Sinopsis 'Blood' Episode 6 Part 1
Di akhir episode sebelumnya, ketika orang-orang memaksa akan mengurung Dong Pal sebagai jawaban atas reaksi kerasnya, Ji Sang justru menyatakan akan memberinya soj*. Syaratnya Dong Pal meletakkan gagang besi yang dipegangnya. Dong Pal melunak dan meletakkan gagang besi di tempatnya.
Di saat seperti itu, seorang perawat diam-diam berusaha mengambil suntikan penenang yang berada di meja kecil nggak jauh darinya berdiri. Dong Pal melihatnya. Emosinya mendadak tinggi kembali. Dijungkirbalikkannya barang-barang yang ada di atas meja kecil itu. Dia mengambil pisau kecil. Akibatnya tangannya terluka. Dong Pal berteriak akan membunuh mereka semua. Ji Sang, yang melihat darah di tangan Dong Pal, langsung pening. Dipegangi kepalanya.
Dong Pal menyerang Ri Ta. Secara refleks, Ji Sang pasang badan melindungi Ri Ta. Akibatnya pipinya sempat terluka, terkena sayatan pisau kecil yang dilayangkan Dong Pal. Karena nggak tepat sasaran, Dong Pal terjungkal sendiri. Dengan cepat, petugas keamanan membekuknya. Sementara itu, Ji Sang meninggalkan kerumunan itu dengan jalan sempoyongan. Ri Ta membuntutinya dan memanggil Ji Sang. Ketika berbalik, tampak luka sayatan di pipi Ji Sang mengeluarkan banyak darah, namun itu nggak lama. Pasalnya, luka itu dengan segera menutup. Ji Sang sadar dari linglungnya. Ditutupinya luka itu dengan penuh keterkejutan.
Ga Yun datang. Ri Ta ingin Ji Sang melepas tangannya, tapi Ji Sang menepis tangan Ri Ta dan mengatakan lukanya bukan apa-apa. Dia pergi ke ruangannya. Ga Yun mendekati Ri Ta dan bertanya apa Ji Sang tidak apa-apa, sepertinya itu sakit? Tanpa menggubris pertanyaan Ga Yun, Ri Ta mengikuti Ji Sang ke ruangannya.
Di ruangannya, Ji Sang melepas jas dan mengambil kotak P3K. Dia mengelap darah di lukanya yang sudah sembuh. Ri Ta mengetuk, menuntut dibukakan pintu. Ji Sang meminta Ri Ta bersabar, sebab dirinya sedang mengobati luka-lukanya. Ri Ta mau membantu merawat Ji Sang. Dibukalah pintu. Ji Sang menyuruh Ri Ta pergi, karena dirinya baik-baik saja. Dia menutup pintu ruangan lagi.
Malam harinya, Hye Ri dan Jae Wook melihat Dong Pal yang tengah tertidur di ruangannya. Hye Ri meminta maaf Dong Pal menggila, sebab kecanduannya terhadap alkohol nggak ada dalam rekam medisnya. Jae Wook memerintahkan Hye Ri untuk mengeluarkan Dong Pal besok. Hye Ri mengungkapkan kekhawatirannya Dong Pal telah mencapai tahap pertama dari reaksi obat. Jika dia sampai pergi ke RS lain dan obat yang telah diberikan ditemukan pihak lain, maka bisa timbul masalah nanti. Tetap saja, Jae Wook nggak mau mengambil risiko.
Di rumah, Hyun Woo menanyai Ji Sang, apa benar perubahan terjadi hanya berselang tiga jam dari dosis terakhir diberikan? Ji Sang mengiyakan. Dia menyebutkan itu terjadi waktu operasi transplantasi hati dan di ICU. Hyun Woo menyebutkan hal itu bukanlah masalah besar, bila perubahan hanya memengaruhi kedua pancaindera dan kemampuan fisik Ji Sang. Walaupun, tetap harus diambil sedikit tindakan.
Ji Sang bertanya apa bisa dosis serum atisan ditingkatkan? Hyun Woo menggeleng. Itu akan lebih mempersulit Ji Sang dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Lagipula, dia telah menambahkan sedikit dosis dari batas maksimumnya. LUUVY mengimbuhi berdasarkan catatan Sun Young, penambahan dosis serum atisan akan melemahkan tubuh Ji Sang, dan akan makin bertambah parah dengan menurunnya metabolisme tubuh, hingga akhirnya lumpuh saraf. Terlebih jika Ji Sang mengalami depresi berat. Dengan kata lain, itu akan memengaruhi performa Ji Sang dalam melakukan operasi.
