Sinopsis Blood Episode 1 Part 2
Sesampainya di toko buku, Ji Sang mencari buku yang ia perlukan.
“Awww...” teriak seorang pelayan yang jarinya tersayat ketika membuka ikatan buku. Teriakan pelayan itu membuat Ji Sang menoleh, namun tatapannya tak bisa beralih dan terus tertuju pada jari Pelayan yang terluka dan mengeluarkan darah. Ji Sang mulai menahan ludah. Tapi semakin menahan rasa hausnya, Ji Sang malah bisa melihat aliran darah yang mengalir di leher Si Pelayan. Lensa mata Ji Sang sudah berubah keemasan.
Ji Sang berbalik memunggungi pelayan. Ji Sang memejamkan mata dan melampiaskan rasa dahaganya dengan meremas buku hingga tanpa disadari buku itu pun terbelah.
Ji Sang keluar dari toko, ia berpapasan murid SMP yang menuju ke sekolah. Raut wajah Ji Sang menunjukkan kesedihan karena dirinya tak memiliki teman ataupun diizinkan untuk masuk ke sekolah. Dia selalu seorang diri.
*****
Sun Young mengajar Ji Sang seperti biasa tapi nampaknya Ji Sang tidak dalam kondisi ingin belajar. Dalam otaknya terus terbayang tetesan darah yang keluar dari jemari Pelayan Toko Buku. Sun Young tersadar Ji Sang terus melamun hingga ia menegurnya.
“Jika aku akan selalu sendirian seperti ini, apa gunanya belajar? Aku bahkan tidak bisa pergi kesekolah, Apa artinya semua ini?” tanya Ji Sang.
Sun Young meyakinkan putranya, suatu saat dia juga akan bisa hidup nyaman seperti orang lain dan dia akan mengetahui tentang dirinya sendiri.
“Mengetahui kalau aku tidak akan bisa hidup dengan mudah. Aku tahu benar siapa aku ini.” kesal Ji Sang.
“Kau sudah melakukan dengan baik sampai saat ini, kan? Kau juga bisa melakukannya untuk masa yang akan datang.”
“Ibu, kenapa Kau selalu percaya dengan apa yang ingin Kau percaya?” tanya Ji Sang semakin kesal. Ia pun berlalu meninggalkan Sun Young.
Malam harinya, ucapan Ji Sang benar – benar membebani pikiran Sun Young. Sun Young yang meramu obat terhenti saat ia mendengar suara sesuatu.
Park Ji Sang berdiri membeku tengah malam dikandang rusa. Ia sama sekali tak berkutik saat menatap rusa yang ada dihadapannya sudah mati dengan gigitan di leher. Ji Sang melampiaskan rasa hausnya karena terus memikirkan darah di jari Pelayan Toko Buku.
Tatapan mata Ji Sang kosong dengan mulut penuh darah. Ia tak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya, ia tak tahu harus berbuat apa. Lutut Ji Sang melemas, ia berlutut di tanah menangisi atas apa yang terjadi.
Sun Young menutup mulut menatap putranya berlutut sambil menangis. Ia sama sedihnya dengan Ji Sang, kini putranya sudah tahu jati dirinya sendiri.
Ji Sang sudah kembali ke kamarnya tapi ia belum juga tertidur. Ia terus terjaga hingga matahari menyingsing dan cahaya menerobos masuk ke kamar. Cahaya matahari mengenai tangannya. Ji Sang tak sadar sampai akhirnya tangannya mulai melepuh dan terasa sakit.
Ji Sang berteriak frustasi merasakan perubahan dalam dirinya. Ia masih belum menerima perubahan ini.
Ji Sang melampiaskan kemarahannya dengan berlari melewati hutan belantara, frustasi dengan kenyataannya bahwa dirinya bukanlah manusia. Dirinya berbeda.
