Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 3 Part 2
Dengan kaki terikat, kini Do Hyun tersadar setelah Ferry Park mengambil alih tubuhnya. Saat ia menoleh, Ri Jin sudah menatapnya tanpa berkedip sama sekali.
“Oh Ri Jin? Kau tidak apa-apa? Kau tidak terluka, 'kan? Ah, bagaimana dengan jaketnya? Memangnya jaketnya kenapa?” tanya Do Hyun tak mendapat respon dari Ri Jin. Do Hyun akhirnya meminta maaf, dia memang selalu lupa ketika dia dalam kondisi marah maupun mabuk.
Ri Jin tersadar pula dari lamunannya, ia baik – baik saja seperti yang Do Hyun lihat. Dan menyangkut masalah jaket, Pria Gangster sedang mencarinya sendiri.
Scene beralih menunjukkan para Gangster yang akan memburu tempat Oh Ri On. Sedangkan Ri On sendiri sibuk makan – makan bersama rekannya. Bercanda dan saling bergurau tanpa tahu bahaya akan mendatanginya.
Do Hyun terkejut karena Ri Jin memberitahukan tempat Kakaknya berada pada Gangster – gangster itu. dia seharusnya memperingatkan kakaknya terlebih dahulu. Ri Jin mencoba melepaskan diri dari ikatan, dia santai saja. toh Kakaknya sedang mengadakan pesta.
“Sekarang, aku tidak bercanda. Keluargamu mungkin dalam bahaya. Apa kau sudah gila?!” seru Do Hyun. Tapi kemarahan Do Hyun segera reda saat mengingat kalau Nona Husky memberitahukan bahwa Ri Jin itu pasien yang sangat berbahaya.
“Maafkan aku. Tapi, bagi seseorang yang sakit,...” sesal Do Hyun.
Ri Jin menggeram, kenapa Do Hyun selalu menganggapnya orang sakit? Nanti saja minta maafnya, mereka harus mencari jalan keluar sekarang.
Tanpa diduga rupanya Do Hyun dengan mudah bisa melepas ikatan yang menjerat tubuhnya. Ri Jin sempat heran tapi Do Hyun berkata kalau dia sudah belajar hal ini selama bertahun – tahun. Do Hyun pun melepaskan ikatan yang menjerat Ri Jin.
Ri Jin menatapnya dalam, “Ingat. 7 Januari, jam 10 tepat. Saat itulah aku jatuh cinta padamu.” Ucap Ri Jin mengulang ucapan Shin Se Gi pada Do Hyun.
Do Hyun yang tak merasa mengucapkan hal itu jadi bingung. Ini bukan saatnya dia berkata seperti itu.
“Kau yang mengatakannya. Kau tidak ingat? Kau bilang kalau orang dengan wajah yang sama sepertimu itu palsu.” Tunjuk Ri Jin.
Kini ia berjongkok dihadapan Do Hyun sambil mengulang kembali ucapan Shin Se Gi padanya. Dia ingat wajah Se Gi dan Se Gi yang memintanya agar tak melupakan tatapannya. Juga Se Gi berkata bahwa dia itu hanya satu, jika ada yang mirip dengannya maka dia palsu.
“Namamu? Siapa?” tanya Ri Jin.
Bukannya menjawab, Do Hyun malah memegang lengan Ri Jin dengan mantap. Dia bertanya apakah Ri Jin ingin keluar?
Suara teriakan terdengar dari tempat penyekapan, entah apa yang dilakukan oleh Do Hyun hingga Ri Jin menjerit histeris. Sontak Gangster yang menjaga mereka terbangun, dia langsung membuka ruang sekap dan mendapati Ri Jin sudah terkapar.
Do Hyun yang bersembunyi tiba – tiba muncul dan langsung memukul tengkut Gangster itu hingga pingsan.
Keduanya berjalan keluar, Ri Jin menuntut janji Do Hyun untuk memberitahu namanya jika mereka selamat. Do Hyun mengingkari janji, dia sepertinya tak bisa memberitahukan namanya. Dia juga tak bisa mengantarkan Ri Jin ke rumah sakit karena dia ada urusan yang sangan mendesak.