Hyun Woo teringat cermin yang ada di kamar mandi. Dia menanyakannya kenapa cermin itu retak? Ji Sang mengaku kehilangan kontrol diri dalam sekejap. Hyun Woo mengajak Ji Sang melakukan tes darah. Ji Sang bilang ada satu masalah lagi. Dia bilang Ri Ta melihat cederanya di pipi. Meski, dia nggak merasa yakin Ri Ta melihat pipinya sembuh lebih cepat. Hyun Woo mengeluh.
Ji Sang sedang berjalan di sebuah lorong rumah sakit. Ketika dia mendengar suara wanita sedang menyanyi dan mengubah arah jalannya. Dia menemukan seorang wanita berpakaian merah jambu sedang duduk dengan leher terlihat jelas. Ji Sang mendekati wanita itu dan langsung berubah menjadi vampir. Dia membuka mulut dan mengigit leher wanita itu.
Ji Sang membuka matanya dengan napas terengah-engah. Dia mendudukkan dirinya. Diusapnya bibir, untuk melihat apakah ada darah di sana. Ketika yakin nggak ada, dia menghela napas lega.
Besok pagi, Hyun Woo mengingatkan Ji Sang untuk nggak melakukan operasi selama beberapa hari ke depan. Dia juga mengingatkan agar Ji Sang menghindari tempat di rumah sakit yang memberinya kemungkinan melihat darah. Dia mengatakan Ji Sang nggak lagi bisa mengontrol diri memakai serum atisan lagi. Ji Sang sudah berada di luar wilayah serum atisan. Dia menegaskan Ji Sang harus bisa mengontrol rasa hausnya akan darah pada keinginan sendiri.
Lagipula, Hyun Woo menambahkan, serum atisan sudah terlalu usang – ditemukan empat puluh tahun silam oleh Sun Young. Dia mengaku sama sekali nggak tahu apa efek sampingnya. Karenanya, dia akan melihatnya ke dalam lebih hati-hati lagi. Menurut penilaian Hyun Woo, serum atisan memengaruhi korteks serebral Ji Sang, sehingga Ji Sang sempat kehilangan kontrol diri dan memecahkan cermin kamar mandi.
Ji Sang melontarkan satu pertanyaan: kenapa dirinya merasa lumpuh dan lemah, padahal orang-orang yang juga terinfeksi akan merasa jauh lebih kuat dan agresif bila melihat darah. Hyun Woo berpendapat itu bisa jadi gegara penggunaan serum atisan yang dipakai Ji Sang selama ini, sehingga hasilnya berlawanan dari kebiasaan. Dia nggak yakin juga akan seperti itu terus. Ji Sang mau berangkat, tapi Hyun Woo langsung menarik plester di pipi Ji Sang. “Bukannya Dokter Yoo melihat luka di pipimu ya? Kok hanya menempel plester saja?” Ji Sang mengaku nggak bisa berbuat banyak.
Kepala petugas CCTV memberikan laporan pada Jae Wook tentang kejadian Dong Pal mengamuk. Mereka sedang melihat Ri Ta coba mengecek luka di pipi Ji Sang. Kepala petugas CCTV menginformasikan kalau Ji Sang tampak terluka parah di bagian pipi, karena darah sampai mengucur begitu. Jae Wook memerintahkan kepala petugas CCTV untuk memutar rekaman ke bagian Ji Sang mau diserang. Setelah melihatnya, dia memerintahkannya untuk memberikan rekaman Park Ji Sang di OR, ICU, dan ER dalam waktu tiga hari terakhir.
Soo Eun mempertanyakan kenapa Ri Ta bisa update informasi mengenai kejanggalan yang dimiliki Ji Sang? Dia bertanya apa benar pipinya Ji Sang sembuh dengan sendirinya? Ri Ta membenarkan, tanpa peduli apa Soo Eun mau percaya atau nggak padanya. Soo Eun bertanya apa yang mau Ri Ta lakukan? Memverifikasinya. Pertanyaan itu justru memberikan ide segar bagi Ri Ta. Dia beranjak karena merasa perlu melakukan verifikasi.