Tak perduli harus jatuh terguling, ia tetap berlari menuju ke tepian pantai. Ia melompat ke batu karang yang menjulang tinggi, ia hampir terjatuh hingga berpegangan erat pada karang. Ia kehilangan kendali hingga akhirnya harus terjatuh ke dalam laut.
Tapi, entah bagaimana caranya hingga Ji Sang mampu bertahan dan ia sudah berada ditepian pantai. Menatap langit biru nan luas, ia berteriak marah melapiaskan kesedihan sekaligus kemarahan.
Ji Sang berjalan pulang dengan tatapan kosong bahkan ketika sebuah mobil meng –klaksonnya karena ia berjalan menghalangi mereka. Pemilik mobil mencak – mencak dan menyuruh Ji Sang untuk minggir. Ji Sang tak merespon.
Pemilik mobil geram, ia menghampiri Ji Sang dan menyuruhnya meminta maaf. Ji Sang masih diam seribu bahasa hingga pemilik mobil tak tahan dan menyerang Ji Sang.
Dengan kekuatan yang ia miliki, Ji Sang menghindari pukulan itu. ia balas membanting pemilik mobil.
Kawan- kawan pemilik mobil rupanya adalah para gangster. Ia geram melihat ketuanya diserang, mereka pun kompak menyerang Ji Sang.
****
Kejadian ini berakhir di kantor polisi dengan kondisi para gangster babak belur. Ketua Gangster meyakinkan kalau pelaku yang membuat mereka babak belur adalah Ji Sang. Jelas saja polisi tak percaya sama sekali, mereka seharusnya menunjuk pelaku yang lebih mungkin dari pada anak kecil.
Gangster tak tahu bagaimana cara untuk menjelaskannya pada polisi sedangkan Ji Sang terus tertunduk tanpa berbicara sepatah katapun.
Sun Young berlari hingga nafasnya terengah – engah, ia menatap gangster dihadapannya sudah babak belur. Ia juga memandang sendu ke arah putranya yang hanya tertunduk.
Tanpa siapapun sadari ada seorang pria yang tertidur dibangku. Dengan pakaian serba hitam, ini gerombolan Jae Wook.
*****
Ji Sang berhasil keluar dari kantor polisi.
“Setelah memamerkan kekuataunmu, apa kau merasa lebih baik?” tanya Sun Young.
Ji Sang membenarkan ucapan ibunya, dia sudah menemukan arah hidupnya. Dia hanya perlu menggunakan sedikit kekuatan untuk mendapatkan uang. Ji Sang berbicara dengan sarkatis dihadapan Sun Young.
“Jika kau melakukan apa yang kau inginkan, apa kau jadi bahagia?”
“Ya. Aku pikir sekarang ini semuanya tidak begitu buruk” jawab Ji Sang enteng.
Sun Young berteriak dihadapan Ji Sang dengan marah. Ia menyuruhnya untuk tetap mencoba menahan diri seberapapun kekuatan yang ia miliki. Hiduplah dengan nyaman!
“Aku percaya kau bisa menyelamatkan dirimu. Dengan kemampuanmu! (- ucapan Hyun Seo). Aku tahu itu adalah kalimat indah, tapi Aku tidak tahu apa-apa soal ayah yang meninggalkanku dengan wasiat yang indah. Jadi, itu tidak menyentuh hatiku” tutur Ji Sang.
Sun Young berjanji. Dia berjanji akan menceritakan segalanya saat Ji Sang sudah siap.
Ji Sang menolak. Matanya mulai meneteskan air mata, “Aku..benar-benar... ingin menjadi manusia biasa tapi tidak ada harapan dan karena tidak ada harapan, aku selalu kesal.”
Sun Young memeluk putranya yang menangis. Ji Sang berucap dengan suara lemah, “Kau seharusnya tidak melahirkanku.”
*****
Disisi lain, Seorang pria kini tengah bersantai sambil meminum minumannya. Ia Kim Jae Wook yang bekerja menjadi professor kedokteran di universitas Havard. Jae Woon menerima panggilan, entah apa yang dibicarakan membuat dia memerintahkan untuk mengawasi mereka. “Ada sesuatu yang harus aku lakukan sebelumnya.”
