Sinopsis Blood Episode 2 part 1
Ji Sang sedang menjadi relawan di sebuah perang, saat tengah mengobati tentara yang terluka, dia mendapat telepon dari Hyun Woo. Mendengar suara tembak2an Hyun Woo mengira kalau Ji Sang sedang bermain game. Tentu saja Ji Sang kesal dan menjelaskan kalau dia sedang tidak bermain game, dia sedang sibuk bekerja. Ji Sang hendak menutup teleponnya, namun tak jadi karena Hyun Woo memberikan informasi yang selama ini Ji Sang cari. Dengan penuh rasa penasaran, Ji Sang bertanya dimana data yang ingin dia cari tahu itu berada.
“Rumah Sakit Kanker Taemin di Korea. Untuk lebih tepatnya, keamanan database Rumah Sakit.” Jawab Hyun Woo.
Ingin fokus mendengarkan informasi itu, Ji Sang pun menyuruh rekan dokternya untuk memindahkan tentara yang mereka obati itu ke tempat yang lebih aman. Tepat disaat dia sedang sendirian, tiba2 sebuah meriam di lempar ke arahnya. Ji Sang terpental dan terluka namun dia tidak mati. Dia masih bisa dengan gagah berdiri sendiri dan berjalan.
Tahun 2015 – Republik Korea, Seoul
Dengan menggunakan kaca mata hitam, Ji Sang sekarang sudah berada di sebuah taksi. Dia teringat kembali pembicaraannya dengan Hyun Woo, dimana Hyun Woo mengatakan kalau dia tahu tentang informasi itu dari website seseorag namun sayang sekarang IP addressnya sudah tidak ada lagi. Waalupun begitu, untungnya Hyun Woo berhasil mengetahui dari mana situs itu berasal dan orang yang memasangnya.
“Kochenia Drota Plains Gravesite.” Ucap Hyun Woo dan kemudian menjelaskan kalau di Kochenia ada sebuah kuburan rahasia yang dianggap sebuah legenda. Melihat gambar tulang dan gigi orang yang dikubur hidup2 di tempat itu, Ji Sang berkata kalau semua itu terlihat seperti orang yang terinfeksi. Hyun Woo menambahkan kalau tulang2 itu sudah tersembunyi selama 150 tahun dan mereka ditemukan oleh seseorang pada tahun 1976.
“Orang itu mengambil sampel pakaian seseorang yang terinfeksi virus ini.” Ucap Hyun Woo.
“Melalui contoh tersebut mereka mampu mengarahkan virus ini.” Tambah Ji Sang dan Hyun Woo pun membenarkannya.
“Jika ditemukan pada tahun 1979, itu berarti tiga tahun sebelum kau lahir. Jika kau memahami orientasi prosesnya... waktunya bertepatan dengan infeksi keluargamu.”
“Lalu siapa yang mengupload informasi ini apakah salah satunya adalah yang menciptakan virus ini?”
“Itu, kita tidak tahu. Akan tetapi.... asal usul data ini bisa terus menjadi petunjuk untuk menciptakan obat untuk virus ini.”
Pusat Kanker Seintdom, Kanada
Jae Wook mendapat telepon dari seseorang yang memberitahunya kalau apa yang mereka rencanakan berhasil. Euum... sepertinya orang yang mengupload infomasi yang di temukan Hyun Woo adalah Jae Wook.
Rumah Sakit Kanker Taemin di Korea
Seorang dokter berlari dengan kencang dan menemui Yoo Ri Ta ( Go Hye Sun ). Dengan ekspresi cemas dia memberitahu Ri Ta kalau operasi yang akan mereka lakukan telah di tolak karena departemen hematoma keberatan mereka melakukan operasi itu. Mendengar itu, Ri Ta langsung terlihat marah dan pergi.
*Ri Ta... seorang dokter bedah yang sangat sombong dengan kemampuannya dan dia tak mau mendengarkan pendapat orang lain jika dia merasa apa yang dia putuskan sudah benar.
