Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 4 Part 2
Pada part sebelumnya diceritakan kalau akhirnya Do Hyun tahu, cinta pertama Se Gi adalah Ri Jin. Karena keinginan yang kuat dari Se Gi untuk menguasai tubuh Do Hyun, diapunbisa menampakkan dirinya pada DO Hyun. Tentu saja hal itu membuat Do Hyun shock dan pergi. Apa yang akan terjadi setelah itu? apakah Se Gi begitu berbahayanya untuk Ri Jin? Yuk kita lanjut saja sinopsisnya.
Pada part sebelumnya diceritakan kalau akhirnya Do Hyun tahu, cinta pertama Se Gi adalah Ri Jin. Karena keinginan yang kuat dari Se Gi untuk menguasai tubuh Do Hyun, diapunbisa menampakkan dirinya pada DO Hyun. Tentu saja hal itu membuat Do Hyun shock dan pergi. Apa yang akan terjadi setelah itu? apakah Se Gi begitu berbahayanya untuk Ri Jin? Yuk kita lanjut saja sinopsisnya.
Ri Jin berbalik dan hendak jalan balik. Tepat disaat itu Sekretaris Ahn menelpon Ri Jin dan menanyakan tentang keberadaan Do Hyun. Mengetahui kalau Do Hyun menghilang, Ri Jin pun teringat saat Do Hyun sedang merasa sakit kepala.
“Apakah sesuatu terjadi padanya?” tanya Ri Jin khawatir.
“Setelah pergi bertemu denganmu kemarin, dia tak bisa lagi dihubungi.” Jawab Sekretaris Ahn.
“Jadi maksudmu dia menghilang?” tanya Ri Jin lagi dan Sekretaris Ahn berkata kalau Do Hyun menghubungi Ri Jin, dia minta untuk memberitahunya.
Sekretarsi Ahn menutup telepon dan saat dia berbalik, dia terkejut melihat Ki Joon ada di belakangnya. Ki Joon datang karena dia ingin membicarakan sesutu dengan Do Hyun sebelum rapat, tapi sepertinya Do Hyun belum masuk kerja.
“Pagi ini dia rapat dengan Media Hwamoo, tampaknya perbincangan mereka semakin panjang.” Jawab Sekretaris Ahn menutupi apa yang terjadi pada Do Hyun. “Jika penting, perlukah saya menelponnya?” tanya Sekretaris Ahn.
Mendengar itu Ki Joon hanya diam dan pergi. Di Luar ruangan Do Hyun, Ki Joon bergumam, “Absen tanpa izin... bocah ini, dia membuatku khawatir ketika aku sedang sibuk.” Tepat disaat itu Ki Joon mendapat telepon dari ayahnya yang mengajak ketemuan.
Saat ketemuan, Tuan Cha langsung bertanya apakah Do Hyun bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. Mendengar ayahnya yang langsung menanyakan Do Hyun, dengan nada cemburu Ki Joon bertanya kenapa ayahnya memanggil dirinya yang sibuk hanya untuk menanyakan tentang anak orang lain. Tuan Cha menjawab kalau reaksi untuk Do Hyun saat rapat lumayan baik. Para direktur yang melayani kakek Ki Joon dan para direktur yang dulunya tidak yakin pada Do Hyun kini malah jadi tertarik padanya. Apalagi pemilihan akan dilakukan 3 bulan lagi.
“Tidakkah kau terlalu bertekad, ayah?” tanya Ki Joon.
“Darah itu, yang bisa mengkhianati adiknya ketika tidak lagi dibutuhkan dan tidak bisa kemana-mana.”
“Jadi, perlukah aku menyiapkan senjata?” tanya Ki Joon dan ayahnya pun bertanya apa Ki Joon punya senjata itu. Ki Joon menjawab tidak terlalu yakin, tapi sepertinya dia punya senjata itu. Jadi, diapun ingin memastikan hal itu terlebih dahulu, apakah dapat di jadikan sebuah senjata.