*****
Ji Sang melakukan ritual untuk berdoa. Entah pengharapan apa yang ia inginkan tapi belum apa – apa Ji Sang sudah pesimis terlebih dahulu.
“tentu saja, kau tidak akan mendengarkannya. Apapun yang aku inginkan...ya kan?”
Tanpa Ji Sang sadari, dua pria berpakaian serba hitam tengah mengawasinya. J dan Chul Hoon.
Ditempat yang sama, sebuah keluarga tengah melakukan perjalanan. Sang Anak perempuan terus – terusan mengeluh, bukan perjalanan di hutan seperti ini yang ia inginkan. Dia hanya ingin berbelanja.
“Kita bisa pergi Hawaii nanti! Hari ini, ayo kita menghirup udara segar ini!” bujuk Ibu.
Dihutan yang sama, J dan Chul Hoon menggunakan kekuatan mereka untuk mengumpulkan serigala.
Anak perempuan yang malas jalan – jalan hanya memperhatikan kedua orang tuanya memotret tumbuhan. Tanpa sengaja, gadis tadi malah melihat seekor kelinci. Ia memanggilnya namun kelinci malah kabur.
Ibu dan Ayah berbalik, ia terkejut melihat putri mereka sudah menghilang. “Chae Eun. Chae Eun!”
Sedangkan Ji Sang bisa mendengar sesuatu, ia celingukan merasakan sesuatu yang aneh.
Chae Eun berhasil menangkap kelincinya, ia dengan riang berkata bahwa ia hanya ingin memeluknya sebentar saja.
Gerombolan serigala perlahan mulai mendekati Chae Eun. Chae Eun yang melihat kehadiran mereka langsung ketakutan apalagi seekor serigala melompat untuk menerkamnya. Seketika Chae Eun pingsan.
Disaat yang tepat, Ji Sang muncul. Ia melompat menancapkan tongkat ke arah srigala. Ia melawan mereka dengan begitu lincah. Namun ia sempat terdesak hingga akhirnya mata Ji Sang berubah keemasan, ia berubah menjadi vampire untuk melawan para serigala.
“Vampir darah murni. Park Hyun Seo, anakmu sangat spesial. Dengan Jason, Aku akan buktikan kalau aku benar.” ---- Suara Jae Wook.
J dan Chul Hoon tersenyum licik melihat perubahan pada diri Ji Sang. Mereka sudah bisa memastikan bahwa anak laki – laki dihadapannya adalah putra Hyun Seo.
Ibu dan Ayah Chae Eun masih mencari – cari putrinya namun dalam perjalanan, ia berpapasan dengan dua pria misterius.
Ji Sang berhasil mengalahkan semua serigala, namun luka disekujut tubuhnya juga begitu banyak. Ia meringis kesakitan karena luka menganga dilengannya. Tetesan darah terus mengalir. Ajaibnya, darah yang menetes ke tanah membuat tanah itu berubah subur. Dengan sekejap rumput ditempat darah Ji Sang menetes langsung tumbuh dalam sekejap.
Chae Eun dalam kondisi setengah sadar memperhatikan Ji Sang, sampai akhirnya Chae Eun benar – benar pingsan.
Ji Sang merawat Chae Eun yang mulai tersadar. Chae Eun linglung, ada dimana mereka?
“Kita masih dihutan.”
“Aku belum sadar benar. Apakah ini mimpi?” tanya Chae Eun.
“Itu karena kau memakan tumbuhan penghilang rasa sakit.”
Chae Eun dengan polosnya bertanya, Ji Sang itu apa? Apa dia seperti hantu yang tinggal di hutan.
Sejenak Ji Sang berfikir, mungkin bisa dikatakan seperti itu. Tapi Chae Eun masih dilanda keheranan, kalau memang hantu. Kenapa dia bisa bicara?