Woo Il Nam dan gerrard Kim sedang berjalan bersama. Mereka berdua jalan sambil membahas tentang Lee Jae Wook yang besok akan di lantik menjadi direktur rumah sakit mereka. Mereka memuji Lee Jae Wook adalah seseorang yang hebat. Selain akan di adakan pelantikan direktur baru rumah sakit mereka juga akan mendapat dokter baru. Gerrard Kim berkata kalau dokter baru yang akan masuk ke rumah sakit mereka bernama Park JI Sang. Gerrard Kim menambahkan tentang prestasi yang sudah berhasil Ji Sang dapatkan mulai dari sekolah di sekolah terkenal sampai menjadi relawan di peperangan.
Ji Sang sudah sampai di rumah sakit dengan gaya cool-nya. Dia kemudian membuka kacamatanya, namun tiba2 Ri Ta yang sedang terburu2 menabrak tanganya dan kacamatanya pun ikut jatuh. Sudah menabrak orang lain, Ri Ta malah tak mau minta maaf, dia terus berlari pergi. Hal itu tentu saja membuat Ji Sang kesal karena kacamatanya rusak.
Ji Sang lalu menemui Choi Kyung In yang mengurus prosedur masuknya Ji Sang di rumah sakit itu. Saat ditanya apa saja yang Ji Sang butuhkan selain segala hal yang sudah pihak rumah sakit sediakan. Ji Sang pun menjawab kalau dia menginginkan air minum di laboratorium harus mempunyai pH 8 pas dan untuk makanan dia ingin makanan khusus yang dia pesan. Selain kedua hal itu, Ji Sang ingin di pasang channel khusu yang menampilkan permaianan Liga Dunia.
“Aku ingin tiket musim untuk LG Twins juga.... dekat ruang istirahat.” Tambah Ji Sang dan Kyung In pun menyanggupinya.
Kita beralih di pertemuan dimana Ri Ta berusaha meyakinkan para dokter lain kalau dia pasti akan berhasil menyelamatkan dokter dengan operasi yang sudah dia putuskan untuk dilakukan. Namun cara Ri Ta melakukan presentase dengan cara yang sombong, dia tak mau mendengarkan pendapat orang lain. Dia terus mempertahankan keputusan yang sudah dia buat sendiri. Jung Ji Tae adalah satu-satunya dokter yang menentang Ri Ta melakukan operasi itu. Terus di tentang membuat Ri Ta kelas.
Kyung In mengajak Ji Sang ke ruang pertemuan, dalam perjalanan ke ruang itu Kyung In memberitahunya kalau sistem di rumah sakit itu sangat unik. Sebelum operasi, jika ada kesalahan ditemukan maka departemen konsultasi dapat menghentikan operasi. Mendengar itu, JI Sang pun menebak kalau dokter yang bertanggung jawab atas operasi itu pasti akan marah. Kyung In menjawab kalau hal itu sudah tradisi di rumah sakit itu, Ketua mereka yang membuat dilakukannya diskusi terbuka seperti itu.
Ji Sang dan Kyung In akhirnya sampai di ruang diskusi dan ji Sang sedikit terkejut saat melihat ternyata dokter yang sedang di protes adalah gadis yang menabraknya tadi. Jung Ji Tae terus menjelaskan kalau operasi yang akan Ri Ta itu sangat berbahaya.
“Apa anda kesulitan memahami, apa yang sekarang saya katakan?” tanya Ri Ta dengan sombong.
“Aku tahu ini adalah diskusi terbuka. Tapi jangan lupa dasar aturannya... dr yoo....” ucap Ji Tae.
“Pertama, aku minta maaf. Sekarang hipotesisnya... mari kita katakan.... hipotesis bahwa tumor dan menyebar lebih lanjut. Jika aku memisahkan arteri secara bertahap...”
“Pemisahan apa...” potong Ji Sang sambil melihat kacamatanya. Semua orang yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Ji Sang, termasuk Ri Ta yang sedari tadi melipat tangannya kedepan, dia bergaya dengan begitu sombongnya.
“Siapa kau ini?” tanya Ri Ta dengan sombong dan marah karena Ji Sang tiba2 masuk ke ruang diskusi dan menyela ucapannya. Kyung In langsung beranjak dan menjelaskan pada semuanya kalau Ji Sang adalah dokter baru di rumah sakit mereka dan akan di tempatkan sebagai manager tim 1 Hepatobiliary dan Pankreas Bedah.
