Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 13 – 1
Do Hyun telah selesai berbicara dengan Ketua Seo. Ia mencari – cari Ri Jin untuk mengajaknya kembali.
“Bibi, Dimana Sekretaris Oh yang datang bersamaku?”
Bibi mengaku kalau ia meminta bantuan pada Ri Jin untuk mengambilkan wine ditempat penyimpanan tapi sudah cukup lama Ri Jin masih belum kembali. Ia akan mengeceknya. Do Hyun teringat dengan ucapan Ri Jin ketika mabuk, Ri Jin takut dengan ruang bawa
h tanah.
h tanah.
“Tidak. Biar aku saja yang kesana.” Ucap Do Hyun.
Do Hyun mencari – cari keberadaan Ri Jin, ia menemukannya terduduk dilantai membeku. Do Hyun menghampirinya, Ri Jin sempat terkejut tapi ia hanya bilang kalau ia merasakan pusing untuk beberapa saat. Dia baik – baik saja.
Do Hyun membantu Ri Jin untuk bangkit tapi Ri Jin malah jatuh pingsan dalam pelukannya.
Dalam alam bawah sadarnya, Ri Jin masih membayangkan anak kecil yang mencorat – coret dinding tembok. Anak kecil itu menole, Ri Jin bertanya – tanya. Apa ini? apa ini?
****
Dokter Seok usai memeriksa kondisi Oh Ri Jin. Do Hyun berterimakasih karena Dokter Seok mau menyempatkan waktunya untuk datang ketika ia sibuk. Dokter Seok tentu saja tak masalah, dia memang sudah seharusnya datang ketika pasiennya dalam bahaya.
“Waa, Anda superman masa kini.” Gurau Do Hyun.
Dokter Seok tertawa, ia memerintahkan Do Hyun untuk beristirahat. Dan ia juga memberikan dorongan agar Do Hyun tetap kuat menghadapi masalalunya semenyakitkan apapun. Dia tak boleh kehilangan ingatannya.
Do Hyun mengangguk mengiyakan.
“Perhatikan juga Dokter Oh. Meskipun dia seperti itu, dia memiliki hati yang lembut. Dia berjuang banyak karena rasa empati pada pasiennya. Mungkin aku tak perlu mengkhawatirkan dia, tapi ini menggangguku ketika melihatnya seperti itu.” ceramah Dokter Seok panjang lebar layaknya Mertua pada menantunya.
Do Hyun tersenyum mengiyakan. Dokter Seok pun pamit untuk kembali.
Do Hyun kembali ke kamar Ri Jin untuk menemaninya. Namun Ri Jin kembali mengigau dan keringat dingin membasahi tubuhnya.
Dalam alam bawah sadar Ri Jin, ia memimpikan anak kecil yang mencorat – coret tembok. Dan kemudian gadis kecil itu berlarian dengan riang bersama seorang anak laki – laki. Keduanya tertawa bermain ditaman bermain. Namun seketika senyuman itu lenyap menyadari kehadiran seseorang. Gadis kecil itu langsung menyebunyikan wajah sambil memeluk kakinya.
Anak laki – laki disapingnya sama ketakutannya dengan gadis itu.
Do Hyun panik karena Ri Jin terus mengigau, ia berniat menghubungi seseorang namun panggilan lirih Ri Jin menghentikannya. “Jangan pergi. Jangan pergi. Bermainlah denganku. Jangan pergi.” Ri Jin mengangkat tangannya menggapai angin.
Do Hyun menerima uluran tangannya, Ri Jin menggenggam tangan Do Hyun dengan sangat erat. Ia memeluk lengan Do Hyun. “Jangan pergi. Jangan pergi. Bermainlah dengan ku. Jangan pergi....”
Do Hyun menggenggam tangan Ri Jin penuh kasih sayang. Ia berjanji tak akan pergi, jadi jangan khawatir. Tak perduli seberapa menakutkannya mimpimu, ini pasti akan berakhir. Aku akan menjagamu mulai sekarang. Jadi tidur dan istirahat lah.
Do Hyun meneteskan air mata ketika melihat Ri Jin juga sudah menangis. Tapi setelah Do Hyun berada disisinya, Ri Jin berangsur – angsur tenang.