****
Ri Jin menemui dr Seok dan menyalahkan dirinya karena membiarkan Do Hyun sendiri sampai2 dia menghilang sekarang. Dr Seok bertanya tentang bagaimana kondisi Do Hyun sebelum dia menghilang. Ri jin menjawab kalau semuanya baik2 saja sebelum nama Se Gi disebut. Ri Jin pun menceritakan tentang apa yang ditanya DO Hyuun padanya. Saat mendengar kalau DO Hyun bertanya apa Se Gi sudah meminta sesuatu pada Ri Jin sebagai seorang dokter, dr Seok pun teringat ketika Se Gi menyerangnya dan meminta dr Seok untuk menidurkan Do Hyun untuk selama-lamanya.
“Apakah dia pernah memintamu hal tersebut?” tanya dr Seok pada Ri Jin.
“Tidak, Se Gi sebelumnya tidak tahu kalau aku adalah dokter. Itu hal yang kukatakan padanya.” Jawab Ri Jin dan saat Ri Jin mengatakan hal itu pada Do Hyun, Do Hyun langsung bertanya dengan wajah serius, apa Ri Jin dan Se Gi sudah bertemu sebelum di klub malam itu. Saat itu juga, Do Hyun tiba2 terdiam karena melihat sesuatu.
“Aku pikir itu sedikit aneh. Delusi atau halusinasi, sangat dekat dengan schizophrenia dibandingkan D.I.D ( Disosiatif Identity Disorder ).” Ucap Ri Jin dan dr Seok terdiam mendengarnya.
“Jika tebakkanku benar, maka hal tersebut adalah co-consciousness. * co-consciousness adalah situasi dimana kepribadian utama sadar, kepribadian alternatif memunculkan diri.” Ucap dr Seok.
“Jika itu adalah co-consciousness.....” ucap Ri Jin yang kemudian teringat saat Do Hyun tiba2 terdiam dan seperti sedang melihat sesuatu yang mengejutkannya. Mengingat semua itu, Ri Jin pun yakin kalau hal itulah yang sedang terjadi pada Do Hyun.
“Lalu apakah gejala2 itu muncul padanya di masa lalu?” tanya Ri Jin lagi pada dr Seok dan di jawab kalau selama pengobatan sejauh ini, hal itu tidak pernah terjadi. Ri Jin pun bertanya kenapa hal itu sekarang tiba2 terjadi.
“Jika itu semakin kuat, maka ia akan muncul bersamaan dengan pemiliknya dan mengendalikan tidakan pemiliknya. Dalam skenario paling buruk, hal tersebut bisa mengendalikan seluruh kesadaran dan tindakannya.” Jawab dr Seok.
“Maksud anda, Co-conciousness bisa menyingkirkan kepribadian pemiliknya? Jika begitu, dia dalam kondiri yang sangat berbahaya!” ucap Ri Jin yang terlihat sangat khawatir.
“Tenanglah. Kita tidak bisa sekedar melihat co-conciousness sebagai sesuatu yang berbahaya. Kadang, hal tersebut membantu menyembuhkan kepribadian yang lainnya. Sebelum aku mendengar darinya langsung, aku tidak bisa menyimpulkan apapun. Namun, jika kau yakin... kepribadian-kepribadiannya dipengaruhi oleh sesutau. Karena perang antara pemilik dan co-consciousness telah dimulai.” Jelas dr Seok tentang kondisi Do Hyun.
****
Ri Jin duduk di tempat terakhir dia bersama Do Hyun, disana dia teringat kembali pada ucapan Do Hyun :
“Mulai dari sekarang, kau harus menghindariku. Jika aku muncul, sembunyi. Jika aku menghampirimu, larilah yang jauh. Jika aku memegangmu, larilah, meskipun kau harus menghajarku.”
“Namun bisa saja ia bukan Se Gi. Tapi kau, Cha Do Hyun.” Ucap Ri Jin saat itu.
“Tidak, hal itu tidak akan pernah terjadi. Mulai sekarang, aku tidak akan muncul di hadapanmu.”