“Dokter yang disana... dengan riasan seperti gadis LA.”
“Namaku Yoo Ri Ta. Aku dokter Yoo Ri Ta.” Ucap Ri Ta dengan nada sedikit meninggi karena kesal.
“Tahap apa yang akan kau ambil dalam kasus seperti ini? Tidak ada metode seperti itu di dunia. Jika kau melihat ini dari titik bedah, eksisimu adalah mustahil. Jadi, apa radiasi dan kemoterapi adalah tindakan yang benar? Tidak, keduanya tidak baik dan hatinya tidak akan bertahan.” Jelas Ji Sang dengan kerennya.
“Lalu, apa kau punya solusinya?” tanya Ji Tae.
“Operasi Appleby. Ketika tumor menjadi sulit dijangkau karena lokasinya di arteri celiac... operasi menjadi sulit dan banyak dokter cenderung menyerah.. namun dengan menggunakan metode Appleby, kau dapat menyingkirkan arteri celiac.”
“Jika kau menggunakan metode ini, hati akan tidal lagi memasok darah ke arteri dan untuk menggunakan metode Appleby, kita membutuhkan seperangkat indikator yang berbeda.” Ucap Yoo Ri Ta dan kemudian menoleh ke layar slide.
“Fokuskan pandanganmu dan lihat setiap inci dari slide itu.” ucap Ji Sang.
“SMA.” Ucap Ji Tae.
“SMA akan menyediakan darah ke arteri kanan hati. Jadi, bahkan tanpa arteri celiac, darah akan disalurkan. Selalu pada arteri kanan.” Jelas Ji Sang namun Ri Ta masih saja tak mau menerima usulan dan penjelasan Ji Sang dengan alasan kalau metode Appleby terlalu beresiko tinggi. Mendengar alasan itu, Ji Sang lalu bertanya apa alasan itu karena Ri Ta belum pernah melakukannya.
“Aku kira jika kau belum mencobanya, bisa dimengerti jika kau takut. Kau tidak bisa melakukannya, jika kau takut.” Ucap JI Sang.
“Aku tidak takut sama sekali! Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri.” Bantah Ri Ta yang tak mau mengalah dan menerima pendapat orang lain.
“Aku rasa kau orang yang tidak bisa memahami orang lain.” Ucap Ji Sang dan beranjak dari duduknya. Namun tiba2 gaya cool yang sedari tadi di pertahankan JI Sang lenyap sudah, karena kacamata yang tadi rusak belum diperbaiki dan tepat di saat semua orang menatap kearahnya, kaca mata itu lepas lagi.
Ji Sang masuk ke dalam ruangannya, dia membuka brangkasnya dan memasukkan obatnya kedalam brangkas itu. Dia kemudian berganti dengan pakaian dokternya. Disisi lain, kita melihat Il Nam protes pada Kyung In, karena dia tak diberitahu apa2 sebelumnya, tapi dia tiba 2 mendengar kalau ada dokter baru yang di masukkan ke tim-nya dan menjadi managernya.
Kyung In meminta maaf dan menjelaskan kalau di Tim 1 akan terdiri dari manager Tim Park Ji Sang dan dokter Yoo Ri Ta. Sedangkan Il Nam sendiri akan di tempatkan di HPB Bedah tim 2 dan yang akan bekerja sama dengan Il Nam adalah Gerrard kim dan Lee Ho Yong. Walaupun tidak berada di tim yang sama, Il Nam masih tak bisa terima kalau orang semua Ji Sang di jadikan manager tim. Il Nam kemudian berusaha mengontrol emosinya dan bertanya apa yang membedakan antara tim 1 dan tim 2. Kyung In dengan tenang menjelaskan kalau Tim 1 akan bertanggung jawab dalam transplantasi hati, karena walaupun Ji Sang masih sangat muda, namun dia adalah dokter yang bertalenta dan berpengalaman dalam masalah transplantasi hati. Setelah mendengar kalau Ketua dan direktur baru rumah sakit mereka yang mengatur semua itu, Il Nam pun tak bisa berkata apa2 lagi.