Do Hyun mengintai kondisi diluar ruangan, namun ia tersetak ketika menoleh dan melihat Ri Jin sudah ditodong pisau oleh Gangster yang tadi pingsan. Gangster itu menyuruh Do Hyun kembali ke ruang sekap selagi ia masih bicara baik – baik. “Kuhitung sampai 3!” serunya.
Do Hyun mencoba bernegosiasi agar Pria itu mau melepaskan Ri Jin, dia itu sakit jiwa jadi jangan memaksanya atau reaksi dia akan berlebihan.
Ri Jin tak percaya kalau dia malah dianggap sakit jiwa, “Siapa yang menyebutmu dokter? Dari pengamatanku, kau yang lebih berbahaya. Aku sehat, jadi jangan cemas. Tarik napas.”
Satu. Dua. Tiga. Pria tadi menghitung mundur.
Dan tepat dihitungan ketiga, Bom buatan Ferry Park sudah menunjukkan sisa waktu tingga 59 detik. “Perhitungan mundur dimulai.”
Do Hyun memungut lagi Bom itu, dia mengancam tapi Pria Gangster menganggap itu hanya gertak sambal. Tak mempan untuk membuatnya takut dengan pertunjukan Do Hyun.
“Kali ini, aku tidak bisa menghentikannya. Kali ini, apa rencanamu kalau bom ini memang akan meledak? Tentu saja, kesempatanya 50-50. Semuanya terserah padamu. Apapun pilihanmu, tepat setelah 5 detik akan kulemparkan bom ini tepat didepanmu.” Ancam Do Hyun.
Pria Gangster mulai gamang, dia memilih mendorong Ri Jin kearah Do Hyun lalu kabur. Ri Jin terhuyung hingga menubruk tubuh Do Hyun dan bom kembali terlepar. Kini hanya tinggal tersisa waktu 10 detik sebelum meledak.
Saat waktu sudah benar – benar mepet, Do Hyun bergegas memapah tubuh Ri Jin yang sudah kepayahan. Dia membawanya keluar ruangan, untuknya mereka berhasil keluar tepat saat bom meledak.
Ditempat Pesta Oh Ri On
Gangster sampai disana dan mengepung orang – orang yang tadinya makan dengan Ri On. Dia menyuruh seseorang yang bernama Oh Ri On untuk keluar. Namun teman pesta Ri On tak ada satupun yang ketakutan. Mereka dengan santai tetap makan.
“Jaket ini yang kau cari?” tanya Ri On menunjukkan jaket milih Gangster. Gangster membenarkan dan menyuruh Ri On untuk mengembalikan jaket miliknya jika tak ingin ada pertumpahan darah.
“Kenapa aku harus memberikannya padamu? Aku harus mengambil barangku agar kau bisa pergi dengan tenang.” Ri On menyobek bagian dalam jaket milik pria Gangster. Dan tampaklah narkoba yang terselip disana langsung berjatuhan.
Sontak rekan pesta Ri On berdiri semua, mereka menunjukkan kartu identitas sebagai polisi narkoba.
Tanpa bisa berkutik lagi, mereka semua ditangkap oleh polisi yang sengaja diundang oleh Oh Ri On. Sebelum pergi, Ri On menahan lengan pria gangster. Dia tampak sangat marah, “Dimana adikku? Dimana adikku sekarang?!” serunya.
Digudang Penyekapan
Do Hyun khawatir karena kini Ri Jin tak sadarkan diri, dia mencoba membangunkannya tapi tetap tak bisa. Ledakan terus terjadi hingga Do Hyun mendekap tubuh Ri Jin agar tak terkena percikan api yang menyambar. Dia membopong Ri Jin menuju tempat yang aman tapi ada kayu yang jatuh tepat mengenai punggung Do Hyun. Do Hyun terhuyung,
“Selamatkan aku. Selamatkan aku.” Lirih Ri Jin setengah sadar. Do Hyun menyapu pandangannya dan menemukan sebuah motor terparkir tak jauh dari mereka. Dia mengumpulkan kekuatan untuk membopong Ri Jin lagi melewati api yang menyambar karena ledakan terus terjadi.