*****
Oh Ri On tersadar tengah malam dengan terkejut, wajahnya penuh dengan keringat dingin. Orang pertama yang ia ingat adalah Ri Jin. Ri Jin, apa kau tengah bermimpi buruk?
Ri On mengusap wajahnya, ia kembali bergulat dengan laptop untuk melanjutkan kisah yang ia tulis.
Dan benang kusut memori mulai terurai sampai akhirnya dinding pembatas akan melambat. Tetap berputar tanpa henti, tak peduli sampai kapan kebohongan akan berakhir. Kesengsaraan dan kesedihan, keputusasaan, ketamakan, iri dan kesalahan. Semua itu berada penyebab dari kegelapan tapi mungkin masih ada harapan untuk akhir yang bahagia. Anak perempuan kecil itu terus memohon dan memohon.
*****
Do Hyun menjaga Ri Jin sampai pagi menjelang, ia tertidur ditepian kasur dan terkejut saat ia tak menemukan Ri Jin sudah menghilang. Do Hyun panik mencari kesana kemari tapi rupanya Ri Jin sudah rapi. Ia tengah mencari makanan didalam kulkas.
Ri Jin mengaku kelaparan jadi ia mencari makanan di kulkas.
“Kau baik – baik saja? kau sepertinya mimpi buruk semalaman.”
Ri Jin tak ada masalah, ia baik – baik saja. dia sesekali memang mimpi buruk tapi ini sudah seperti tradisi biasa. Ri Jin menatap pisang ditangannya, ia jadi ingin makan bebek rebus buatan ibu.
“Maafkan aku.” Ucap Do Hyun penuh rasa bersalah.
“Minta maaf untuk apa? Karena bebek rebus atau kau melakukan sesuatu?”
Do Hyun merasa bersalah, ia telah membuat Ri Jin berbohong pada orang tuanya pergi ke Amerika sehingga ia tak bisa bertemu orang tua dan makan bebek rebut ibunya.
“Wow! Kau seperti 33 representatis yang membacakan deklarasi kemerdekaan korea. Tapi apa yang harus aku lakukan? Saat kau tak disini, aku sudah bertemu dengan keluargaku.”
Do Hyun senang. Dia mengajak Ri Jin menengok rumah Ri Jin, ia yang akan mengemudi.
Ri Jin menolak tawaran itu, jika ia menemui orang tuanya mengenakan selang infus malah akan membuat mereka khawatir lagipula mereka belum tahu kalau dia bekerja sebagai dokter Do Hyun. Ri Jin hanya meminta Do Hyun membelikannya makanan untuk penyembuhan saja.
“Oh Ri Jin. Profesor berkata kau harus istirahat sampai hari ini.”
“Kau pasti lupa, aku juga seorang dokter.” Ucap Ri Jin menunjukkan kemampuannya melepas selang infus. Do Hyun hanya bisa tersenyum, dia tak akan bisa menghalangi apa yang Ri Jin inginkan pastinya.
Do Hyun menyuapi Ri Jin yang makan dengan nikmatnya. Ia merasakan hidup yang sebenarnya sekarang. Do Hyun menanyakan mengenai mimpi yang menghantui Ri Jin.
Ri Jin enggan untuk membahas masalah serius, mereka bisa melakukannya nanti lagipula Do Hyun juga lelah harus menangani masalah yang disebabkan Shin Se Gi. Jadi sekarang mereka harus makan dan minum saja.
“Oh Ri Jin.”
“Tenang saja, ada seseorang yang akan mengartikan mimpiku.”
“Siapa itu?”
“Kakakku, sebagai penulis dia akan menafsirkan mimpi burukku.” Ucap Ri Jin. Ia kemudian meminta maaf atas kebohongannya selama ini. ia mendengar kalau Do Hyun sudah berteu dengan kakaknya.
“Orang seperti apa Oh Ri On itu?”
Ri Jin bergedik ngeri memikirkan kakaknya, ia berkata bahwa ada 276 titik ular kuning dalam diri kakaknya.
“Oh Ri Jin.”
“Kenapa kau banyak sekali pertanyaan hari ini?”