Ri Ta dalam perjalanan menuju ruang operasi, dia terus menggerutu karena teringat dengan ejekan Ji Sang yang mengejeknya kalau dandanannya seperti gadis LA. Diapun mengejek Ji Sang yang punya wajah putih seperti di taburi tepung diatasnya. Tanpa dia sadari Ji Sang ada di belakangnya dan bertanya, “Siapa yang bilang, kau bisa melakukan operasi ini?”
Ri Ta menghentikan langkahnya dan berbalik. Dengan masih bergaya sombong, Ri Ta menjawab kalau Manager Woo Il Nam lah yang mengizinkannya melakukan operasi.
“Dari apa yang kutahu, kau adalah anggota tim-ku.” Ucap Ji Sang.
“Pertama-tama, kau dapat memanggilku dokter Yoo. Pasien ini sudah disini sebelum kau menjadi managerku. Jadi, dr. Woo dan aku adalah ahli bedah yang bertanggung jawab.”
“Terlepas siapa yang bertanggung jawab, operasi ini tidak akan berhasil.”
“Kau lihat saja.” Tantang Ri Ta.
“Kau seharusnya memanggilku sebagai “Manager Tim” bukan “Kau”... batalkan operasinya.” Perintah Ji Sung dan tepat disaat itu Il Nam muncul dan menyuruh Ri Ta untuk cepat masuk ke dalam ruang operasi. Ji Sang bertanya untuk apa diskusi terbuka kalau Il Nam dan Ri Ta masih melakukan sesuai kehendak mereka. Bukankah mereka berdua sendiri sudah melihat ada kesalahan.
“Itu bukan kesalahan, hanya perbedaan perspektif.” Jawab Il Nam yang menyuruh Ri Ta masuk ke ruang operasi karena dia masih berdiam diri di tempatnya.
“Saya rasa anda sebut perbedaan keterampilan sebagai perebedaan dalam perspektif.” Ucap Ji Sang dan pergi.
Ri Ta masuk ke ruang operasi dan dengan tatapan sombong dia melihat ke arah bangku tonton. Il Nam masuk bersama Ketua rumah sakit mereka, kita panggil saja dia dengan sebutan Ketua Yoo. Il Nam hendak memperkenalkan Ji Sang pada Ketua Yoo, namun Ketua Yoo tak memperdulikan ucapannya karena dia langsung menghampiri Ji Sang. Di kacangi seperti itu tentu saja membuat Il Nam kecewa. Semua orang sudah siap melihat operasi yang akan di lakukan Ri Ta dan Ri Ta sendiri juga sudah siap melakukan operasi. Untuk sejenak Ri Ta melihat ke arah Ketua Yoo dan melambai padanya. Ketua Yoo pun membalas lambaian Ri Ta.
Setelah mendengarkan penjelasan dari dokter anestesi tentang kondisi pasien, Ri Ta pun siap melakukan operasi. Dia melakukan operasi dengan santai, bahkan da mengajak ngobrol dokter yang lain sambil mengoperasi. Terlihat sekali Ri Ta terlalu percaya diri dengan apa yang dia lakukan, sampai2 dia terus mengajak yang lain ngobrol dan tak terlalu fokus pada operasi. Dia mengajak tim-nya itu untuk makan bersama setelah operasi selesai.
Ketua Yoo memberitahu Ji Sang kalau Ri Ta memang orangnya agak sombong, tapi menurutnya Ri Ta adalah seorang ahli bedah yang berpotensi besar. “Dia menyelesaikan pendidikannya di rumah sakit universitas CSU dan datang ke sini. Orang2 mengatakan kalau dia itu jenius.” Ucap Ketua Yoo dengan bangga. “Aku tahu dia suka berpikir sendiri, tapi dia masih sangat kurang. Aku harap kau dapat membimbingnya. Ini adalah permintaan pribadiku.”
“Aku tidak berpikir dia perlu aku secara khusus.” Ucap Ji Sang dan Ketua Yoo masih tetap ingin Ji Sang yang membimbing Ri Ta karena Ri Ta adalah satu2nya keponakan Ketua Yoo.