Do Hyun menunggangi motor tersebut, dia mengingkatkan tubuh Ri Jin ke perutnya agar bisa membonceng. Dia bergegas melajukan motornya keluar dari gedung yang kini terbakar.
Keduanya berhasil selamat, Do Hyun nampaknya khawatir dengan kondisi Ri Jin yang tak sadarkan diri. Meskipun mungkin ini karena efek ketakutan, Ri Jin dengan mata terpejam mencoba berpegangan ke perut Do Hyun. Dia mengeratkan pegangannya saat dibonceng oleh Do Hyun.
Suara Ri Jin terngiang dalam rongga dengar Do Hyun, “Kau... Siapa namamu? Jangan pergi. Tetaplah begini.”
Rumah Sakit
Ri Jin sudah menerima perawatan, dia setengah sadar berusaha membuka matanya namun amat berat dan pandangannya juga masih kabur. Do Hyun berdiri dihadapan Ri Jin, dengan penuh penyesalan dan rasa bersalah. Dia meminta maaf telah membuat Ri Jin dalam situasi yang berbahaya. Dia juga meminta maaf tak bisa mengatakan apa yang terjadi hingga Ri Jin terseret dalam bahaya. Do Hyun juga amat menyesalkan pertemuan diantara mereka, dia harap pertemuan mereka tak akan terjadi lagi.
Ri Jin yang sempat membuka matanya kembali tertidur lagi. Dan ketika ia terbangun, bukan lagi Do Hyun yang ada dihadapannya melainkan Ri On yang tak kalah khawatir dengan kondisi Ri Jin.
“Ri On, kau tidak terluka?” tanya Ri Jin ketika bangkit.
“Seharusnya siapa yang kau khawatirkan, bodoh? Aku sudah menemukan lokasi mereka kabur, tapi kau tidak ada di sana, dan pabriknya terbakar. Kau tahu betapa terkejutnya aku?”
Ri Jin tersenyum, itu tandanya Ri On mengerti akan kode yang dia berikan.
“Kasus pembunuhan Omega-3, Bab 3! Menceritakan seorang pelaut yang membawa narkoba, menculik seseorang karena dia mencuri narkobanya! Akhirnya, narkobanya bahkan tidak muncul pada MRI yang akhirnya malah ditemukan dalam gaun korban!” cerita Ri On panjang lebar.
“Bingo! Sesuai yang kau pikirkan.”
Ri Jin mengangkat tangannya untuk melakukan highfive. Ri On pun membalasnya dan mereka melakukan tos ala Ri Jin dan Ri On yang tak bisa dideskripsikan :D
Ri Jin sejenak terdiam, dia mengingat permintaan maaf Do Hyun yang diucapakan ketika ia dalam kondisi setengah sadar. “Pria itu. Dimana pria itu sekarang?” tanyanya.
Pria itu yang dimaksud oleh Ri Jin kini tengah menempuh perjalanan, Ketua Ahn mengemudikan mobil sambil memantau kondisi Do Hyun yang tak begitu baik. Dia menawarkan untuk membawa Do Hyun ke rumah sakit.
Tapi Do Hyun hanya diam, dia kembali meringis kesakitan karena tubuhnya penuh luka.
Diruang Rapat
Ketua Seo tampak yang paling kesal apalagi Yeong Pyo terus mengoceh dengan nada sarkatis.
“Kalau kondisinya buruk sampai dia tidak bisa menghadiri rapat yang sudah anda rencanakan, pasti kondisinya sangat parah. Saat aku melihat dia pagi tadi, tampaknya dia baik-baik saja. Kau tidak pernah tahu apa yang terjadi dalam kecelakaan mobil dengan melihatnya saja. Meskipun dia tampak sehat, tak ada yang tahu rasa sakit yang dia rasakan. Sekarang, kita tidak bisa membuat orang sibuk terus menunggu. Jadi mari kita akhiri rapatnya.”
