Sinopsis 'Blood' Episode 5 Part 1
Jae Wook masuk ke RS Taemin dengan langkah tenang. Disapanya beberapa orang dokter. Tampak dia berada di ruang ganti untuk menukar setelan jasnya dengan pakaian operasi. Setelah itu, dia pergi menuju ruang operasi sambil tersenyum kecil. Seperti dugaannya, Ji Sang lebih memilih mencari tahu tentang dirinya ketimbang berkorban untuk pasien yang tidak berhubungan darah dengannya. “Kau membuat pilihan yang tepat Ji Sang,” kata Jae Wook dalam hati, “Terima kasih Ji Sang, karena tidak mengecewakanku.”
Seorang membuka pintu ruang operasi. Seluruh tim menengok ke arah pintu, berharap orang yang datang adalah Jae Wook. Namun, mereka menemukan Ji Sang berdiri di sana, lengkap dengan pakaian operasi. Ri Ta memanggil Ji Sang, tatapan matanya penuh rasa kekhawatiran, “Manajer Park.” Tidak lama kemudian, Jae Wook yang sudah mengenakan pakaian operasi juga datang. Ji Sang melirik Jae Wook dari ekor matanya. Apa yang terjadi? Bukankah Ji Sang sedang ditodong dua polisi ketika berkelahi dengan dua cecunguk kecil – anak buahnya Jae Wook?
Dalam kilas balik, kita melihat Ji Sang mengangkat kedua tangannya ketika dua orang polisi mengarahkan pistolnya kepadanya. Dua polisi ini, entah bagaimana bisa, menyarungkan pistolnya dan mendekati Ji Sang. Tentu saja, Ji Sang dengan mudah melumpuhkannya. Dia berniat mengejar dua minion Jae Wook yang telah melarikan diri, tapi urung dilakukannya. Dan, disinilah dia berada, di ruang operasi.
Ji Sang mengangguk pada Jae Wook yang tampak kaget. Tapi, Jae Wook memberikan lampu hijau untuk Ji Sang melakukan operasi. Ri Ta yang masih kaget langsung mengatakan, “Kau berutang penjelasan setelah operasi selesai!” Ji Sang segera meminta penjelasan pada tim mengenai kondisi pasien. Tim menyebutkan kondisi pasien tidak begitu baik, karena menunggu Ji Sang cukup lama. Sementara itu, Jae Wook yang sudah memakai jas dokternya masuk ke ruang pantau. Berikutnya, Ji Sang pun mulai bekerja bersama timnya (sumpah, aku agak gemetar membayangkan kondisi sebenarnya dari ruang operasi).
Hye Ri pergi menuju ke bagian penerimaan pasien dan administrasi. Seorang perawat bertanya bukannya tim pengembang obat baru akan bekerjanya mulai besok? Hye Ri dengan nada datar menyebutkan bahwa sekarang sudah lewat tengah malam. Dia pergi ke bangsal 21 dimana dia menyuntikkan serum yang dibuatnya ke salah seorang pasien yang tengah tertidur.
Ji Sang masih melakukan operasi transfusi hati. Di ruang pantau, Jae Wook masih duduk menunggu. Dia merasa salah mengira Ji Sang berbeda dari kedua orangtuanya. Ji Sang sendiri tiba-tiba merasakan rasa haus akan darah ketika melihat darah yang mengucur banyak di tubuh pasien. Sempat dia terganggu dengan kondisinya. Ri Ta menegurnya, “Istirahatlah. Aku bisa menyelesaikan sisanya.” Ji Sang menolaknya dan terus melanjutkan.
Pada akhirnya, operasi transplantasi hati selesai dilakukan. Ji Sang bertanya pada tim mengenai kondisi vital pasien. Tim menyatakan semuanya normal. Tim saling mengucapkan terima kasih atas kerjasama tim yang bagus. Jae Wook mengatakan melalui mikropon bahwa kerja mereka semua bagus. Ji Sang menatapnya dengan tatapan tajam.
Anak pasien terus mengucapkan terima kasih terus pada Ji Sang. Wajahnya kini tampak lebih ringan dan ceria. Ji Sang menyuruhnya berterima kasih pada pendonor dan keluarganya. Anak itu mengiyakan, tapi dia tetap mengucapkan terima kasih pada Ji Sang. Biar bagaimana pun, orang yang melakukan operasi adalah Ji Sang, bukan orang lain. Ji Sang meminta si bocah untuk merawat ibunya dan mengingatkan rasa sakit itu masih bisa ditahana, tapi rasa takut itu sulit. “Apapun yang terjadi janganlah takut. Jangan jadi pengecut!” tukas Ji Sang. Si bocah mengiyakan. Ji Sang pergi meninggalkannya.