“Di dunia ini, ada juga jenis hantu yang seperti itu.”
“Saat ini, saat kau berada di sampingku, Aku berdoa pada Tuhan dan kurasa dia mendengarnya. Aku berdoa agar seseorang muncul dan menyelamatkanku. Terima kasih Oppa, aku sangat berterimakasih.”
Suara Tim SAR memanggil – manggil Chae Eun. Ji Sang bergegas untuk pergi tapi sebelumnya dia memperingatkan agar Chae Eun jangan berjalan sendirian. Meskipun dia ada disana, ia tak selalu berada disana.
Ji Sang berlalu pergi, seolah masih enggan. Ia menoleh dan Chae Eun pun juga menatap kepergian Ji Sang.
Tim SAR berhasil menemukan Chae Eun. Chae Eun, kan?
“Ya benar. Tapi, dimana orang tuaku?” tanyanya. Entah apa yang terjadi pada kedua orang tua Chae Eun setelah bertemu dengan dua pria misterius.
*****
Sun Young menyambut kepulangan Ji Sang. Dia terkejut melihat luka dilengan Ji Sang. Apa yang terjadi?
Ji Sang menceritakan semua hal yang terjadi padanya. Sun Young memuji sikap Ji Sang, bagaimana dengan kondisi gadis itu? Ji Sang tampak aneh.
“Aku tidak tahu alasannya. Ini pertama kalinya aku merasa seperti ini. Tapi kurasa itu tidak terlalu buruk.” Ucap Ji Sang dengan tersipu. Mungkinkah ia jatuh cinta pada pandangan pertama?
*****
Jae Wook menerima laporan lagi. ia merasa kalau penyelidikannya sudah cukup. Ia menyuruh mereka untuk membawa anak itu. Hanya anak itu.
*****
Keesokan paginya setelah semalam terus terjaga karena memikirkan pertemuannya dengan Chae Eun, Ji Sang berjalan – jalan. Tak sengaja, ia melihat ke arah penjual yang menjajakan jepit rambut. Tatapan Ji Sang tertuju pada sebuah jepitan.
Ji Sang berjalan pulang, didepan rumah ia terkejut karena merasakan sesuatu yang aneh.
Yap. Ibunya sudah diserang oleh J dan Chul Hoon yang datang ke rumah mereka. Sun Young juga sudah berubah menjadi vampire. Ia dibanting ke sana kemari. Chul Hoon bersiap menggunakan suntikan untuk membunuh Sun Young.
“Apa yang kau lakukan?!” teriak Ji Sang membuat Chul Hoon urung untuk melakukan niatnya.
J sigap mengerang Ji Sang yang akan menghampiri ibunya. Dan Chul Hoon pun menggunakan kesempatan ini untuk menyuntik leher Sun Young.
Kondisi Ji Sang terjepit, ia tercekik oleh Chul Hoon yang membantu J.
Dengan segenap kekuatan yang tersisa, Sun Young berangsur – angsur membawa tubuhnya untuk menuju ke stop kontak. “Ji Sang! Tutup matamu!”
Ji Sang mengikuti perintah ibunya dan Sun Young segera memencet tombol stop kontak. Seketika ruang tamu tepat Ji Sang tersorot cahaya terang yang mebuat J dan Chul Hoon sakit mata. Mereka meraung kesakitan sedangkan Ji Sang tetap menutup mata rapat – rapat.
Ji Sang akhirnya berhasil menggendong ibunya keluar dari rumah. dengan panik ia ingin membawa ibunya menuju rumah sakit tapi Ibu menolak, itu tak akan ada gunanya.
“Ji Sang, kau harus melarikan diri ketempat yang jauh.”
“Siapa mereka? Siapa orang-orang brengsek itu?”
“Lari saja. Cepatlah! Tapi sebelumnya, ada yang harus kau lakukan....”