Tapi belum sempat bubar, Do Hyun sudah masuk dengan stelan jas rapi dan wajah yang tampak tak terluka sama sekali. Ia menunduk hormat dan meminta maaf telah membuat banyak orang yang sibuk harus menunggu.
Dia menjelaskan kecelakaan yang tak terduga telah menghampirinya, dia tak bisa mengatasi hal yang tak terduga. Ini bukanlah alasan untuknya tapi sebagai seorang yang akan memimpin ID entertaimen, dia mengalami hal yang terjadi diluar kehendak.
“Menjadi cucu Presdir juga bukanlah kehendakku. Dan juga, aku, yang menjabat Wakil Direktur tanpa usaha apapun, adalah sesuatu yang tidak pernah kalian pikirkan. Aku akan menghadapi perubahan dunia dengan sesuatu yang tidak bisa diubah dalam diriku. Kalian yang akan menjadi saksinya. Mulai sekarang, aku akan memperjuangkan semuanya tanpa mengubah apapun. Tekad. Sifat. Usaha. Dan, jati diri.”
Ki Joon yang duduk disamping Do Hyun hanya menyembunyikan senyum remeh, dia mungkin tak percaya dengan semua ocehan Do Hyun. Namun ia terbelalak saat melihat tangan Do Hyun yang menumpu pada meja mengalir darah yang terus menetes.
Do Hyun menahan rasa sakit dan mengepal erat tangannya.
&##8220;Mulai sekarang, aku akan berusaha meyakinkan banyak orang dengan kemampuanku dan menjadi impian baru dari Grup Seung Jin. Secara resmi aku akan memperkenalkan diri. Aku Wakil Direktur ID Entertaiment, Cha Do Hyun.” Tutup Do Hyun menerima tepuk tangan dari semua anggota Direksi.
Seusai rapat, Ketua Seo sungguh marah pada Do Hyun dan menamparnya dengan keras. Dia marah atas keterlambatan Do Hyun dihari pertama. Dimana semua orang licik memperhatikannya. Terlebih ada Young Pyo yang sedari dulu menginginkan posisi Do Hyun.
Do Hyun meminta maaf.
Nenek semakin marah, dia berteriak karena seharusnya Do Hyun meminta maaf pada Ayahnya. Alasan Do Hyun disana hanya karena Ayah Do Hyun yang sudah merelakan nyawa untuk menolonganya. Ketua Seo kembali berteriak menyalahkan Do Hyun, Makanya ayahmu tidak ada di sini karena dirimu!
“Kalau kau tahu apa yang sudah dia lakukan untukmu, dan apa yang sudah dia lakukan untukmu agar menjadi anggota keluarga Seung Jin, kau takkan berani mengulangi kesalahan yang kau lakukan hari ini. Kalau kau itu manusia. Setidaknya, kalau kau itu masih manusia. Apapun yang terjadi padamu, kau harus melindungi Grup Seung Jin. Sampai anakku, Cha Joon Pyo, bisa duduk lagi di kursi itu! Dengan cara apapun, kau harus melindungi Grup Seung Jin!” bentak Ketua Seo penuh emosi.
Do Hyun tak berani untuk membalas ucapan Ketua Seo. Dia pun hanya menunduk dengan sedih.
Rumah Sakit
Di depan kamar rumah sakit yang bertuliskan nama Cha Joon Pyo. Nyonya Shin mengucapkan terimakasih atas kerja keras informan yang sudah mampu menemukan tempat Ketua Seo menyembunyikan Joon Pyo.
Dia masuk dan menyapa seorang pria yang kini tergolek lemah.
Rumah Keluarga Oh Ri Jin
Sambil membuat bubur, Ibu Ri Jin sibuk menghubungi putrinya yang sedang dirumah sakit. Ia mengungkapkan kekhawatirannya karena tiba – tiba mendengar Ri Jin masuk UGD. Dengan tawa, Ri Jin menenangkan. Dia hanya diberi waktu untuk istirahat tapi ia tak bisa tidur.