Soo Eun mengekori Ri Ta yang memanggil Ji Sang untuk menanyakan luka di pipi Ji Sang apakah dijahit sendiri? Ji Sang mengiyakan. Ri Ta mau membukanya, tapi tentu saja Ji Sang nggak mengizinkannya. Soo Eun mengajak Ri Ta pergi. Ri Ta pura-pura menyapa Presdir. Sehingga Ji Sang menengok, memberikan kesempatan pada Ri Ta untuk bisa menarik plester dari pipinya. Begitu plester terbuka, Ri Ta dan Soo Eun kaget melihat pipi Ji Sang dipenuhi jahitan. Ji Sang memarahi Ri Ta, “Apa sih yang kau lakuin? Apa kau mau tanggung jawab kalau sampai bertambah buruk. Akan kulaporkan kau ke komite etik kedokteran!”
Luka di pipi Ji Sang terlihat nyata, karena Hyun Woo sudah mempermaknya dengan bagus sebelum Ji Sang pergi tadi. Diam-diam Hyun Woo artis berbakat. Yap, dia mampu membuat luka di wajah Ji Sang terlihat lebih nyata.
Jae Wook sedang berdoa di gereja rumah sakit. Suster Sylvia datang. Jae Wook membantunya berjalan. Melihat kebaikan Jae Wook, Suster Sylvia mengucapkan terima kasih dan bertanya apa Jae Wook salah seorang karyawan RS Taemin? Jae Wook memperkenalkan dirinya sebagai direktur RS. Dia merasa terhormat kedatangan pasien seperti Suster Sylvia. Hal itu membuat Suster Sylvia bertanya apa Jae Wook mengenalnya? Jae Wook mengangguk dan mengatakan siapa nggak mengenal “Bunda Theresa-nya Asia”? Suster Sylvia malu mendengar pujian itu.
Suster Sylvia bertanya apa dirinya nggak mengganggu Jae Wook dalam berdoa? Jae Wook menggeleng, karena baru saja mau keluar. Suster Sylvia bertanya apa Jae Wook percaya pada-Nya, sehingga berdoa setiap hari atau hanya mampir? Jae Wook mengaku hanya mampir dan menyebutkan seharusnya dirinya menyempatkan mampir lebih sering ke gereja. Suster Sylvia terkekeh membenarkan. Dia mengaku datang ke gereja, karena memiliki banyak urusan yang banyak pada Tuhan. Jae Wook yakin begitu, sebab Suster Sylvia berurusan dengan hidup-mati orang-orang. Dia pergi.
Ji Sang dan Manajer Jung membicarakan tentang bangsal 21A yang dinilainya agak aneh. Pasalnya sampel darah yang diambil dari sana nggak diberikan ke lab RS, tetapi diberikan ke lab untuk dikembangkan oleh tim pengembang obat baru. Manajer Jung menginformasikan bahwa hasilnya pun nggak bisa diakses sembarang orang. Dia yakin pasien di bangsal 21A dijadikan kelinci percobaan oleh tim pengembang obat.
“Pernahkah kau memikirkan memar pasien berasal dari perdarahan pembuluh?” tanya Ji Sang. Manajer Jung mengaku dirinya telah melakukan riset pustaka, namun sama sekali nggak menemukan kasus serupa. Meski begitu, apa yang disebutkannya barusan baru sebagai teorinya saja. Dia merasa pasien-pasien itu nggak dicatat rekam medisnya. Dia merasa akan mendapatkan sesuatu disini dan mengaku akan ikut “bermain”.
“Kau mau bergabung denganku?” tanya Manajer Jung, “Kita bisa menyelidiki hasil lab bersama-sama.” Ji Sang menolak. Manajer Jung menuding Ji Sang hanya memberi umpan lantas melangkah mundur. Ji Sang mengelak tudingan itu, pasalnya dia menanyakan tentang kondisi pasien, bukannya melempar umpan. Dia ingat saat ini kondisinya sangat lemah melihat darah. Manajer Jung nggak apa-apa, kalau Ji Sang nggak mau ikutan. Lagian, nggak berguna juga memiliki dua pemain. Ji Sang pergi setelah mengatakan pada Manajer Jung untuk mengajaknya bermain jika permainan terlalu berat.
Manajer Woo dan minionnya duduk bersama, membahas soal penyakit yang diidap pasien. Di tengah-tengah keasyikan berbincang, Jae Wook datang.