Jae Wook menyegat langkah Ji Sang. Dia mengatakan bahwa dirinya juga ikut memberikan penilaian pada Ji Sang. Dalam penilaiannya, karena Ji Sang terlambat datang itu membuatnya kecewa. Ji Sang mengatakan bahwa dirinya terlambat untuk masalah pribadi dan tak ingin memberikan penjelasan apapun. Jae Wook dengan tegas menjawab tidak akan ikut campur mengenai hal ini, karena ini baru kali pertama dan Ji Sang mengatakan itu masalah pribadi. “Tapi, kuharap kau tak mengecewakanku lagi!” tukas Jae Wook, lalu pergi meninggalkan Ji Sang.
Di ruangannya, Ji Sang ingin tidur menenangkan dirinya. Baru matanya terpejam, suara Ri Ta terdengar kencang, “Sudah kubilang aku mau minta penjelasan setelah operasi selesai.” Dia membuka pintu dan membantingnya. Kemudian, dia berdiri di hadapan Ji Sang dengan tangan bersidekap. Dia mengatakan bahwa keterlambatan Ji Sang, tanpa penjelasan, merupakan tindakan tidak bertanggung jawab yang tidak masuk akal.
Ji Sang mengakui itu bukan tindakan masuk akal, tapi menolak jika disebut tindakan tidak bertanggung jawab. Ri Ta menegaskan kedatangannya bukan untuk berdebat panjang lebar. Dia minta penjelasan. Ji Sang menolaknya. “Tidak apa-apa, hanya masalah pribadi saja,” ucap Ji Sang, “Aku tidak punya alasan untuk menjelaskannya, terlebih padamu.” Ri Ta menyahut kalau Ji Sang menempatkan pasien dalam bahaya. Jadi, tidak ada masalah pribadi lagi. Dengan santai Ji Sang mengatakan tidak terjadi apa-apa. Toh, operasi berjalan dengan lancar.
“Orang jenis apa sih kau? Bukannya meminta maaf malah santai seolah tidak terjadi sesuatu?” pekik Ri Ta meluapkan kekesalannya, “Aku berusaha melihat sisi baikmu. Sayang aku tak bisa melakukannya. Tadinya, kupikir kita hanya tidak akur, tapi ternyata aku juga kecewa!” Setelah mengatakan itu, Ri Ta pergi, dengan membanting pintu lagi.
Ji Sang menghela napas Ri Ta enyah dari hadapannya. HP-nya berdering. Hyun Woo yang menghubunginya, memintanya pulang untuk melihat hasil penelitiannya yang terbaru tentang Ji Sang. Walaupun Ji Sang beralasan tidak bisa pulang sekarang, Hyun Woo menegaskan Ji Sang untuk melihatnya sendiri secara langsung.
Di sisi lain, Jae Wook bicara dengan anak buahnya (orang yang telah membunuh ayah dan ibunya Ji Sang). Dalam pembicaraan itu Jae Wook memintanya untuk membiarkan Ji Sang dan hanya mengawasinya saja untuk sementara. Minionnya Jae Wook mengatakan bahwa ketika melihat Ji Sang, dirinya selalu teringat Park Hyun Seo (ayahnya Ji Sang). Khususnya di bagian mata. Dalam pandangannya, mata Ji Sang benar-benar mirip dengan mata Hyun Seo.
Jae Wook menarik kesimpulan apa minionnya ingin mengatakan kalau Ji Sang akan berdiri berseberangan dengan mereka? Sehingga Ji Sang harus segera dilenyapkan sebelum menjadi masalah besar. Dia mengatakan sia-sia saja menyingkirkan orang seperti Ji Sang sekarang ini. Si minion hendak protes, tapi Jae Wook mengingatkannya bahwa Ji Sang yang sekarang bukanlah Ji Sang kecil yang dulu. “Yang terpenting adalah apa yang kau lihat dari Ji Sang, belum sepenuhnya tereksplorasi!”