“Jika kau tidak ingin berbicara denganku sebagai dokter, aku berbicara denganmu sebagai teman. Pertama2 datanglah ke rumah sakit. Perbincangan kita belum berakhir.” Ucap Ri Jin saat meminta Do Hyun kembali ke rumah sakit.
“Aku tidak membuat pertemanan.” Jawab Do Hyun menolaknya.
Kita kembali lagi pada Ri Jin yang sekarang terus mencoba menghubungi Do Hyun namun nomornya tidak aktif. Karena itu, Ri Jin pun meninggalkan pesan suara untuk Do Hyun.
“Cha Do Hyun-shi. Ini Oh Ri Jin.... dengarkan dengan baik aa yang ingin kusampaikan. Situasi apapun yang kau alami saat ini, dengan siapapun diri, kau tidak boleh kehilangan kesadaran. Jangan biarkan kesadaranmu diambil alih, mengerti? Kau tak boleh terpengaruh oleh apapun dan kuatkanlah dirimu.”
Dimana Do Hyun sekarang? Kita sekarang melihat Do Hyun tiba2 membuka matanya dan dia terkejut saat melihat boneka yang dia pegang. Reflek Do Hyun pun membuangnya. Do Hyun tambah shock saat melihat disekitarnya ada boneka beruang lagi yang sudah rusak dan banyak mainan anak-anak. Dengan nafas terengah2 Do Hyun terlihat ketakutan dan membayangkan saat dirinya masih kecil. Do Hyun dan anak kecil itu terlihat ketakutan karena melihat ada seseorang yang datang mendekati mereka.
Bayangan masa lalu Do Hyun langsung menghilang saat ada seseorang memanggilnya. Ternyata Do Hyun sedang berada di tempat penyimpanan minuman keras. Seorang pelayan yang ditugaskan mengambil wine, melihat Do Hyun dan bertanya, “Wakil Presdir, apa yang anda lakukan disini?”
Do Hyun hendak mengambil jas-nya yang ada di atas tong, namun dia terlihat shock lagi saat melihat gambar boneka beruang dengan tulisan “I’M NANA” di atas lantai.
****
Do Hyun keluar dari tempat penyimpanan minuman dan pelayan memberitahunya kalau semua orang sedang makan malam, jadi dia menyarankan agar Do Hyun menyapa mereka setelah mandi. Do Hyun hendak melakukan apa yang pelayan sarankan, namun langkahnya langsung terhenti saat dia mendengar suara Nyonya Yoon yang berkata kalau dia sudah tak tahan lagi. Nyonya Yoon tak tahan dengan keberadaan Nyonya Shin.
“Aku tak tahu kenapa kau membawaku kesini setelah mendengarkan desas desus, namun bukan aku yang memulai pertengkaran di lapangan golf.” Ucap Nyonya Yoon.
“Benar, memang aku yang mengikutimu dan menjambak rambutmu dengan tanganku di lapangan golf.” Jawab Nyonya Shin dengan kesal.
“Kau tak tahu siapa dia? Jika seseorang melakukan banyak hal, ia harusnya belajar beberapa hal. Kau harus menghindari situasinya.” Ucap Nenek Seo ikut bicara.
“Kau pikir aku tidak melakukannya? Dia mengikutiku!”
“Adik ipar, mengapa kau menghindar? Apakah aku mengikutimu karena aku ingin?” tanya Nyonya Shin dan Nyonya Yoon menjawab kalau Nyonya Shin sudah berteriak2 memanggil seseorang di lapangan, seperti orang yang tak punya sopan santun.
“Jika aku membalikkan badan karena malu, seharusnya dia pura2 tidak melihatku. Bagaimana bisa aku menghindar dari orang yang mengikutiku dan menjambak rambutku?” ucap Nyoya Yoon pada ibunya, dia sengaja tidak mengatakan langsung pada Nyonya Shin karena dia ingin menyindirnya. Sindiran itu tentu saja berhasil membuat Nyonya Shin naik pitam, saking kesal dan marahnya.. Nyonya Shin sampai2 menyiramkan wine yang ada di gelasnya pada Nyonya Yoon.
