya, aku penasaran apakah dia mengucapkan selamat tinggal pada pacarnya atau mungkin pada orang yang dia kasihi, ibunya? Tidak, ternyata bukan. Pesannya dikirimkan untuk dirinya sendiri. Sangat narsis.” Jelas Ri On.
Hahaha. Do Hyun hanya bisa malu dengan kelakuan Ferry Park. Namun dengan konyolnya, Ri On mengaku kalau dia juga sekarang suka meniru gaya Ferry Park. Ketika ia sedang dilanda masalah maka ia akan merekam wajahnya sendiri.
Ayah tanya bagaimana kemudian keduanya bisa dekat? Kenapa bisa ia memberikan kartu nama pada orang mengerikan seperti itu?
“Ayahku menanyakan pertanyaan penting. Jadi tentang itu, setelah merekam sebuah video penuh narsisme, dia tertidur sambil menyilangkan tangan. Jadi aku juga minum segelas wine dan menutup mataku, tapi...”
Ferry Park berniat mengambil wine milik Ri On ketika ia tengah tertidur. Namun saat tinggal menenggaknya, Ri On tersadar. Dengan so’ akrab Ferry Park berkata kalau dia dari dulu mencari wine seperti yang diminum oleh Ri On tapi ia tak menemukannya ditoko manapun. Dimana kau membelinya?
Ferry Park mengaku kalau ia sangat butuh minum sekarang. Dia mengajak Ri On untuk minum bersama.
Dan mereka akrab setelah minum bersama saat perjalan dalam pesawat.
Do Hyun makin menunduk dalam, semakin malu setelah mendengar kisah yang dituturkan oleh Ri On. Tapi dengan girang, Ayah malah menganggap kalau Ferry Park adalah tipe yang sama dengan mereka.
“Tapi kau tidak menggunakan logatmu?” tanya Ibu.
Do Hyun berbohong kalau dia sudah memperbaiki logatnya. Ri On kemudian menambahkan kalau dia sengaja memberikan kartu nama mereka untuk minum segelas bis yang dibuat peracik dunia. Haha. Ri On dan Ayah pun toss.
Meskipun Ri On ini tampak konyol, tapi beberapa kali tatapannya seolah mengandung arti pada Do Hyun.
Untuk memberikan hadiah, Ayah memerintahkan Ri Jin untuk mengambil minuman di penyimpanan bawah tanah. Ri Jin tahu kalau suasana akan canggung kalau meninggalkan Do Hyun sendirian, dia mengajaknya untuk melihat ruang bawah tanah. Do Hyun dengan segera setuju tapi Ayah menahannya.
Ri On juga menerima sebuah pesan tagihan dari atasan untuk cerita novelnya, terpaksa ia meninggalkan Do Hyun bersama Ayah – Ibu.
Mereka pun berbicara dengan canggung. Sampai akhirnya ponsel Do Hyun berdering, Ri Jin menyuruh Do Hyun untuk keluar dengan alasan ke kamar kecil. Do Hyun akan menjalankan apa yang Ri Jin perintahkan tapi Ayah sudah menebak lebih dulu, “Dia bilang padamu untuk keluar dengan bilang butuh ke kamar kecil, kan?”
Tapi sebelum Do Hyun pergi, Ayah meminta Do Hyun untuk meninggalkan ponselnya. Do Hyun bingung tapi Ayah memintanya dan Do Hyun pun tak punya alasan untuk menolak.
Ri Jin tanpa banyak kata langsung mendorong Do Hyun menuju ruang bawah tanah ketika ia keluar. Dia lalu mengganjal ruang bawah tanahnya dengan kayu. Ri Jin meminta Do Hyun jangan salah paham karena ruang bawah tanah adalah satu – satunya tempat dimana mereka bisa bicara.
“Ngomong-ngomong, sepertinya oppaku telah bertemu kepribadianmu yang lain. Untungnya, dia tidak tahu kalau kau mengidap D.I.D, jadi kau bisa tenang.”
“Ya.” Jawab Do Hyun singkat.
Tapi ternyata Ri Jin ada maksud tersendiri juga membawa Do Hyun kesana. Dia kini tanya apa yang membuat Do Hyun datang kesana, akankah karena Oh Ri On atau dirinya?
“Tidak. Ferry Park yang datang. Bukan aku. Aku bahkan tidak tahu ini tempat tinggalmu.”
Ri Jin berubah sebal, kalau memang sudah tak ada yang ditanyakan lagi maka mereka bisa keluar. Do Hyun bangkit kemudian menarik kayu pengganjal pintu.
“Apa yang sedang kau lakukan?!” seru Ri Jin.
“Tolong jangan salah paham. Aku tidak akan berbuat apapun. Aku hanya ingin bertanya tentang yang Se Gi katakan.”
“Bukan itu! Pintunya rusak jadi hanya bisa dibuka dari luar!”
Ri Jin meminta ponsel Do Hyun tapi Do Hyun juga tak membawa ponsel. Dia kan meninggalkannya pada Ayah.
Di rumah, Ibu meminta penjelasan kenapa Ayah mengambil ponsel milik Ferry Park. Ikatan batin seorang Ayah rupanya cukup kuat, dia melihat kalau putrinya itu menyukai Ferry Park jadi dia hanya ingin melihat apakah dia orang yang baik atau tidak.
“Apa kau sudah tahu?”
“Tentu saja. Setiap kali aku bicara seperti itu, dia akan melirik padanya dan memintanya untuk keluar. Apa kau pikir aku tidak punya mata?”
