Sinopsis Healer Episode 6 Part 2

Sinopsis Healer Episode 6 Part 2

Min Jae membicarakan kasus Yoon Hee dengan Moon Ho. Kasus ini adalah sebuah kasus pemerasan, Wanita muda menargetkan tokoh terkenal dan sengaja mencoba merayu mereka. Setelah berkencan dengan mereka, dia mulai menuntut uang dari mereka.

“Dan maksudmu Joo Yoon Hee adalah contoh yang jelas dari kasus itu?” tanya Moon Ho dengan raut tak sependapat.

Min Jae membenarkan. Yoon Hee bahkan contoh terburuk dimana menceritakan pada reporter dan memuatnya dalam artikel. Targetnya adalah seorang anggota dewan yang mencalonkan diri menjadi Walikota Seoul. Kabarnya Yoon Hee menuntut 3 milyar won.



Didepan kantor polisi, Yoon Hee menerima rentetan pertanyaan yang memojokkannya. Chi Soo dan Yeong Shin mencoba menghalangi tapi jumlah mereka begitu banyak bahkan Yeong Shin hampir tersulut emosi karena pertanyaan dari salah seorang wartawan.

Untungnya Chi Soo segera menarik Yeong Shin untuk pergi.

Kini berita mengenai Pemerasan yang dituduhkan pada Yoon Hee menjadi berita hangat.



*****

Moon Ho menghidangkan makanan untuk Min Jae. Min Jae memuji masakan Moon Ho, ia juga penasaran dengan masakan kakak Moon Ho karena Moon Ho dulunya belajar masak saat membantu Moon Shik. Wanita pertama yang merebut hatimu, Apakah dia mencoba masakan kakakmu?

“Kau masih ingat itu? Tak bisakah kau melupakannya sekarang?”

Mana bisa Min Jae melupakannya. Disaat mereka berpacaran, tak perduli berapa lama dia menunggu tapi Moon Ho tak juga melamarnya. Akhirnya Min Jae lah yang melamar dengan mengumpulkan keberanian. Tapi ia mendapat penolakan karena wanita pertama Moon Ho masih berada dalam hatinya.



Min Jae meminta penjelasan Moon Ho yang keluar dari Perusahaan. Apa dia akan pergi ke Perusahaan kakaknya?

Moon Hoo mengaku kalau ia ingin mengajari seorang anak tentang dasar – dasar, ia yakin dengan sedikit polesan maka ia akan menjadi sesuatu. Apa kau mau menerimanya?

“Dia seorang gadis?” tanya Min Jae.

“Sudah kubilang dia anak-anak.”

“Tapi kenapa kau berhenti? Kau bisa membawanya ke stasiun TV kita.”



Moon Ho rasa Min Jae tak akan menerimanya karena dia tak mau memuat artikel Joo Yoon Hee. Jika tidak dengan kasus ini, ia rasa pertumbuhannya tak begitu baik. Mimpinya adalah menjadi seorang reporter sejati.

Min Jae semakin dibuat bingung, apa yang akan Moon Ho lakukan? Lalu ada hubungan apa anak ini dengan Wanita Pertama Moon Ho? Min Jae terbawa emosi, dia kesal kenapa Moon Ho bisa membuatnya begitu menyedihkan.

Moon Ho mengaku kalau dia berhutang besar pada wanita ini, dia akan melunasinya.


“Setelah kau melunasinya Akankah kau mengosongkan tempat pertama di hatimu? lalu apa yang terjadi?”

Moon Ho bilang dia akan pergi ke Alaska atau mungkin ke Afrika. Dia akan pergi ke tempat yang benar – benar dingin atau panas karena hidupnya selama ini sudah begitu hangat. Min Jae semakin kesal saja karena Moon Ho sama sekali tak memberikan ruang kosong untuknya dan menempatkan Wanita Pertama sebagai yang utama.



Tak sengaja Min Jae menumpahkan bir –nya. Moon Ho berusaha mengelap tapi ditampik oleh Min Jae. Moon Ho tetap meraih tangan Min Jae, dia membersihkan tangannya yang basah.



