Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 6 Part 2
Dalam perjalanan pulang, Ri Jin teringat kata2 dr Seok yang memintanya untuk tidak membenci Do Hyun. Karena dia bukanlah bajingan yang tanpa alasan yang jelas dan bersikap egois. Dia adalah pria yang selalu bertanggung jawab atas kekacauan yang dia buat. Sambil mengingat ucapan dr Seok, Ri Jin juga teringat pada Do Hyun saat dia meminta Ri Jin sebagai dokter jiwanya, saat Do Hyun menyelamatkannya di gudang yang terbakar karena bom dari Ferry Park, saat Do Hyun minta maaf pada dr park, saat Do Hyun membantu Ri Jin mengembalikan nama baiknya ke semua rekan kerjanya dan saat Do Hyun tiba2 muncul saat Ri Jin mencium Se Gi.
“Karena dia takut orang lain akan terluka karena ulahnya.... dia khawatir pada setiap momen dalam hidupnya... dia berusaha keras setiap hari. Mungkin karena itu dia sudah terpojok dan tak bisa mengendalikannya sendiri.” Ucap dr Seok pada Ri Jin dan semua itu benar2 membuat Ri Jin tambah galau.
****
Kita beralih pada Ri On yang sedang sibuk mengetik novelnya, “Tak usah ragu... gadis itu sudah mempersiapkan kepergiannya. Dia harus melupakan tawaran rahasianya. Saat keraguan itu mulai muncul... dan sudah bersiap untuk mempermainkan gadis itu. sekarang... sebuah kotak aneh ada di depan mereka. Sesuatu yang tidak pernah terbuka. Sesuatu yang tidak boleh kau lihat. Kotak pandora, sesuatu yang tidak boleh diingat. Dan... suatu hari nanti, dia akan mendengar bisikan dalam kotak itu. bukalah.... ingatlah.....saat itulah, terjadi sesuatu antara kau dan dia.” Ucap Ri On sambil mengetik novelnya.
Sembari kita diperdengarkan suara Ri On yang mengetik novelnya, kita diperlihatkan pada Do Hyun yang berada di rumahnya, dia melihat ke arah kamera cctv.
#scene ini, membuat spekulasi kalau Ri On sedang menulis cerita tentang DO Hyun dan Ri Jin, tapi ntahlah... kita ikuti saja kelanjutan ceritanya...
****
Kita beralih pada Nyonya Yoon dan suaminya, Tuan Cha Young Pyo. Nyonya Yoon bertanya2 tentang anak Min Seo Yeon, dia penasaran apakah anak itu laki-laki atau perempuan. Bagaimanapun anak itu adalah keturunan keluarga mereka juga, jadi kalau anak itu benar2 ada dan masih hidup, Nyoya Yoon khawatir keputusan Seung Jin Group akan berubah dan hal itu bisa merugikan posisi Ki Joon.
“Kita harus membuatnya memihak kita, bagaimanapun caranya. Kalau perlu, kita harus mencari tahu anak itu lebih dulu.” Ucap Tuan Cha dengan tenang, namun Nyonya Yoon masih terlihat khawatir.
****
Kita kembali pada Ri On yang sudah selesai mengetik naskah novelnya. Ingin mendapatkan udara segar, Ri On pun membuka jendela dan menguap. Tepat di saat dia membuka mata, Ri On langsung teriak ketakutan karena melihat seseorang berpakaian baju putih dengan wajah ditutupi rambut. Ri On benar2 ketakutan, apalagi saat dia memberanikan diri untuk melihat orang itu lagi, orang itu sudah menghilang.
“Dia menghilang.... dia menghilang... kurasa aku sudah membunuh terlalu banyak orang. Untuk sementara waktu, aku takkan menulis novel seperti ini.” Ucap Ri On ketakutan.
****
Ri On hendak pergi kekamar mandi, lagi2 perasaan merinding dia rasakan karena merasa seseorang melintas di belakangnnya. Ri On berusaha menenangkan diri, tepat di saat dia ingin melanjutkan jalannya, tiba2 Ri On dengan wajah ditutupi rambut muncul di depannya. Tentu saja Ri On langsung berteriak ketakutan.