Ibu berkata kalau dia akan mengirimkan makanan untuk Ri Jin. Dia akan menitipkannya pada Ri On, tak akan banyak. Ibu hanya akan membawakan makanan sedikit, sebesar mata ayah saja.
Tapi rupanya Ibu Ri Jin menyiapkan hampir satu meja penuh makanan untuk Ri Jin. Ri On muncul dan menawarkan untuk membawa makanan Ri Jin tapi melihat banyak sekali, dia menyarankan untuk memberikan sebagian ke anjing diluar. Ri Jin juga hanya menginap semalam. Ri On tak mau membawa semuanya karena dia malu.
“Sayang, kau saja yang berangkat.” Ucap Ibu pada Ayah.
Ayah setuju karena sejak awal dia memang ingin mengantarkannya. Dia meminta Ri On membawakan jaket miliknya. Ri On kebingungan untuk menceritakan, “Kenapa mendadak sekali?”
“Hei, itu hadiah dari Ri Jin. Meskipun kesempitan, Ayah takkan menyerah. Ayah akan diet ketat dan memakainya lagi.”
“Ah, cukup! Pembicaraan sudah selesai! Sampai kapan Ayah akan terobsesi dengan jaket itu?” potong Ri On.
Ibu melemparkan sendok nasi ke arah Ri On. Tapi Reflek Ri On cukup bagus sehingga ia langsung menunduk. Ayah sempat khawatir.
Ri On menunjukkan wajahnya dengan salah satu mata ditutup sendok sayur, dengan mimik meledek dia berkata kalau ia tak kena. Ayah tertawa, putranya kini sudah besar.
“Beraninya kau bicara kurang ajar di depan Ayahmu?!” seru Ibu.
Apartemen Do Hyun
Luka di lengan Do Hyun menganga, ia menjahit dan menutupnya dengan kain kasa sendiri. Ketua Ahn menawarkan untuk pergi ke rumah sakit saja. Do Hyun menolak, dia sudah terbiasa untuk menangani lukanya sendiri. Dan yang terpenting adalah keadaan Oh Ri Jin.
“Dia baik – baik saja. Untung saja kondisinya stabil dan katanya dia sudah dipindahkan ke kamar.” Tutur Ketua Ahn membuat Do Hyun lega. Tapi Ketua Ahn juga merasa kalau sampai Ri Jin tahu tentang masalah Do Hyun maka ini akan menjadi petaka.
“Sepertinya dia bukan orang semacam itu. Bagaimanapun juga, dia itu sakit jiwa, sama sepertiku. Bayar biaya perawatannya, dan sampai dia dinyatakan sembuh, jaga dia baik-baik. Dan kalau Se Gi memperlakukan dia dengan kasar, tolong sampaikan permintaan maafku agar tidak menjadi bekas luka lagi.” pinta Do Hyun.
Rumah Sakit Kanghan
Sambil meminum sebotol soda, Ri Jin kembali ke kamarnya namun sesuatu membuat ia terkejut. Dia memuntahkan soda yang ada dimulut.
Rupanya dia terkejut karena ada setumpuk kado yang dihiasi dengan balon – balon berbentuk hati. Ia menemukan sepucuk note di dalam parsel, Semoga kau lekas sembuh.
Ri Jin terbayang ketika Do Hyun menyelamatkannya, “Mungkinkah, ini pria itu?”
“Mungkinkah, adikku sudah punya pacar?” sahut Ri On yang sudah berdiri menyender di pintu masuk ruang rawat Ri Jin. Dia nunjuk matanya dan mata Ri Jin dengan tatapan menyelidik.
Meskipun sakit, Ri On dan Ri Jin tetap minum bir buatan ayahnya. Dia memuji bir itu sangat lezat seperti yang ia duga. Ri On membahas masalah pria aneh yang ditemui oleh Ri Jin, mana mungkin seseorang bisa berubah setiap saat?
Ri Jin menganggap enteng, toh Ri On juga seperti itu. kadangkala menjadi Oh Ri On atau Omega 3, seperti mekanisme sebuah kehidupan kejam menuntut mereka untuk bisa bertahan.