“Apa yang sedang kau lakukan sekarang?” teriak Nenek Seo pada Nyonya Shin namun dia tak memperdulikannya. Nyonya Shin malah terus menghujat Nyonya Yoon.
“Setelah Min Seo Yeon, siapa lagi yang tidak bisa kau seret ke bawah dan mati. Kenapa? Kau merasa lega tapi juga kau tidak bisa makan karena aku? Kau ingin menjatuhkanku?” ucap Nyonya Shin dengan emosi.
“Ibu.... ada apa dengan wanita itu?” tanya Nyonya Yoon pada ibunya.
“Dia punya rabies. Jangan menjadi sepertinya karena kau digigit olehnya. Kau harus berhenti sekarang.” Jawab Nenek Seo.
“Aku....tidak mengerti... bagaimana kau bisa membiarkan wanita seperti ini di rumah kita? Apa karena dia punya anak laki2? Secara hukum dia adalah anak kakak tertua.” Ucap Nyonya Yoon yang masih merasa shock dengan siraman itu.
“Beraninya kau membicarakan anakku seperti itu?”
“Meskipun demi Do Hyun, tetap saja ini tidak benar. Meskipun dia setengah baik seperti kakak tertua, yang telah meninggal....”
“Aku yang melahirkan anakku.” Potong Nyonya Shin. “Kenapa kau tetap membuatnya sebagai anak Min Seo Yeon?” teriak Nyonya Shin.
“Kenapa kau terus membawa-bawa orang yang sudah mati? Jangan bangunkan orang yang sudah ada di surga.” Teriak Nenek Seo dan hendak pergi. Dia bahkan menyuruh Nyonya Shin untuk mengemasi barang-barang dan keluar dari rumahnya. Nenek Seo juga menyuruh Nyonya Shin untuk membawa Do Hyun bersamanya.
Mendengar pengusiran itu, Nyonya Shin teringat perkataannya pada seseorang yang sedang koma.
“Aku tahu. Sebelum orang tua itu mati, dia tidak akan menyerahkan Grup Seung Jin kepada Do Hyun. Dia hanya akan mengikatnya seperti kambing, yang akan mengurusi rumah hingga kamu sadar. Karenanya, aku mengubah mimpiku. Dibandingkan kau, yang merupakan anak dari wanita itu, anakku Do Hyun yang lebih baik menjadi pemilik Grup Seung Jin. Jadi sayang.... aku minta maaf. Maafkan aku, tapi.... bisakah kau tidak bangun?”
Euuum... apakah yang terbaring koma itu adalah ayah Do Hyun ? masih belum bisa dipastikan karena wajah orang itu tak diperlihatkan.
Balik lagi pada Nenek Seo dan Nyonya Shin. Nenek Seo hendak pergi namun langkahnya terhenti saat Nyonya Shin berkata, “Apakah dia benar2 tertidur?” Nyonya Shin duduk lagi. “Aku tidak tahu.. aku bermain dengan baik... dia meninggal, setelah berpikir, ‘ini bukanlah hidup yang buruk’ atau jika dia meninggal kita berpikir, ‘mari kita tunggu dan lihat sambil menelan air matanya.’”
“Mulut itu, bisa kau tutup?” ucap nenek Seo.
“Aku tidak bisa meninggalkan rumah ini, ibu... tiga orang saja bisa meninggal, meski tidak mungkin tapi kuharap aku bisa menghapus ingatanku. Bagaimana aku bisa percaya mulutku sendiri dan keluar dari disini, aku seperti bom waktu ketika mabuk.” Ucap Nyonya Shin dan nenek Seo lagi2 berteriak menyuruh Nyonya Shin menutup mulutnya. Nyonya Shin berkata kalau dia ingat semuanya. Semua yang berhubungan dengan Grup Seung Jin. Kebenaran yang mengerikan yang tidak diketahui oleh dunia.