“Kenapa kau berisik sekali?” keluh Ri On sambil menyingkirkan rambutnya dari wajahnya. Ri On masih terlihat ketakutan dan Ri Jin tak perduli, dia langsung masuk ke dalam kamarnya.
“Dia membuatku kaget..” keluh Ri On yang masih merasa ketakutan.
****
Keesokanharinya, Ri Jin mengatakan kalau dia mendapatkan tawaran melanjutkan sekolah ke John Kopkins, tentu saja kabar itu membuatnya semua terkejut. Walaupun Ri Jin mengatakan berita bagus, Tuan Oh masih merasa kalau ada sesuatu yang Ri Jin pikirkan, karena Ri Jin tadi malam berkeliaran di taman seperti hantu perawan.
Ri Jin awalnya bingung memberitahu kedua orang tuanya, namun dia tetap mengatakan yang sebenarnya, kalau dia sedang galau antara memilih sekolah ke luar negeri dan menerima tawaran menjadi dokter pribadi seorang pasien VIP dengan gaji besar.
“Jadi, kau punya dua kue beras yang enak, kau berpikir mana yang akan kau makan dan yang akan kau buang?” tanya Ri On yang mengibaratkan masalah Ri Jin dengan kue beras.
“Aku tidak pernah ingin makan kue beras dan aku tidak menginginkannya. Aku ingin membuang semuanya dan hidup bebas dengan kekuatanku sendiri. Seperti yang kulakukan sekarang.” Jawab Ri Jin dan ayahnya pun berkata agar Ri Jin melakukan apa yang dia inginkan, apa susahnya. Ri Jin mengatakan tidak bisa karena dia sudah terlanjur mengambil cuti, jadi dia diharuskan memilih diantara dua pilihan itu.
“Kalau kalian jadi aku... mana yang akan kalian pilih?” tanya Ri Jin pada keluarganya.
“Siapa yang peduli dengan apa yang kita pikirkan. Yang terpenting adalah hatimu.” Jawab Tuan Oh.
“Benar, tak ada seorang pun yang menjalankan kehidupanmu.” Ucap Soo Young mendukung ucapan suaminya.
“Bagaimana dengamu Ri On?” tanya Ri Jin pada kakaknya itu.
“Pilihan terbaik.... adalah pilihanmu.” Ucap Ri On yang juga menyetujui pendapat ayahnya untuk menyerahkan keputusan pada Ri Jin.
Melihat pendapat semua anggota keluarganya, Ri Jin terlihat senang dan memanggil mereka semua satu per satu dengan suara manja dan setelah itu mereka tertawa bersama.
****
Ri Jin sedang menyedu teh. Tiba2 ibunya muncul dari belakang dan membuat Ri Jin terkejut. Ibu berkata kalau dia lebih setuju Ri Jin menjadi dokter pribadii daripada sekolah ke Jhon Hopkins.
****
Ri Jin sedang memberi makan anjingnya, tiba2 ayahnya muncul dan berkata kalau dia lebih setuju jika Ri Jin memilih bersekolah ke John Hopkins dari pada menjadi dokter jiwa.
****
Setelah mendapat nasehat dari kedua orang tuanya yang berbeda2, Ri On muncul dan sebelum Ri On mengatakan apa2 Ri Jin langsung membentaknya.
“Kenapa? Apa? Aku mendengar semua orang menghargai pendapatku.” Ucapnya yang mengira kalau Ri On juga hendak memberinya satu pilihan yang harus dia pilih.
“Aku... kurasa cuacanya sangat bagus, jadi... kita ajar Rin berolahraga.” Ucap Ri On dengan sedih dan tentu saja itu membuat Ri Jin merasa bersalah.
“Maafkan aku... tadi aku...” ucap Ri On dengan wajah ingin menangis dan berlari pergi. Wkwkkwk... kayak anak kecil. Ri Jin yang merasa bersalahpun langsung mengejarnya untuk meminta maaf.