*****
Jae Wook kini duduk dengan angkuh meminum segelas wine (darah?), ia mungkin sudah menerima laporan bahwa anak buahnya gagal untuk bisa menangkap Ji Sang. Ia dengan penuh kemarahan meremas gelasnya hingga pecah berkeping – keping.
*****
Ji Sang membawa ibunya kembali ke rumah. Sun Young memerintahkan Ji Sang untuk melakukan apa yang sudah ia perintahkan, jika tidak. Ia takut kalau ada seseorang yang terinfeksi seperti dia.
“Infeksi? Apa yang sedang kau bicarakan?”
“Kau harus melakukannya. Dan fotomu. Bawalah fotomu bersamamu.”
Ji Sang menangis, ia meminta ibunya untuk tetap bertahan. Tetaplah hidup.
“Maafkan aku.. maafkan aku. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu.” Ucap Sun Young akan menggapai Ji Sang. Ji Sang menggenggam tangan ibunya, dan tetap saat itulah Sun Young meninggal dunia.
Ji Sang menatap sendu ibunya. ia menangis menerima kenyataan ini, ia hanya seorang diri.
Ji Sang menjalankan apa yang ibunya perintahkan, ia mengambil lukisan yang ibunya suruh untuk dibawa. Saat ia melepasnya dari tembok, sebuah kotak jatuh dari balik lukisan. Ketika dibuka, ada beberapa tumpukan benda dan kaset.
Perintah selanjutnya adalah membakar rumah yang mereka tinggali bersama dengan tubuh ibunya pula. Ji Sang mengingat ucapan ibunya sebelum meninggal, “Ji Sang, Kau bisa menjadi manusia biasa sama seperti seekor binatang buas yang berubah menjadi pangeran tampan.”
Ji Sang memperhatikan tubuh ibunya yang ada dalam kobaran api, dirambut Sang Ibu sudah tersemat jepit rambut yang Ji Sang lihat dijalan. Ji Sang membelinya untuk kado Sun Young dan kini dikenakan Sun Young sampai akhir hidupnya.
Disuatu tempat, seperti laboratorium. Dengan derai air mata, Ji Sang memutar kaset yang ia temukan dibalik lukisan.
“Jika kau menonton ini.. pasti ada sesuatu hal buruk yang sudah terjadi. Aku berharap kau tidak perlu menonton ini, tapi Jika kau menontonnya... dengarkan aku baik-baik.”
*** KILAS BALIK KISAH JI SANG BERAKHIR***
Kembali ke medan perang tempat Ji Sang bertugas, ia menyelamatkan tentara yang berjatuhan. Ia bersama rekannya yang terus – terusan mengeluh harus mengerjakan pekerjaan ini.
Disaat genting, ponsel Ji Sang berdering. Ia menerima panggilan dari rekannya. Rekan Ji Sang bergurau dengan suara dentuman yang ia dengar, ia mengira kalau Ji Sang sedang main game. Wuaa, bunyi suara senapannya seprti sungguh-sungguh!
“game apa! aku sibuk! aku tutup!”
“Ah, tunggu! akhirnya aku menemukannya sumber utama dari bahan itu.”
“Dimana?”
“Rumah Sakit Kanker Taemin di Korea. Tepatnya, data base dari keamanan Rumah sakit.”
Ji Sang memerintahkan rekannya untuk membawa tentara yang sudah menerima pengobatan untuk pergi.
Ji Sang menoleh, tepat saat itu sebuah rudal mengarah padanya. Terjadi ledakan tepat ditempat Ji Sang.
Semua orang terbelalak melihat Ji Sang terkena rudal dan meledak.
Tapi ingat, dia bukanlah manusia. Tubuh Ji Sang masih untuk meskipun tubuhnya penuh luka, dia bangkit dan melepar ponselnya meskipun rekan Ji Sang memanggilnya.
0 Response to "Sinopsis Blood Episode 1 Part 2"
Posting Komentar