“Hei, tidak semua orang melakukannya! Kalau sepertiku itu masih mungkin, kau bisa membantu Jupiter dan Saturnus dari belakang dengan kepandaian dan kepribadianmu.” Seru Ri On.
“Kenapa kau meninggalkan Mars? Dia selalu menjadi orang pertama yang harus disingkirkan.” Sanggah Ri Jin. Kadang aku sama sekali ga maksud sama arah pembicaraan ni kakak – adek tapi aku tulis aja. Lucu.
Tatapan Ri On berubah dewasa menatap Ri Jin, dia memperingatkan kalau kemungkinan pria itu playboy. Ri Jin tercenung, dia malah tak berfikir demikian.
“Bagaimana kalau dia tidak melakukan sesuai kehendaknya, tapi dilakukan diluar kendalinya? Bukan mekanisme pertahanan diri, tapi jebakan? Bagaimana rasanya? Bukankah itu petaka? Bukankah berbahaya? Bukankah kesepian?”
Ri On menatap adiknya dalam ketika ia terus bercerita mengenai pria itu. Apa kau menyukainya?
Ri Jin tertawa menganggap Ri On bergurau namun kilas balik pertemuan dia dengan Shin Se Gi membuat ia termenung. Dia tak yakin dengan perasaannya sendiri. “entahlah” gumam Ri Jin.
“Entahlah, aku tidak tahu. Lagipula, aku takkan bertemu lagi dengannya.” Ucap Ri Jin mengenyahkan kebimbangannya.
Malam hari di rumah Do Hyun
Keringat dingin membasahi wajah Do Hyun, tidurnya tampak tak nyenyak. Dia bermimpi buruk saat ini, mimpi yang selalu muncul menghantui Do Hyun. Do Hyun kecil dibanting oleh seseorang di ruang sempit, dia begitu ketakutan.
Terdengar suara... “Ak... aku bersalah. Ak... aku bersalah. Ma... maafkan aku.”
Do Hyun tersadar dari tidurnya dengan nafas terengah – engah.
Kantor ID Entertaiment
Ki Joon masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Do Hyun, dia memerintahkan pada bawahannya untuk menyelidiki di seluruh rumah sakit Seoul. Cari orang yang bernama Cha Do Hyun.
“Dan, apakah wakil Direktur sudah mulai bekerja?” tanyanya.
Yah. Do Hyun memang sudah bekerja dan kini ia melihat – lihat pembangunan ditemani oleh asistennya. Dalam perjalanan tak sengaja menangkap sosok Chae Yeon tengah memberika arahan pada beberapa pekerja.
Do Hyun bergegas membuat alasan agar dia bisa pergi dari tempat itu.
Namun mata Chae Yeon sudah menyadari kehadiran Do Hyun, “Cha Do Hyun?” tegurnya.
Do Hyun terhenti sejenak mendengar namanya dipanggil tapi dia tak menoleh dan memutuskan untuk segera pergi. Chae Yeon sadar bahwa Do Hyun mencoba menghindar, ia menghembuskan nafas sebal.
Saat makan siang, Chae Yeon menanyakan alasan Do Hyun yang bersikap demikian padanya. Do Hyun sudah pernah menjelaskan, kalau sampai dia bertindak dan berkata dengan kasar maka....
“Mengabaikanmu?” tukas Chae Yeon. “Kalau kau memperlakukanku dengan buruk mencariku tengah malam, atau menelepon untuk menemuiku, atau bersalah, itu bukan dirimu, jadi kau menyuruhku untuk memukulmu.”
Do Hyun membenarkan.
Dengan mengejutkan, Chae Yeon malah menyuruh Do Hyun untuk melakukannya saja. melakukan hal yang tak pernah Do Hyun lakukan, lampaui saja hal – hal yang belum pernah ia lakukan. Dia penasaran apakah ia bisa memukul Do Hyun atau dia malah akan ikut dengan Do Hyun.
Do Hyun menegaskan kalau dia bukanlah orang yang bisa Chae Yeon tangani. Dia akan berpura – pura tak mendengar ucapan Chae Yeon barusan. Ia pun bangkit pergi.