Di rumah Hyun Woo menunjukkan pada Ji Sang hasil penelitiannya. Dia menemukan bahwa sel-sel darah merah Ji Sang telah berhasil pulih sepenuhnya, baik itu plasma darah, trombosit darah, sel darah merah, sel darah putih, dll. Dia menambahkan Ji Sang bukan hanya pulih, tapi sistem antibodinya meningkat. Sehingga, Ji Sang menjadi lebih kuat. LUUVY ikut-ikutan berkoar kalau antibodi Ji Sang meningkat 24,76 kali.
“Dan dari semua itu, kau tahu yang lebih dahsyat?” tanya Hyun Woo. LUUVY menyebutkan kalau segala bentuk racun yang ada di tubuh Ji Sang netral. Hyun Woo menambahkan, “Dengan kata lain, tak satu pun senyawa bisa membunuhmu! Tak satupun reaksi kimia yang bisa membunuhmu!” Ji Sang tersenyum getir mendengar penjelasan Hyun Woo. Hal ini tentu membuat Hyun Woo bertanya-tanya kenapa? Ji Sang mengatakan bahwa dirinya menjadi yang terkuat dari semua orang yang terinfeksi. Dengan begitu, berarti akan makin sulit bagi dirinya untuk menjadi manusia normal lagi.
Ji Sang berada di kamarnya dan membuka data penelitian yang diberikan Hyun Woo. Di benaknya melintas kenangan lalu. Saat itu Ji Sang masih remaja. Dia duduk sendirian di kamarnya yang gelap, dan mendesis bahwa dirinya ingin menjadi manusia. Dia duduk dari malam sampai pagi. Sinar matahari yang menerobos masuk melalui sela-sela jendela mengenai tangannya. Tak pelak tangannya terluka terkena sinar tersebut. Merasa kesal dan frustasi, Ji Sang bangkit dan membanting lukisan matahari yang tergantung di dinding.
Mendengar suara gaduh dari kamar Ji Sang, Sun Young masuk. Ji Sang dengan wajah campur aduk mengungkapkan bahwa ibunya salah. Dia menyatakan tidak bisa menjadi manusia sejati, karena rusa yang sangat disukainya pun dibunuhnya. Sun Young coba menjelaskan itu tantangan yang harus Ji Sang lawan. Dia yakin Ji Sang bisa mengatasinya. Toh, Ji Sang tidak membunuh seseorang.
Sambil menangis, Ji Sang mengatakan dirinya yakin akan membunuh orang tidak lama lagi. Dia hampir melakukannya sebelumnya, saat melihat karyawan toko. Sun Young yakin Ji Sang bisa mengendalikan diri, sebab Ji Sang bukan binatang tapi manusia. Ji Sang berteriak dirinya bukan manusia normal, sebab tidak bisa melihat matahari. Dia bahkan harus minum obat untuk mencegahnya menjadi brutal ketika melihat darah. Itu membuatnya frustasi.
Sun Young terus meyakinkan biar bagaimanapun Ji Sang tetaplah seorang manusia, yang eksistensinya sedikit di luar manusia lain. Ji Sang menampik ucapan ibunya. Dia tidak percaya dirinya manusia, yang eksistensinya berbeda dari manusia lain. Pasalnya, dia merasa ingin membunuh orang-orang lain. “Kenapa aku?” pekik Ji Sang, tangisnya makin pecah, “Kenapa harus aku?” Sun Young memeluk putra semata wayangnya.
Keesokan harinya, Ri Ta melihat berita yang melaporkan soal penyerangan dilakukan seorang pria pada polisi. Tidak ada yang berhasil melihat identitas pelaku. Diperlihatkan rekaman dari kamera mobil polisi. Tampak Ji Sang berhasil melumpuhkan dua orang polisi. Kening Ri Ta keriting ketika melihat pakaian yang dikenakan penyerang.
Di sisi lain, Hyun Woo dan Ji Sang juga tengah menonton berita yang sama ditonton Ri Ta. Mereka menontonnya dari layar monitor LUUVY. Hyun Woo memuji gaya serang yang dilakukan Ji Sang pada para polisi tersebut. Meski begitu Ji Sang tampak dingin-dingin saja. Melihat wajah Ji Sang yang datar, Hyun Woo meminta maaf. Ji Sang mengatakan bahwa dirinya ingin orang-orang itu datang sekaligus padanya, bukan satu per satu. Kemudian, dia ingat saat operasi dan ingin menanyakan sesuatu pada Hyun Woo, tapi urung dilakukannya. Dia justru bertanya tentang obat hijau, apakah sudah berada pada dosis maksimal. Hyun Woo mengiyakan dan menyuruhnya mengambil di meja.