****
Ri On dan Ri Jin sedang bermain lempar tangkap bersama anjing mereka. Selagi menunggu Rin mengambil piringan plastik yang Ri On lempar, mereka berduapun membahas tentang masalah yang Ri Jin alami. Ri On pun penasaran dan minta diberitahu siapa pasien yang memberi tawaran itu pada Ri Jin. Namun Ri Jin tak bisa mengatakan identitas pasien pada siapapun, karena itu adalah kode etik profesinya.
“Pokoknya, karena pria tua kaya raya itu menghabiskan uangnya, kau dipaksa cuti?” ucap Ri On.
“Dia tidak tua....” ucap Ri Jin yang hampir memberitahu identitas Do Hyun namun dia langsung meralatnya dengan mengatakan kalau Ri On benar, kalau pasiennya itu sudah tua.
“Aku kasihan padanya.” Ucap Ri On karena menurutnya pria tua itu sepertinya membutuhkan teman. Pendapat itu bisa muncul dikepalanya karena pria itu tidak menginginkan perawatan khusus dari Ri Jin, dia diharuskan menyembunyikan penyakitanya, dan dia tidak bisa mendapatkan perawatan, sehingga dia hanya bertahan sendirian.
“Menurutmu, siapa yang paling dibutuhkannya?” tanya Ri On dan Ri Jin menjawab seorang dokter. Ri On meralat kalau yang pria itu butuhkan adalah seorang teman bukan dokter.
“Mungkin karena kau itu penulis, tapi kau terlalu baik hati.” Komen Ri Jin.
Ri On merangkul pundak Ri Jin dan berkata, “adikku, kau lihat semua penyakit kejiwaan.... bukanlah penyakit yang harus ditanggung sendirian, tapi juga penyakit yang tidak bisa diobati sendirian. Seperti keberdaan orang yang sakit, mereka butuh pengobatan melalui... pengertian, perhatian dan bantuan dari banyak orang.” Jelas Ri On.
“Sekarang, kau sedang mengajariku?” tanya Ri Jin kesal.
“Maksudku, bukan hanya dokter yang mereka butuhkan. Mereka butuh keluarga, teman dan orang penting lainnya. Kemungkinan tak ada seorang pun yang mau menemaninya sekarang. “melelahkan”, “bantu aku”, “aku butuh teman.” Dia bersembunyi dalam dinding pertahanan yang keras karena... dia tak tahu caranya mengatakan kata2 sederhana itu.”
“Jadi kau ingn aku membantunya?” tanya Ri Jin dan Ri On menjawab kalau semua keputusan terserah pada Ri Jin, dia tadi hanya ingin mengatakan kalau dia kasihan pada pria itu.
“Tapi... bisa dibilang ini semua karena aku. Kalau menurutmu berbeda itu terserah.” Tambah Ri On dan Ri Jin bertanya kenapa Ri On pikir dia punya pemikiran yang berbeda. Ri On menjawab karena Ri Jin adalah seorang yang profesional.
“Manusia berdarah dingin!’ ucap Ri Jin yang tahu maksud dibalik kata2 Ri On yang mengatainya profesional.
“Bagaimanpun juga, kakakmu ini sangat bangga padamu. John Hopkins atau dokter pribadi orang kaya, kau bisa memilih keduanya karena kau mampu.”
“Kemampuan apanya. Keadaanku ini membuatku harus membeli sepatu baru karena aku menginjak kotoran.” Jawab Ri Jin mengumpamakan semuanya dengan sepatu kotor.
“Kalau begitu cuci sepatunya dan pakai lagi.”
“Sudah kubilang keadaannya sudah sangat buruk.”
“Kalau begitu, pilih salah satu yang lebih bagus!” ucap Ri On dan Ri Jin menjawab kalau dia memang sedang memikirkan mana yang lebih bagus diantara keduanya. Ri On pun berkata kalau Ri Jin harus mencari sepatu yang bisa digunakan untuk berlari, melompat dan terbang.
“Memangnya ada sepatu seperti itu?” tanya Ri Jin.
“Kalau tidak ada, akan kucarikan untukmu. Jadi pilihlah dengan yakin. Bukankah kakakmu ini sangat keren?” ucap Ri On dan kemudian mengejar Rin, anjing mereka.