Rumah Sakit Kanghan
Dokter Seok menyarankan pada Ketua Ahn untuk segera melakukan perawatan pada Do Hyun. Ini bukanlah masalah yang bisa terselesaikan jika hanya menyembunyikannya. Apalagi ini sudah mendekati kriminal. Apa itu, Bom! Bom.
“Jadi maksudku, apa ada yang bisa menjadi dokter jiwa pribadinya?” tanya Ketua Ahn setengah berbisik.
Pembicaraan mereka terpotong karena ada seseorang yang mengetuk pintu. Rupanya dia Oh Ri Jin. Ketua Ahn mengingat wajah Ri Jin yang diselamatkan oleh Do Hyun di rumah sakit, dan juga Do Hyun yang mengatakan bahwa Ri Jin juga punya penyakit Jiwa.
Ri Jin berniat kembali keluar karena Dokter Seok punya tamu namun Ketua Ahn mencegah, dia yang akan keluar. Dia mengira Dokter Seok tengah sibuk untuk memeriksa pasien.
Sontak Dokter Seok tertawa, dia memberitahukan kalau Oh Ri Jin bukanlah pasien melainkan Dokter. Dia sudah bekerja disana selama satu tahun. Ketua Ahn pun mengernyit heran.
Ri Jin meminta izin untuk bisa kembali bekerja. Dokter Seok menyangka kalau Ri Jin mungkin dimarahi oleh temannya karena dia mendengar Dokter Shin selalu berteriak marah ketika harus merawat pasien – pasien Ri Jin.
Namun Ri Jin mengelak. Dokter Seok pun mengizinkannya untuk kembali bekerja.
Dengan riang Ri Jin melangkahkan kakinya pergi tapi sesuatu menghentikan langkahnya. Dia kembali menghadap Dokter Seok, “Dokter, anda bilang anda pernah merawat pasien yang mengidap D.I.D saat anda di Amerika, 'kan?”
Disisi lain, Ketua Ahn juga memberitahukan bahwa Ri Jin bukanlah seorang pasien melainkan dokter. Do Hyun sempat tak mengerti maksud Ketua Ahn.
“Iya. Dia itu bukan pasien tapi Dokter sakit jiwa. Selain itu, dia itu murid Dokter Seok Ho Pil.” Jelas Ketua Ahn. Do Hyun diam termenung.
Ri Jin menceritakan bahwa awalnya dia mencurigai seseorang mengalami Borderline Personality Disorder, Histrionic Personality Disorder, schizophrenia, namun dugaannya terbantahkan karena dia akan mengubah sikap dan lupa akan kejadian yang ia alami.
“Aneh. Berapa kepribadian yang sudah kau temui?”
Tiga orang. Kepribadian pertama yang dia temui memiliki karakter pria lembut dan yang kedua adalah orang yang kasar dan agresif seperti serigala. Dia kejam dan mengatakan namanya adalah Shin Se Gi.
Dokter Seok terkesiap mendengar nama Shin Se Gi disebut, ia mencoba memperjelas. Siapa namanya?
“Shin Se Gi.” Jawab Ri Jin.
Do Hyun masih terus merenung di ruangannya. Ia mengingat kalau Dokter Seok pernah memberitahukan bahwa Shin Se Gi menginginkan karakter Do Hyun supaya tertidur. Do Hyun jadi berfikiran kalau mungkin Shin Se Gi mengirim Oh Ri Jin untuk menidurkan karakternya.
Do Hyun segera bangkit, dia pamit pada Ketua Ahn untuk menemui Oh Ri Jin. Dia yakin kalau Ri Jin sudah melihat perubahan sikapnya.
Kini Dokter Seok menceritakan pertemuannya dengan Do Hyun sebelas tahun yang lalu. dia memukul teman Ayah tirinya tapi dia bilang tak melakukannya. Dokter Seok langsung curiga, dan ia merawatnya selama tujuh tahun. Do Hyun pria yang tampan, bijaksana, sangat bertanggung jawab. IQ –nya juga tinggi. Selama dia merawatnya, ia sudah menemui ke tujuh karakternya dan berbicara dengan mereka. Semenjak itulah dia yakin kalau Do Hyun memang mengalami kepribadian ganda.