Dalam hati Do Hyun, ia ingin bertanya apakah Ri On dan Ri Jin benar – benar kembar atau tidak. Tapi yang keluar dari mulut Do Hyun hanyalah pertanyaan apakah tak apa jika Ri Jin minum segitu banyak saat tubuhnya dalam kondisi kurang baik.
Ri Jin tersenyum, dia tak akan bisa berhenti minum kalau ia punya samgyupsal. Ia pun kembali menikati hidangannya.
Keduanya keluar dari kedai, Ri Jin bercanda dengan status pengangguran yang akan disandang oleh Do Hyun. Apa tak apa jika mereka terus menggunakan uang untuk makan?
“Jangan khawatir. Jika aku menjual barang – barang yang Se Gi beli sejauh ini, kita bisa makan dan hidup selama 2 tahun.”
Ri Jin menanyakan rencana mereka kedepan.
Pertama, Do Hyun akan membereskan barang – barangnya di perusahaan lalu ia akan merangkai puzzle hidupnya. Dia akan menemukan anak kecil di basement, ia ingin tahu apakah anak itu masih hidup atau tidak. Kalau hidup, ia akan menanyakan asalnya dan juga alasan kenapa ia menghilang.
Ri Jin memuji rencana Do Hyun yang begitu rapi.
Diujung jalan, keduanya melihat ada sebuah toko tempat membaca tarot. Ri Jin mengajak Do Hyun untuk masuk ke sana.
“Tunggu, untuk seorang dokter. Kau percaya pada astrologi yang tak ada ilmu ilmiahnya.”
Ri Jin percaya – percaya saja, siapa tahu mereka bisa menanyakan keberadaan anak yang Do Hyun cari. Do Hyun serius dengan apa yang Ri Jin ucapkan. Tapi Ri Jin rupanya hanya bercanda, ia menyuruh Do Hyun untuk pergi cafe. Dia akan mengambil ponselnya yang ketinggalan di kedai.
Saat kepergian Ri Jin, Do Hyun bergegas menuju ke tempat pembaca tarot. Ia melongok ke dalam dan langsung menemui peramal.
Peramal memuji penampilan Do Hyun yang tampan. Ia menyambutnya dengan hangat, lalu menyuruh Do Hyun memikirkan seseorang yang ia cintai lalu mengambil tiga kartu dengan tangan kiri dan tiga dengan tangan kanan.
Peramal menunjukkan kartunya, kartu yang ditengah adalah untuk Do Hyun. Di kiri adalah seseorang yang Do Hyun suka dan yang dikanan adalah yang menghalangi percintaan Do Hyun.
Peramal membaca kartu pertama, kartu untuk orang yang disukai Do Hyun. “Gadis itu sangat baik. Dia hangat dan ceria. Dia seperti sinar matahari bulan april yang menerobos jendela. Ketika ia memanggil namamu, kau seperti bunga untuknya. Dia tak memiliki penampilan yang menonjol, tapi dia membuatmu merasa nyaman. Benarkan?”
Do Hyun tersipu saat mendengar peramal mengucapkan ciri – ciri yang merujuk Ri Jin. Ia membenarkan ucapan si Peramal.
Dan untuk kartu pendapat menunjukkan kalau gadis Do Hyun merasup dalam dirinya tanpa ia sadari. Tapi saat membuka kartu lainnya, ini si peramal dengan lebai berkata kalau ini sungguh sulit. Ada banyak penghalang untuk mereka. Semuanya adalah manusia manusia biadab.
“Apa semua ini akan menjadi kenyataan?”
“Ambillah kartu terakhir.”
Kartu terakhir menunjukkan gambar yang menunjuk ke segala arah. “Ini artinya adalah takdir yang tak akan bisa terelakkan. Kau akan bertemu dengan seseorang yang telah lama ia tunggu dalam waktu lama, tapi ini bukan perjalanan yang mudah. Tapi tanpa luka dan kerja keras, cinta ini sulit untuk menjadi kenyataan.”
Setelah Do Hyun selesai melakukan ramalannya, giliran Ri Jin yang melewati tempat peramal. Dia celingukan takut ada yang melihatnya.
Bersambung Ke Episode 13 Part 2
0 Response to "Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 13 Part 1"
Posting Komentar