“Bukankah tidak susah untuk menyingkirkan seseorang sepertiku diam2? Memang benar, namun jika DO Hyun tahu apa yang terjadi pada ibunya, apakah dia akan diam saja? Ketika dia memulihkan kembali ingatannya, akan banyak orang yang terluka.” Ucap Nyonya Shin dan Nenek Seo terlihat ketakutan. Melihat ekspresi Nenek Seo yang seperti itu, Nyonya Shin tertawa puas.
“Aku punya rabies? Ya... jika kau tahu, maka jangan sentuh aku. Kau bisa tergigit.” Ucap Nyonya Shin dan pergi.
Nyonya Shin terkejut saat dia berpapasan dengan Do Hyun.
****
Do Hyun menyeret ibunya keluar rumah untuk bertanya apa rahasia yang ibunya ketahui. Tentu saja Nyonya Shin pura2 tidak tahu.
“Hal yang terjadi pada Grup Seung Jin. Rahasia yang tidak diketahui oleh dunia. Aku melupakannya tapi ingatan tersebut akan membuat banyak orang terluka ketika aku mengingatnya lagi. Kau tahu semua itu kan?” ucap Do Hyun mengingatkan ibunya namun Nyonya Shin malah berkata kalau semua itu hanya kebohongan belaka. Semua itu hanya dia ucapkan untuk mengancam Nenek Seo. Tapi Do Hyun sangat yakin kalau ada sesuatu yang ibunya rahasiakan.
“Setiap keluarga memiliki rahasia dan kelemahan. Aku mencoba untuk mempertahankan ketegangan di dalam keluarga ini. Memang ada apa lagi? Ini strategi yang kubuat untukmu!” ucap Nyonya Shin yang kemudian tersenyum bangga karena dia dengar Do Hyun sangat hebat dalam rapat di kantor. “jadi mulai sekarang, jangan pikirkan hal yang lain. Orang tua itu, adalah macan ompong. Dia tidak punya penyelesaian selain dirimu. Apapun yang dikatakan oleh orang, kau adalah penerus grup Seung Jin.”
Tak senang pada apa yang dikatakan ibunya, Do Hyun pun langsung berlalu pergi tanpa berkata sepatah katapun.
****
Di mobil, Do Hyun melihat ponselnya yang penuh dengan miscall dari Oh Ri Jin dan sekretaris Ahn. Dia kemudian mendengar pesan suara yang Ri Jin tinggalkan untuknya. Mendengar pesan suara dari Ri Jin, Do Hyun pun teringat saat dia berkata pada Ri Jin untuk menghindarinya. Dia juga teringat saat dia menyelamatkan Ri Jin dari ledakan bom yang di bawa oleh Ferry Park. Tepat disaat itu, ponselnya berdering lagi dan itu adalah telepon dari Chae Yeon namun Do Hyun tak mau mengangkatnya.
****
Cheo Yeon sendiri sedang berada di sebuah restoran dengan setumpuk pekerjaannya di meja. Dia terlihat kecewa karena teleponnya tak diangkat oleh Do Hyun. Tepat disaat itu Ki Joon muncul dan meminta maaf karena dia datang terlambat karena rapat.
“Jika kau akan terlambat, bukankah etikanya adalah mengubah waktu pertemuan?” ucap Cheo Yeon yang sepertinya tak senang karena dibuat menunggu oleh Ki Joon.
“Berkatmu aku mengerjakan banyak pekerjaan.” Ucap Ki Joon.
“Ooooooh.... Kau sangat egois. Kau tidak pernah minta maaf sekalipun.” Ucap Cheo Yeon dan Ki Joon berkata dengan santai kalau Chae Yeon sangat baik, karena dia selalu memaafkannya. Cheo Yeon pun menyuruh Ki Joon untuk memesan makanan terlebih dahulu, karena dia sudah kelaparan gara2 menunggu Ki Joon.
Ki Joon lalu berkata kalau seharusnya Chae Yeon memesan makanan lebih dulu. Chae Yeon pun mengaku kalau sebenarnya tadi dia ingin menghabiskan waktu bersama Do Hyun, namun sayangnya Do Hyun sedang sibuk.