“Apa yang menyebabkan dia sampai seperti itu? Pasti ada alasan sampai dia memiliki kepribadian ganda. Pasti tersembunyi dalam masa lalunya.”
Sayangnya, Do Hyun lupa ingatan semenjak umur tujuh atau delapan tahun. Dia sudah berusaha keras membuat ingatannya kembali namun masih belum menemukan titik terang.
“Itu artinya dia sudah menutup kenangannya. Dia menciptakan kepribadian yang berbeda sebagai mekanisme pertahanan dirinya. Dia tidak siap menghadapi kenangan yang menyakitkan. Lalu, keluarganya?”
Dokter Seok hanya tersenyum, sangat disayangkan karena Do Hyun begitu menutup rapat tentang masalah ini. Do Hyun sejak umur 11 tahun sudah berusaha menyelesaikan sendiri masalah yang ditimbulkan oleh semua karakternya. Dia masuk dalam pertarungan yang tak pernah berakhir.
Ri Jin sudah kembali ke ruangannya, suara Dokter Seok masih terngiang dalam benaknya.
“Terkadang, aku memikirkannya. Dia pasti gila, 'kan? Betapa sulitnya masalah yang dia hadapi? Betapa kesepiannya dia? Akhirnya, pertanyaan terakhir yang selalu membuatku terdiam.” ucap Dokter Seok simpati.
Ri Jin juga mengingat bagaimana Do Hyun berkali – kali mengucapkan permintaan maaf karena telah membuatnya dalam situasi berbahaya.
Ri Jin menyenderkan kepala ke loker, dia menatap foto dirinya bersama keluarga kecil yang bahagia. Dengan Oppa narsis bikin geregetan tapi tetep sayang. Keluarga yang gila abis pula.
Di koridor rumah sakit, Nona Husky yang sudah berdadan rapi berjalan dengan sembunyi – sembunyi untuk kabur. Tak sengaja ia berpapasan dengan Ri Jin dan melambaikan tangannya. Ri Jin membalas dengan lemas.
Ada kesempatan, Nona Husky berlari sekencang mungkin untuk kabur. Ri Jin terkejut dan mengejarnya.
Dia berlari keluar rumah sakit, tepat saat itu pula sebuah mobil melintas dan hampir menabraknya. Ri Jin dengan sigap mendorong Nona Husky hingga jatuh.
Beruntung mobilnya langsung berhenti, dan pemilik mobil tersebut tak lain adalah Do Hyun. Nona Husky langsung mengenali Do Hyun, dia menyebutnya sebagai Pangeran Club Paradise.
“Ah, dokter itu...” ucap Do Hyun segera terpotong karena kini Nona Husky yang mengaku sebagai Dokter diseret oleh perawat. Nona Husky terus berteriak, dia mengajak Do Hyun untuk berteman. “Sampai ketemu lagi! Kita bertemu lagi, ya!” Serunya.
Diam canggung. Do Hyun sekarang percaya bahwa Ri Jin adalah seorang dokter.
“Kau bukan Shin Se Gi.” Tebak Ri Jin.
“Kau sudah melihatnya? Aku... Aku berubah? Kau tidak takut?”
“Karena aku masih belum tahu kau ini siapa. Aku tahu ini kasar, tapi kau ini siapa? Apa mungkin, kau punya bom? Kalau begitu, mungkin kau punya jaket?”
Do Hyun tersenyum mendengar rentetan pertanyaan Ri Jin, dia menggeleng.
“Kalau begitu... siapa namamu?”
“Aku, dengan wajah ini dan tatapan seperti ini,” Do Hyun menatap dalam kedua mata Ri Jin. “...namaku Cha Do Hyun.”
Ri Jin tersenyum. Matanya tergenang, dia membalas tatapan Do Hyun dengan penuh simpati.
Bersambung Ke Episode 4
0 Response to "Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 3 Part 2"
Posting Komentar