*****
Seorang kurir pengantar makanan sampai didepan sebuah gedung tak terawat. Ia memasuki gedung itu dengan heran, apakah benar ini tempatnya? Aku di lantai empat. dan tak ada apapun di sini.

Setelah menerima instruksi, kurir itu meletakkan makanannya diatas sebuah kardus yang ada uangnya.


Tak selang lama Jung Hoo mengambil makanan itu. Dia tiba – tiba menoleh, merasakan sesuatu yang aneh. Tapi tak ada apa – apa disana.


Seseorang dengan pakaian serba hitam muncul dari atas setelah Jung Hoo berjalan masuk kedalam rumahnya.


Jung Hoo membuka pintu rumahnya dengan kunci tersembunyi, ia menggerakkan plang nama untuk membuka pintu. Lalu menggunakan cincin untuk menyalakan LCD komputer, dipandanganinya layar tersebut. Instingnya berkata ada yang mengikuti tapi di CCTV tak menangkap ada seorang pun ada diluar sana.



Jung Ho menghubungi Bibi tapi lagi – lagi Bibi tak ada. Jung Hoo meninggalkan pesan, kemana Bibi Min Ja pergi seharian? Jung Hoo yakin Bibi mendengar pembicaraannya dengan Sang Soo, ia yakin kalau yang menjebakknya adalah Kim Moon Shik. Tapi kenapa dia memerintahkan Sang Soo untuk membunuhnya?

Jung Hoo akan menyingkirkan Moon Shik sendiri tapi ia juga membutuhkan bantuan dari Bibi Min Ja.


Geregetan tak menerima jawaban membuat Jung Hoo kesal, “Sungguh, ke mana saja kau seharian ini? Apa kau tak menjawab teleponmu hanya karena kau tidak di kantor? Lalu buat apa kau punya ponsel?”

Dan memang benar kalau Bibi Min Ja sebenarnya mendengar semua ucapan Jung Hoo tapi tak ia hiraukan dan sibuk membuat makanan. Bibi Min Ja berkata pada seseorang, “Kau dengar itu? Dia akan mencari tahu semuanya sendiri meski aku tak bilang apa-apa. Dia akan mencari tahu Kim Moon Shik adalah teman ayahnya.”



Dan seseorang yang berbicara dengan Bibi Min Ja adalah pria berpakaian hitam yang mengikuti Jung Hoo tadi. Dia berjalan dengan hati – hati agar ia tak tertangkap kamera CCTV.

Pria yang mengikuti Jung Hoo adalah Jung Chae Bum. Salah satu teman dari Ayah Jung Hoo dan juga gurunya. Dia bertanya pada Bibi Min Ja, apakah Jung Hoo benar – benar telah mencari tahu tentang dia, Myung Hee dan juga dia?

Bibi Min Ja rasa belum tapi kalau terus digali, semua hanya masalah waktu. Dia rasa Ibu Jung Hoo sudah mengatakan kalau meninggalnya ayah Jung Hoo karena sebuah kecelakaan. Surat kabar di masa itu harusnya cukup untuk mengungkapkan kebenaran. Seo Joon Seo (Ayah Jung Hoo), lahir tahun 1960. Membunuh temannya sendiri demi uang dan dan melakukan bunuh diri karena rasa bersalah saat sedang interogasi polisi.




Chae Bum tanya bagaimana pendapat Bibi Min Ja mengenai reaksi Jung Hoo setelah tahu tentang Ayahnya. Bukankah dia seperti autis? Dia ingin tinggal di pulau terpencil kan? Sungguh nyalinya ciut.

Bibi Min Ja menegaskan kalau Jung Hoo sama sekali tak pernah meninggalkan siapapun tapi orang – orang disekitarnyalah yang meninggalkannya. Ibu, nenek, Ayah dan bahkan Chae Bum sendiri yang tak lain gurunya.



*****
Jung Hoo menyantap makanan yang telah didapatnya. Sebuah pesan masuk, itu dari Yeong Shin yang memberitahukan nomornya. Jung Hoo hanya tersenyum lalu mengabaikan pesan Yeong Shin.