“Kau terus menggunakan teman masa kecilmu. Saat kau mabuk, dia supirmu. Dia kurirmu saat kau belanja. Dan saat kau marah, dia mendengarkanmu. Sekarang kau bersamanya untuk menghabiskan waktu?” ucap Ki Joon yang sepertinya merasa cemburu.
“Pernahkah aku memaksanya? Dia melakukannya karena senang.” Jawab Cheo Yeon dan menyuruh Ki Joon menelponnya, karena mungkin saja Do Hyun akan mengangkat telepon Presdir nya. Jika Do Hyun belum makan, maka mereka bisa mengajak dia untuk makan bersama mereka.
“Sayangnya, teman masa kecilmu sudah absen tanpa izin.” Ucap Ki Joon.
“Absen tanpa izin? Murid sebaik itu?”
“ya, murid yang baik itu tidak masuk kerja.” Jawab Ki Joon dan Chae Yeon pun berkata kalau belakangan ini dia merasa Do Hyun sedikit aneh. Ki Joon menjawab kalau dia merasa Do Hyun aneh sejak dia masih kecil, bukan belakangan ini saja.
“Saat ini, dia sedang sibuk pacaran.” Ucap Ki Joon.
“Hah? Pacaran? Dengan siapa? Gadis dari keluarga mana?” tanya Chae Yeon bertubi2.
“Oh, apa ini reaksimu sangat kuat?” tanya Ki Joon.
“Meskipun dia bagian dari Grup Sueng Jin, kalau mereka mengetahui fakta tentang ibunya, mereka tidak akan mau memberikan putri mereka.”
“Bukan seseorang yang datang dari keluarga kaya. Dia seorang dokter.” Jawab Ki Joon dan Chae Yeon seperti penasaran pada sosok wanita itu.
****
Saking penasarannya, di mobilnya Chae Yeon terus memikirkan Oh Ri Jin yang merupakan psikiater rumah sakit Kanghan. Dia kemudian mencoba menelpon Do Hyun, namun nomor Do Hyun tak aktif dan hal itu membuat Chae Yeon kesal.
****
Ternyata ponsel Do Hyun tak aktif, karena dia sedang menelpon sekretaris Ahn. Do Hyun meminta maaf karena sudah membuat sekretaris Ahn khawatir. Sekretaris Ahn lalu mengatakan kalau Oh Ri Jin juga sangat khawatir pada Do Hyun, “Apa kau sudah menghubunginya?”
“Maaf, tapi tampaknya aku tidak akan bisa ke perusahaan. Aku sudah mengurusi hal2 yang besar jadi tidak akan ada masalah. Tapi bisakah kau mengurusi sisanya?” ucap Do Hyun dan sekretaris Ahn bertanya apa yang sebenarnya terjadi.
“Aku ada dalam situasi yang berbahaya.” Jawab Do Hyun.
****
Sekarang Do Hyun sudah menjalankan mobilnya, dia mengendarai mobilnya sambil menelpon dr Seok dan memberitahu apa yang sudah terjadi padanya. Dia juga menceritakan tentang anak kecil yang muncul di pikirannya, dia sangat yakin kalau anak itu bukan Se Gi, Ferry Park, Yo Na ataupun Yo Sub.
“Apakah ada sesuatu yang mengejutkanmu atau ada sesuatu yang merangsang kemunculannya?” tanya dr Soek.
“Tidak, aku tak tahu. Tidak ada yang aku yakini. Aku hanya dalam kondisi bingung.” Jawab Do Hyun dan dr Seok pun meminta Do Hyun datang ke rumah sakit, sehingga dia bisa menjelaskan detailnya.
“Dr. Seok... apakah aku.... mulai gila? Atau apakah aku.... mulai menjadi monster?” tanya Do Hyun sedih.