Di ruang pertemuan, Ri Ta memberitahu Manajer Woo dan dua minionnya tentang keterlambatan Ji Sang ke ruang operasi. Tentu saja tim kedua, yang merasa, tersaingi eksistensinya oleh Ji Sang ini mencemooh keterlambatan tersebut. Ri Ta menegaskan, meski begitu, operasi berjalan sempurna. Salah seorang minionnya tim dua memuji kemampuan Ji Sang. Manajer Woo menatap minionnya yang bicara itu dan bertanya lagi apa Ji Sang sudah membuat permintaan maaf secara resmi. Ri Ta merasa Ji Sang tidak melakukan hal yang salah.
Manajer Woo mengumpat bahwa Ji Sang benar-benar seorang psikopat gila. Dia tidak habis pikir dengan tindakan indisipliner Ji Sang. Ri Ta mengungkapkan kalau Jae Wook sepertinya kelihatan marah dengan tindakan Ji Sang. Ini membuat Manajer Woo tertarik, “Benarkah?”
Di saat itu, Ji Sang datang memasuki ruangan. Tentu Manajer Woo langsung membahasnya. “Kudengar kemarin ada hal yang perlu disesalkan ya?” tanyanya pada Ji Sang. Dengan sikap acuh tak acuh, Ji Sang menutup matanya dan berkata kenapa di rumah sakit ini banyak orang yang menyesal? Manajer Woo hendak mengkonfrontasi ucapan Ji Sang, tapi keburu wakil direktur datang, meminta maaf datang terlambat dan membagi-bagikan kertas. Itu adalah rekam medis pasien HPB bagian 1 dan 2. Dia mengingatkan bahwa kedua tim akan ikut menangani masing-masing pasien dari bangsal 21A. Karena itu, dia meminta semua tim untuk menangani pasien dengan sentuhan personal (maksudnya dengan baik). Ji Sang bertanya apa cuma itu saja? Setelah diiyakan, Ji Sang pergi dari ruangan. Itu sekaligus menandakan berakhirnya pertemuan.
Ri Ta juga keluar, membuntuti Ji Sang. Di saat itu, Ji Sang berpapasan dengan tiga dokter junior, salah satunya adalah Ga Yun. Ri Ta mengambil HP-nya dan mendekati mereka. Dia membandingkan antara Ji Sang yang dilihatnya di berita dengan Ji Sang yang nyata. Melihat tingkah konyol Ri Ta, Ga Yun jadi kehilangan fokus dan menatap Ri Ta. Dengan isyarat tangan, Ri Ta menyuruhnya bersikap biasa saja, tapi Ga Yun malah gagal paham. Akhirnya, Ji Sang pun menengok ke arah yang dilihat Ga Yun. Dia menemukan Ri Ta berdiri di sana dengan tangan memegang HP.
Untuk menghilangkan kegugupan, Ri Ta pura-pura mengambil foto Ji Sang dan dokter junior. “Kau nggak punya banyak foto waktu kerja kan? Jadi, aku akan mengambilnya satu,” tukas Ri Ta, sambil pura-pura mengambil foto. Selanjutnya dia ngeloyor pergi, demi menghindari kecurigaan, sambil menoyor kepala Ga Yun.
Manajer Woo dan dua minionnya menemui Jae Wook. Mereka meminta tidak dilibatkan dalam penanganan pasien dari bangsal 21A. Jae Wook meminta alasannya? Manajer Woo beralasan jika ikut mengurusi maka pekerjaan lainnya akan terbengkalai. Jae Wook bertanya bukan karena pasiennya kan? Soalnya bekerja dengan pasien di bangsal 21A merupakan pekerjaan sukarela. Manajer Woo mengaku bukan itu. Jae Wook menyetujuinya, tapi menyindir kalau Ji Sang tetap mau melakukannya tanpa banyak keluhan. Dia pergi.