Yeong Shin yang terabaikan kembali mengirim pesan, dia kesal karena Jung Hoo meninggalkannya tanpa permisi tadi siang. Apa dia mau kalau ditendang bokongnya?

Lagi – lagi Jung Ho mengabaikan pesan tersebut. Tapi ponsel kembali bergetar mendapat pesan Yeong Shin.
Kau baik-baik saja? Ini nomorku. Jadi telepon aku dan beritahu aku kalau kau baik-baik saja. Aku terlalu sibuk hari ini. dan tak sempat mengurusmu. Kau baik-baik saja, kan? Aku... berharap aku bisa mati sekarang.


Membaca pesan Yeong Shin yang terakhir membuat Jung Hoo tesenyum, dia kembali mengucap isi pesan Yeong Shin. Kau baik – baik saja. Kau baik – baik saja?

Namun diakhir pesan tersebut membuat Jung Hoo sedikit berfikir karena Yeong Shin berkata kalau dia ingin mati.


Dirumah Yeong Shin, dia masih terus diam memperhatikan situasi sekarang yang semakin runyam saja. Mereka menggugat Yoon Hee dengan alasan uang. Ini membuat Chi Soo tak nyaman, apakah Yoon Hee pernah menyebutkan tentang uang? Terutama 3 miliyar won?

Yoon Hee menggeleng tapi kemudian ia ingat sesuatu, “saat itu, Saat aku memberitahunya bahwa aku akan menuntutnya jika dia terus menggangguku seperti itu. Direktur Hwang pernah bertanya berapa banyak aku bisa dibeli. Dia bertanya apakah 30 juta Won cukup. Jadi aku bilang padanya dengan menangis, bahwa masalahnya bukan uang dan bahkan 3 miliar takkan cukup. Apalagi 30 juta Won.”



Kemudian Pihak Hwang Jae Guk juga menuntut mengenai pelanggaran hak privasi jadi kemungkinan mereka akan menggunakan artikle Yeong Shin sebagai bukti. Yeong Shin mengelak kalau dia telah melakukan itu.

“Diamlah!” seru Chi Soo. Kondisi memang sedang tegang, Chi Soo menyuruh Paman Chul Min untuk memberinya artikel Yeong Shin agar bisa dievaluasi.



Yeong Shin menerima panggilan Bong Soo. Dengan suara keras Yeong Shin bertanya kenapa Bong Soo baru menelfon?  Lagi – lagi Chi Soo menyuruh Yeong Shin diam hingga ia pun memilih untuk keluar dari ruang kerja Chi Soo.

Yeong Shin ngomel karena Jung Hoo kabur begitu saja, setidaknya dia harus memberitahukan kalau ingin pergi. Tapi omelan Yeong Shin segera berubah simpati saat Bong Soo berkata kalau dia sangat takut. Muntah sepanjang hari dan tak bisa tidur.

“Apa kau selalu muntah setiap kali kau terkejut atau takut?”

Jung Hoo membenarkan. Ia meminta pada Yeong Shin untuk jangan memberitahukan siapapun tentang kebiasaannya itu.


Yeong Shin menyuruh Jung Hoo jangan malu toh setiap orang punya kelemahan masing – masing. Bahkan dia juga akan sulit bernafas ketika dalam kondisi takut. Tapi bagaimana pun dia senang bisa mendengar suara Jung Hoo, apa kau besok berangkat?

Jung Hoo menjawab Ya. Yeong Shin menyuruh Jung Hoo tak usah terburu – buru berangkat. Dia juga minta maaf telah menyeret Jung Hoo dalam masalahnya.

“Selamat malam.”

“Baiklah. Selamat malam juga.” Balas Jung Hoo.


Yeong Shin menyetop Jung Hoo, dia baru sadar kalau Jung Hoo menggunakan bahasa tak formal saat bicara dengannya. Jung Hoo hanya bisa memutar bola matanya sebal, dia lalu menanyakan maksud dari baris terakhir pesan Yeong Shin yang bilang ingin mati.

Yeong Shin rasa ceritanya begitu panjang. Dia kembali bertanya apakah perut Jung Hoo tak bermasalah sekarang?