****
Kita kemudian beralih pada Ri On yang melihat isi di dalam lemarinya ternyata itu adalah foto2 semua orang yang berhubungan dengan Group Seung Jin berikut artikel tentang mereka. Sambil melihat semua itu, Ri On terlihat sedang memikirkan sesuatu. Sebenarnya rahasia apa yang Ri On sembunyikan... euuuum.... penasaran....
****
Do Hyun baru selesai mandi saat dia melihat panggilan telepon dari RI Jin. Ketika Do Hyun hendak berjalan pergi, tiba2 Se Gi muncul lagi di cermin. Tentu saja itu membuat Do Hyun shock.
“Kenapa ? Kau takut? Jika tidak sengsara? Dalam posisi yang sulit? Jika kau menemukan ingatanmu yang hilang, kau yakin kau bisa menghadapi penderitaan itu?” ucap Se Gi yang berada di dalam cermin.
Do Hyun berusaha menguatkan dirinya dengan bergumam kalau semua itu hanya ilusi.
“Apa yang akan kau lakukan ketika kau berhasil menemukan memorimu yang hilang?” tanya Se Gi lagi.
“Itu halusinasi. Itu hanya delusi sebuah kesalahpahaman.” Ucap Do Hyun yang sudah merasa sangat takut.
“Aku tahu seluruh kebenarannya. Kau takkan bisa mengatasinya. Jadi, tutupi saja seperti dirimu secara diam2. Hiduplah mengkerut seperti itu, seolah kau tidak lagi hidup.”
“Diam!”
“Ingat? Bahkan saat itu kau lari karena kau tidak yakin bisa mengatasi penderitaan itu dan aku bertarung dengan penderitaan tersebut sebagai ganti dirimu. Kau mengerti? Jika bukan katena aku, kau! Kau sudah lama mati sendirian dalam kesengsaraan. Tapi beraninya kau menyebutku palsu?”
“Diam. Diam. Diam!” ucap Do Hyun dan saking kesalnya, sampai2 dia meninju cermin yang ada di depannya. Namun penyesalan yang harus dirasakan Do Hyun sekarang, karena setelah Do Hyun menunju cermin, Do Hyun dan Se Gi berpindah tempat. Se Gi menjadi orang nyata sedang kan Do Hyun berada di dalam cermin.
“Mulai sekarang, pemilik tubuh ini serta waktu yang kau punya adalah aku. Karena... aku yang lebih dulu menemukan anak itu.” ucap Se Gi dan pergi membawa ponsel Do Hyun. Do Hyun sendiri tak bisa berbuat apa2.
****
Ri Jin sedang berada di perpustakaan, sepertinya dia sedang mencari tahu cara pengobatan untuk DO Hyun. Lelah dengan semua buku2, Ri Jin pun mengambil ponselnya dan mengganti nama Se Gi menjadi Do Hyun. Do Hyun sendiri masih terjebak di dalam cermin.
Tepat setelah Ri Jin mengganti nama kontak menjadi Do Hyun, dia tiba2 mendapat sms dari Do Hyun yang berisi “Ini Cha Do Hyun. Aku pulang dengan selamat. Maaf karena membuatmu khawatir, sekarang aku ada di pintu masuk rumah sakit. Aku ingin bertemu denganmu sebentar.”
Setelah membaca sms dari DO Hyun, Ri Jin langsung berlari menuju pintu masuk rumah sakit. Tiba2 seseorang menangkap tangannya. Ri Jin shock saat melihat orang yang ingin bertemu dengannya bukanlah Do Hyun, melainkan Se Gi. Dan seperti biasa, Se Gi pun memaksa Ri Jin untuk pergi bersamanya.
Dengan kecepatan tinggi, Do Hyun melajukan mobilnya dan tentu saja itu membuat Ri Jin ketakutan dan meminta Se Gi mengurangi kecepatan. Namun Se Gi menjawab kalau dia tak punya banyak waktu, akan lebih baik juga jika dia secepatnya menyingkirkan beban yang menghalangi jalan mereka.
Mendengar itu, Ri Jin tambah histeris berteriak.
Bersambung Ke Heal Me Episode 5
0 Response to "Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 4 Part 2"
Posting Komentar