Masih merasa kalau operasi yang dia lakukan adalah operasi yang mudah, Ri Ta terus saja mengajak dokter lain ngobrol dan kemudian Ri Ta melakukan pemisahan arteri. Melihat itu, Soo Eun berkomentar kalau operasi yang di lakukan Ri Ta sepertinya lebih aman dibanding dengan operasi Appleby. Namun Ji Tae tak berpikiran seperti itu, dia berpikir kalau operasi dengan metode appleby bisa menjadi harapan terakhir bagi pasien untuk hidup, karena metode itu adalah pilihan terbaik saat ini. Ji Tae mengatakan itu semua sambil melihat ke arah Ji Sang.
“Itu akan baik2 saja kan?” tanya Ketua Yoo pada JI Sang mengenai operasi yang di lakukan Ri Ta.
“Sekarang, dia bersiap2 untuk melemparkan geranat.” Jawab Ji Sang dan membuat semua orang terkejut.
Masih membahas tentang pesta yang akan mereka lakukan setelah operasi, Ri Ta terus melakukan pemisahan arteri, namun tiba2 ekspresi santainya berubah menjadi ekspresi tegang karena dia menemukan masalah dan tepat disaat Ri Ta ingin melihat lebih jelas, dia malah ke cipratan darah. Semua orang panik karena arteri celiacnya pecah.
“Suuuuuut.... Booom!” sindir Ji Sang karena akhirnya Ri Ta benar2 melempar geranat yang Ji Sang maksud sebelumnya.
Ri Ta mulai panik, dia terus melihat ke arah pamannya, Ji Sang dan pasiennya. Merasa bertanggung jawab atas dilaksanakannya operasi itu, Il Nam pun menuju ke mikrofon dan meminta Ri Ta untuk tetap tenang dan melakukan kompresi, karena akan sulit mengontrol pendarahan dengan jahitan arteri pada kondisi seperti itu.
“Aku tahu! Tolonglah diam.” Jawab Ri Ta dengan marah pada Il Nam dan langsung menyuruh tim-nya untuk melakukan kompresi.
Semua orang mulai panik, Soo Eun bertanya pada Ji Tae tentang apa yang seharusnya mereka lakukan jika dalam kondisi seperti itu. Ji Tae menjawab kalau mereka seharusnya memikirkan lebih lagi sebelum melakukan operasi itu.
“Manager Park, apa yang kau pikirkan untuk kita lakukan sekarang?” tanya Ketua Yoo pada Ji Sang namun saat dia berbalik, ternyata Ji Sang sudah tidak ada lagi di kursinya.
Kemana Ji Sang? Ternyata dia sedang berjalan dengan cepat menuju ruangannya. Dia mengambil pil yang biasa dia makan untuk mengendalikan diri saat melihat darah.
Di ruang operasi, Ri ta masih tetap tak mau mendengar ucapan orang. Dia terus melakukan apa yang menurutnya benar. Dia nekad melakukan penjahitan dengan kondisi darah yang banyak keluar, hingga kondisi pasien turun. Kondisi itu tambah membuat Ri Ta panik hingga membuatnya bingung harus melakukan apa, antara mengkompres darah atau transfusi darah dan akhirnya dia memutuskan mentransfusi darah pasien. Ri Ta terus berusaha menjahit namun kondisi pasien semakin memburuk.
Tepat di saat itu, Ji Sang muncul dengan pakaian operasinya. Dia sudah bersiap menggantikan posisi Ri Ta.
“Kau sadar kah? Kalau kau sudah menuangkan darah ke dalam lubang.” Ucap Ji Sang.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Ri Ta yang masih tak mau pergi dari ruang operasi.
“Menyingkirlah, aku yang akan melakukannya.”
“Apa? Apa maksud semua ini?”
“Ini adalah pasienku. Mari tidak melakukan omongan yang klise dan menyingkirlah. Jika kau terlalu kecewa, kau boleh keluar.” Ucap Ji Sang dengan tegas, namun Ri Ta masih tetap kekeuh pada pendiriannya untuk tidak mau memberikan pasiennya.
“Biarkan manager Park yang melakukannya.” Ucap Ketua Yoo. “Serahkan operi kepadanya dan naiklah kesini.”
“Paman!”
“Ini ruang operasi. Panggil saya dengan benar.” Ucap Ketua Yoo lagi dan Ri Ta pun tak punya pilihan lain selain keluar dari ruangan operasi.
0 Response to "Sinopsis Blood Episode 2 part 1"
Posting Komentar