“Aku berbaring di tempat tidur sekarang dan aku merasa baik-baik saja sekarang.” Jawab Jung Hoo berbohong. Dia sekarang berada digedung depan rumah Yeong Shin sambil memperhatikannya.

Yeong Shn memilih bercerita sambil duduk hingga membelakangi Jung Hoo. Agar bisa melihat ekspresi Yeong Shin, ia pun turun dari gedung dan berdiri tak jauh darinya.



Yeong Shin menceritakan perihal artikelnya yang kini menerima perlawanan. Dia, ayahnya dan Yoon Hee dituntut karena hal itu. seperti kata seseorang, ini diluar batas kemampuannya.

“Mungkinkah orang itu... Reporter Kim Moon Ho?” tanya Jung Hoo.

Yeong Shin kesal dan menyuruh Jung Hoo jangan menyebut nama itu lagi. Yeong Shin menceritkan betapa dia sudah menjatuhkan harga diri karena menelfon Moon Hoo, tapi dia malah seperti anjing yang sekarang mengubah kata – katanya karena situasi sudah berubah.

“Apakah dia terkenal?”



Yeong Shin keheranan karena Jung Hoo tak mengenali Moon Ho padahal mereka dalam bidang yang sama. Yeong Shin dengan tersenyum malu juga mengakui kalau dia menyukai Moon Ho sebagai cinta pertamanya. Dan seperti tahun lalu, dia satu dari dua pria yang dia suka.

“Kau benar-benar menyukai orang lain. Lalu siapa yang kau sukai lainnya?” tanya Jung Hoo.

“Ada seseorang. Aku ragu kau akan tahu siapa itu. Dia pesuruh misterius. Itu semacam pekerjaan. Kau asing dengan hal itu, kan?” ucap Yeong Shin membuat Jung Hoo tertegun. Pesuruh Misterius. Ini mengacu pada dirinya.



Dengan wajah berseri, Yeong Shin mengaku merasakan jantungnya berdebar – debar. Dia memulai memimpikan pesuruh yang ia maksud. Begitulah rasa sukanya dimulai, tapi dia begitu mahal dan misterius. Dia tak tahu apakah bisa bertemu dengannya atau tidak. “Aku tak pernah melihat wajahnya. tapi aku merasakan kehadirannya. Kau tahu rasanya seperti apa, kan? Rasanya seperti...”

Yeong Shin menepuk wajahnya, dia sadar kalau bicaranya sudah semakin ngelantur. Tapi bagaimanapun, Bong Soo baginya juga aneh.



“Kenapa aku bisa aneh?”

“Aku merasa.... untuk beberapa alasan aku nyaman bersamamu.” Jawaban Yeong Shin mampu membuat Jung Hoo tersenyum namun selanjutnya Yeong Shin berkata kalau Jung Hoo seolah –olah adalah Adik perempuannya.

Malam semakin dingin, Yeong Shin mengakhiri panggilan tersebut dan menyuruh Jung Hoo untuk tidur. Ekspresi Jung Hoo langsung berubah heran, dia mendesis karena Yeong Shin menganggapnya sebagai Adik perempuan.



*****
Dimalam yang sudah larut, Moon Shik melakukan pertemuan dengan seorang pria tua yang dipanggilnya sebagai Tetua. Tetua mengucapkan terimakasih atas kerja keras yang sudah Moon Shik lakukan akhir – akhir ini.

“Saya hanya melakukan apa yang telah diajarkan.” Ucap Moon Shik penuh rasa hormat.

Selain Moon Shik, disana juga ada Kim Eui Chan yang tampak tertunduk malu dihadapan Tetua.




Tetua menegur Kim Eui Chan dan bilang kalau dalam dunia ini dia tidak hidup sendirian. Ada batas dimana tak boleh dilanggar apalagi hanya demi wanita. Ia melakukan kesalahan ini padahal dia akan mencalonkan diri menjadi walikota. Akan ada banyak orang yang terlibat dan kasus ini membuat semua menjadi sulit.

Kim Eui Chan tak mampu berkata apapun, dia bangkit dari duduk lalu membungkuk hormat. Ini hanyalah kesalahan sesaat dan ia meminta kesempatan kedua.