Manajer Jung menyatakan diri akan memenuhi permintaan Wakil Direktur untuk memantau tim pengembang obat baru. Tapi, dia mengingatkan keikutsertaannya memantau bukan untuk ikutan rebutan kekuasaan atau demi meraih posisi tinggi. Kyung In mengaku memahami itu.
Manajer Jung menambahkan ada dua masalah yang ada di hadapannya: Presdir memberi tim pengembang obat baru otoritas penuh dan minta ikut penelitian yang dilakukan. Kyung In mengaku bisa mengusahakannya.
Jae Wook bicara dengan Manajer Woo dan mengatakan akan mengangkatnya menjadi direktur. Sebab, dirinya hanya sementara menjabat sebagai direktur di RS Taemin. Manajer Woo bertanya bagaimana dengan Ji Sang sendiri? Jae Wook merasa Manajer Woo lebih tepat.
Ji Sang membeli minuman dari mesin otomatis. Setelah dimasukkan koin, mesin nggak mengeluarkan minuman yang diminta. Segera, Ji Sang kesal dan memukul-mukul mesin otomatis sampai rusak. Dia pergi. Ga Yun melihat kejadian itu terperangah.
Minionnya Manajer Woo terus berusaha mendekati Ri Ta. Dengan tegas, Ri Ta menolaknya. Membuat minionnya Manajer Woo manyun. Seorang perawat datang mendekati mereka, minta ikut dengannya segera.
Di tempat lain, dua orang perawat menyegat tiga orang petugas keamanan, yang juga mengontrol ruangan CCTV, untuk membawa Dong Pal keluar rumah sakit. Seorang petugas memperlihatkan lembar pernyataan yang ditandatangani Dong Pal, yang sepakat akan dikeluarkan jika berbuat onar. Perawat diam.
Ri Ta datang dan langsung menyegat mereka. Pasien Dong Pal nggak boleh keluar tanpa izin darinya. Manajer Woo datang, mengajak Ri Ta bicara sebentar. Setelah memberikan beberapa alasan, Manajer Woo menyuruh petugas keamanan membawa Dong Pal. Ri Ta berpikir apa yang terjadi.
Dong Pal dibuang ditengah jalan. Salah seorang minionnya Jae Wook memantau kalau Dong Pal hanya minum soj* saja kerjanya. Dia menghampiri Dong Pal dan melemparnya ke tengah jalan. Sebuah truk melintas dan menggilas Dong Pal.
Hyun Woo meminta Ji Sang berhenti kerja di RS Taemin. Kondisi Ji Sang nggak bagus buat melakukan operasi-operasi. Lagian, data-data Kochenia yang ada di RS Taemin sudah lenyap, jadi nggak ada alasan bagi mereka untuk menetap di Korea.
Kyung In menemui Presdir untuk membahas soal tim pengembang obat baru. Dia mengatakan bahwa dirinya dan dokter lain curiga dengan tim itu. Presdir menyuruh Kyung In membiarkannya, karena Jae Wook yang lebih berwenang mengaturnya.
Ga Yun dimarahi dua seniornya karena salah mencatat rekam medis pasien. Ho Young dari tim 2 melihatnya. Ga Yun memperbaiki rekam medis yang dicatatnya. Ho Young datang membawakan kopi untuknya. Ga Yun menerimanya dengan sungguh. Ho Young pergi dan menyuruh Ga Yun cepat minum sebelum diteriakin lagi sama dua seniornya.
Di ruang rapat dokter, Manajer Woo bertanya siapa dokter yang mau datang ke Pulau Jeju untuk ikut seminar? Nggak ada yang mengangkat tangan, kecuali Ho Young. Manajer Woo menyuruhnya turunkan tangan, sebab itu bukan ditujukan untuk mereka. Selain itu, dia juga menawarkan Ji Sang untuk mengoperasi pasien transplantasi hati?
Ji Sang gemetar tangannya dan coba tutupi. Ri Ta melihatnya. Seperti perintah Hyun Woo, Ji Sang mengatakan nggak akan mengambil operasi kali ini dan membiarkan dokter lain yang melakukannya. Hal yang sama diucapkan Ri Ta begitu Manajer Woo menawarkan padanya. Jae Wook meminta Manajer Woo saja yang melakukan operasi. Ji Sang menawarkan diri pergi ke Pulau Jeju untuk mengikuti seminar.
0 Response to "Sinopsis 'Blood' Episode 6 Part 1"
Posting Komentar