Ibu memberikan penilaian bahwa Ferry Park adalah orang yang polos. Tidak seperti anak-anak zaman sekarang. Dia terlihat bijaksana, sopan, dan murah senyum. Dia pasti sudah belajar tata krama dengan baik.
*****
Dikediamannya, Nyonya Shin kembali setelah perjalanan menemui Joon Pyo. Dia dikejutkan saat Ketua Seo sudah menantinya dalam diam dikegelapan. Keduanya kembali berdebat menggunakan kiasan yang sulit dipahami. Dan akhirnya Nyonya Shin meminta Ketua Seo untuk bekerjasama dengan Do Hyun.
“Kau pikir rahasia di tanganmu itu seperti sayap yang akan membantu anakmu terbang.” Tukas Ketua Seo. “Tapi kau salah. Itu adalah sesuatu yang akan memotong leher anakmu, sebuah pisau. Jika kau ingin melindungi anakmu hiduplah dengan tenang. Jika kau membongkarnya, tanpa tahu apapun, kau akan menjadi ibu bodoh yang menusukkan pisau di punggung anaknya.”
Tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut, Ketua Seo bergegas menuju kamar setelah mengancam Nyonya Shin.
Selain itu, Ibu Ki Joon (Yoon Ja Kyung) juga tengah penasaran dengan rahasia yang dimiliki oleh Nyonya Shin. Melihat bagaimana reaksi Ketua Seo yang langsung memucat, ia yakin kalau rahasia itu bukanlah omong kosong. Cha Young Pyo menduga kalau rahasia itu ada hubungannya dengan anak yang disembunyikan.
Ayah Do Hyun menikah dengan wanita bernama Min Seo Yeon, dan Min Seo Yeon sangat disukai oleh Kakek Do Hyun. Tanpa ragu ia langsung menjadikanya sebagai CEO dibandingkan memilih Ayah Do Hyun yang tak lain anak kandungnya. Ayah Do Hyun meninggalkan rumah selepas perselisihannya dengan Kakek Do Hyun dan Min Seo Yeon pergi ke Amerika. Setelah dibujuk oleh kakek, akhirnya Min Seo Yeon kembali dari Amerika dengan seorang anak. Anak yang bahkan tak diketahui apakah perempuan atau laki – laki.
Kecelakaan kemudian menimpa Kakek dan juga Min Seo Yeon. Young Pyo menyimpulkan bahwa kebakaran yang menimpa kediaman mereka kemungkinan sebagai pengalih dari kecelakaan mobil yang menimpa.
Ketika pembicaraan Cha Young Pyo dan Yoon Ja Kyung, kini kamera langsung tertuju pada Oh Ri On yang sibuk dengan laptopnya di kamar. Dia mengirimkan email draft novel yang telah ia kerjakan lalu menghubungi editor. Dia mengatakan kalau ia akan kembali melanjutkan novel panjang yang sempat terbengkalai. Sepertinya dewa keberuntungan tengah berpihak padanya.
Ri On kemudian membuka sebuah papan dorong yang terdapat didepan lemari buku miliknya. Tampaklah susunan silsilah Keluarga Grup Seung Jin yang tertata dengan rapi beserta beberapa note yang terdapat disana.
Kembali ke tempat penyimpanan bawah tanah, Do Hyun sibuk untuk membuka pintu ruangan tapi sampai kelelahan pun belum bisa terbuka juga. Ri Jin sudah mabuk karena minum soju disana, dia menyuruh Do Hyun untuk berhenti. Ketika keluarganya sadar maka mereka akan segera datang kesana.
“Apa kau ingin segelas juga, Tuan Cha?” tanya Ri Jin mengangsurkan segelas soju.
“Tuan Cha?”
“Se Gi bilang jangan pernah menyebut namamu lagi, jadi biar adil, aku memutuskan untuk mengelompokkan Cha dan Shin. Tuan Cha yang baik. Tuan Shin yang kasar.”
Ri Jin menunjuk Do Hyun, dia menduga kalau orang dihadapanya kini adalah Tuan Shin. Do Hyun menurunkan telunjuk Ri Jin, “Ini Tuan Cha.”
Ri Jin tertawa, dia memang agak mabuk jadi lupa. Dia kemudian memberitahukan kalau alasan dia minum itu karena dia takut. Dia tak mengidap klastropobia atau agropobia. Tak punya phobia tapi dia agak takut dengan ruang bawah tanah dan api. Ayah selalu membujuknya untuk menghadapi ruang bawah tanah. Ketika ia menghirup bau pohon, dia berfikir kalau ruang bawah tanah tak begitu menyeramkan sehingga ia mengajak Oppa ke ruang bawah tanah. Tapi Oppa juga takut.
“Kembar memang kembar!” ucap Ri Jin dengan tawa tak tertahankan. Dia bahkan sampai terjatuh karenanya.
Do Hyun langsung menarik tubuh Ri Jin sehingga jarak antara keduanya semakin tipis. Keduanya sama – sama terkunci karena tatapan mereka. Batin Do Hyun mencoba mengelak bahwa yang berdebar bukanlah hatinya. Sedangkan Ri Jin dilema, dia bertanya – tanya apakah Do Hyun telah berubah menjadi Shin Se Gi atau tidak.
“Atau mungkin... Shin Se Gi?”
Mendengar nama Se Gi disebut, Do Hyun mengeratkan pegangannya ke lengan Ri Jin. “Oh Ri Jin, apa kau masih bingung antara aku dan Se Gi? Haruskah aku melakukannya agar tidak membingungkan kita?”
Do Hyun menatap dalam ke bola mata Ri Jin dan semakin mendekatkan jarak diantara keduanya.
Bersambung Ke Episode 6
0 Response to "Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 5 Part 2"
Posting Komentar