Meskipun Kim Eui Chan hormat dengan tulus setulus –nya tapi Tetua hanya menatap dia dengan sinis.


*****
Moon Shik meluangkan waktu malamnya untuk merawat Myung Hee, dia menemaninya sampai tertidur tapi Myung Hee malah mengajaknya untuk bercerita, apa yang dilakukannya hari ini?

Tak ada yang berubah, Moon Shik bercerita kalau dia bertemu dengan para idiot yang haus akan kekuasaan. Begitu bodoh dan tak sopan. Dia bertanya pada dirinya sendiri apakah baik kalau menyerahkan kekuasaan pada orang – orang seperti mereka?



Myung Hee merasa kalau Moon Shik sudah berubah, bukan lagi anak kuliah yang pemalu, sedikit bicara dan mencibir dirinya sendiri. Kini dia melihat Moon Shik seperti seseorang dibalik Raja arthur dalan kisah Merlin the Magician. Bijaksana tapi penuh tipu muslihat yang cenderung rumit. “Kim Moon Shik. Apa mungkin, Kau lebih suka menjadi Raja Arthur daripada Merlin? Dalam 20 tahun terakhir, kau naik lebih tinggi, dan tumbuh semakin kuat. Tapi apakah itu masih belum cukup?”

Moon Shik mengelak. Dia masih seperti masa kuliahnya dan sekarang ia mencoba untuk mengarahkan mereka pada keadilan. Berdiri menentang arus itu memang tak baik, saat kita ingin menyuarakan keadilan dan menunjukkan sebuah kesalahan. Satu yang dia tahu, mereka tetap butuh sebuah kekuatan (yaitu dengan kekuasaan).



Myung Hee kini mengerti, ia meminta maaf karena menanyakan hal itu. Moon Shik tak masalah, ia pun mencium tangan Moon Hee dan menyuruhnya untuk tidur.


*****
Direktur Jang menantikan kehadiran Yeong Shin yang katanya akan mencarikan pengacara untuk mereka. Tapi tanpa diduga malah ada orang lain yang datang, Kim Moon Ho. Ia datang tanpa pemberitahuan hingga membuat staff terkejut.

Direktur Jang mengira kalau Moon Ho datang untuk mewawancarai mereka perihal artikel Yeong Shin.

“Mohon kerja samanya.” Ucap Moon Ho semakin membuat yang lain bingung.



Yeong Shin sampai kekantor, dia melihat Jung Hoo sedang menanti lift. Dia pun berjalan mengendap – endap untuk mengejutkannya tapi sepertinya Jung Hoo sadar akan kehadiran Yeong Shin jadi menanggapinya dengan pura – pura terkejut.

Beberapa rombongan membawa barang membuat Yeong Shin bertanya – tanya, “Apakah seseorang pindah ke sini?”



Moon Ho berkeliling untuk melihat keseluruhan kantor someday. Yeong Shin yang baru datang sampai tertegun melihat sosok Moon Ho ada di kantornya.

Direktur Jang masih dilanda kebingungan apalagi saat rombongan pengiriman membawa barang – barang kantor ke tempat mereka.

Tapi kemudian Direktur Jang menerima telefon kalau tempat ini sudah dijual dan pembelinya adalah Moon Ho. Ia semakin membuat mereka terkejut.



Moon Ho menghampiri Yeong Shin, Bukankah kau seharusnya sibuk sekarang? Jam berapa sekarang?

“Ini jam delapan.”

Moon Ho menatap Yeong Shin penuh perhatian lalu menjitak dahinya, “Telepon ke rumah dan beritahu ayahmu bahwa kau takkan pulang selama beberapa hari.”

Perintah Moon Ho membuat Yeong Shin melongo. Dia masih bingung dengan semua ini.


Dan ada juga sepasang mata yang menatap keduanya dengan tajam, Jung Hoo. Yah. Jung Hoo yang terdiam menatap luruh pada Moon Ho.


*****

Bersambung Ke Episode 7

Related Posts:

0 Response to "Sinopsis Healer Episode 6 Part 2"

Posting Komentar