Seperti biasa, Ri Ta kembali curhat pada teman dokternya. Dia kembali mengungkapkan tentang kejanggalan yang ditemuinya pada Ji Sang. Pertama suhu tubuhnya bukan suhu tubuh manusia hidup. Kedua tidak ada alat pengukur kesehatan yang bisa mengukur kondisi tubuhnya. Ketiga kabur dari ruang operasi sebelum melakukan operasi. Terakhir, berkelahi di jalanan. Ri Ta menyodorkan HP-nya dan memperlihatkan punggung pria yang membekuk para polisi. Temannya merasa itu memang agak seperti Ji Sang, sayangnya kualitas gambarnya benar-benar buruk.
Kesal dengan tanggapan dari temannya Ri Ta mengatakan tidak ingin curhat lagi. Temannya mengajak Ri Ta untuk pergi liburan, sebab kemungkinan besar Ri Ta mengalami stres kerja. Ri Ta memilih pergi daripada mendengarkan saran temannya. Temannya terus mengejarnya. Mereka berpapasan dengan Ji Sang. Ri Ta tidak menyapa dan terus ngeloyor begitu saja. Sementara temannya Ri Ta sempat memberi hormat pada Ji Sang dan terus menyusul Ri Ta. Dia memanggil Ri Ta dengan sebutan Yoo Chae Yun. Sempat Ji Sang berhenti dan menoleh, tapi dia meneruskan jalannya kembali.
Jae Wook menatap cermin dan teringat kejadian yang pernah terjadi beberapa waktu silam. Dia bicara pada salah seorang dokter tua (itu loh, dokter yang ada di foto yang sempat ditunjukkannya pada minionnya, baca episode 4). Dokter tua yang belum kuketahui namanya mengungkapkan bahwa penelitian yang mereka lakukan sebaiknya tidak pernah diketahui dunia. Jae Wook menolak usulan tersebut.
Dokter tua menyatakan penelitian mereka bukanlah penemuan besar, tapi bencana besar. Dia mengajak Jae Wook untuk menyingkirkan hasil penelitian tersebut. Jae Wook melihat itu dengan sudut pandang terbalik. Dia yakin hasil penelitian itu tidak salah bagi kehidupan manusia. Dokter bilang jangan menghalalkan segala cara. Umat manusia bisa musnah gara-gara mereka. Jae Wook menuding dokter tua telah frustasi, karena dia bersama Park Hyun Seo dan Sun Young hanya berkutat di dalam lab. Sementara dirinya melakukan operasi dengan mengerahkan seluruh kemampuannya, tetap saja ada begitu banyak orang mati. “Dan kau menyuruhku untuk menerima bahwa aku ini dokter?”
Dokter tua mengingatkan bahwa dokter bukanlah dewa. Jae Wook bertanya kenapa tidak? Setidaknya dirinya bisa mendapatkan kesetaraan seorang dewa. Merasa tidak bisa memberitahu Jae Wook, dokter tua menyatakan Jae Wook bukanlah anak didiknya lagi. Dia takkan memberikan setetes sampel ataupun data padanya. Dia mengusir Jae Wook. Saat itu tangan Jae Wook terkepal. Ketika terbuka, kuku-kukunya sudah memanjang. Dia mencekik dokter tua dan mengangkatnya ke atas dan menyatakan bahwa dirinya telah mengambil sampel. Kini, sampel itu sudah menyatu dengan darahnya.
Jae Wook memperingatkan bahwa jika dokter tua tidak memberikannya, maka dirinya harus bicara pada Hyun Seo dan Sun Young. Dokter tua mengatakan mereka berdua satu perahu dengannya. Jae Wook menegaskan apa yang dikatakannya bukanlah permintaan, melainkan kesempatan. Bila mereka berdua tidak mau mengambil kesempatan, tak ada yang bisa dilakukan. Dokter tua mengatakan, “Virus VBT-01 seharusnya tidak pernah keluar di muka bumi ini...” Suara dokter tua mendadak tercekat. Jae Wook membenamkan kuku-kukunya di leher dokter tua, sehingga muncratlah darah mengenai wajah Jae Wook.
Setelah dokter tua mati, Jae Wook mengatakan bahwa dirinya akan membayar si dokter tua nanti. Dihempaskannya tubuh dokter tua ke lantai. Kembali ke Jae Wook yang sedang mematutkan diri di hadapan cermin. Dia mengatakan belum sempat membayar si dokter atas pemberiannya.
0 Response to "Sinopsis 'Blood' Episode 5 Part 1"
Posting Komentar