Mereka pun bermain bersama lagi. Sembari mereka bermain, kita diperdengarkan dengan suara Ri On yang berkata :
“Meskipun pilihanmu salah.... meskipun kau berlari saat kau sudah lelah.... kalau menurutmu kabur adalah cara terbaik, kakakmu ini akan... berdiri tepat dibelakangmu dengan sepatu bersayap.”
****
Kita beralih ke SeungJin Group dimana Ki Joon sedang memimpin rapat. Mereka sedang membahas tentang penulis novel misteri yang bernama “Omega”. Karena skenario yang mereka dapat dirasa tidak bagus, jadi mereka berniat mencari penulis aslinya dan minta salinan aslinya. Yang jadi masalahnya mereka tidak tahu siapa Omega itu.
Ki Joon melihat ke arah Do Hyun yang hanya diam dan merasa tenang. Emang dasar gak pernah akur, Ki Joon pun menyuruh Do Hyun untuk mencari tahu siapa Omega itu sebenarnya. Ya, Ki Joon memang punya kekuasaan untuk memberi perintah itu, karena dia adalah Direkturnya dan Do Hyun hanya wakilnya.
****
Selesai rapat, Ki Joon menghampiri Do Hyun dan memintanya untuk tidak marah atas apa yang dia katakan dan perintah pada Do Hyun saat rapat tadi. Ki Joon menambahkan kalau Do Hyun tidak melakukan pekerjaannya maka dialah yang akan mengalami kesulitan.
Sebelum pergi, Ki Joon membahas tentang Rumah Sakit Kanghan, ekspresi Do Hyun langsung memperlihatkan keterkejutanya.
“Rumah sakit yang terkenal karena dokter jiwanya. Siapa? Ada satu dokter yang terkenal. Ah, Seok... Dr Seok itu.. aku lupa namanya... pokoknya pikirkan baik2.” Ucap Ki Joon dan pergi.
****
Do Hyun terlihat cemas dan saking cemasnya, So Hyun sampai muntah-muntah. Dia takut Ki Joon mengetahui tentang penyakitnya. Tepat disaat itu, dia mendapat sms dari sekretaris Ahn yang memberitahu kalau Presdir Seo Tae Im mencarinya.
Do Hyun masih berusaha menenangkan pikirannya, dia tak mau kepribadian yang lainnya mendominasi tubuhnya karena dia harus bertemu dengan neneknya. Do Hyun berusaha menahan sakit kepalanya, namun ucapan Ki Joon dan Se Gi terus terngiang di telinganya. Ki Joon yang membahas tentang rumah sakit Kanghan dan Se Gi yang senang karena Do Hyun merasa hidup di neraka.
Ingin mengatasi sakit kepalanya itu, Do Hyun pun minum obatnya. Setelah meminum obat itu, sakit kepala Do Hyun berkurang dan diapun langsung merapikan diri.
****
Do Hyun sekarang sudah bersama Presdir Seo yang menunjukkan foto seorang gadis pada DO Hyun. Ternyata Presdir Seo ingin menjodohkan gadis yang ada di foto dengan Do Hyun. Gadis itu merupakan putri kedua dari Group Myung Sung. Do Hyun mencoba menolak perjodohan itu, namun Presdir Seo tak mau tahu.
“Kau tahu saham group Seung jin milik keluarga Chae Yeon? Dia mencoba menjatuhkanku dengan mengendalikan saham itu. apa menurutmu sekarang ini waktu yang tepat untuk memikirkan siapa yang pas untuk posisi itu?” ucap Presdir Seo.
“Sesuai janjiku, aku akan berusaha semampuku agar anda tetap berkuasa. Tapi, setelah 3 bulan, aku akan kembali ke Amerika.” Jawab Do Hyun dan Presdir Seo bertanya alasan Do Hyun kembali ke Amerika. Do Hyun bingung menjawabnya, kitapun diperlihatkan ke tangan Do Hyun yang tiba2 bergerak sendiri, euuum.. apakah dia akan berubah.
“Apa di Amerika ada wanita lain? Jangan memikirkannya. Hal memalukan dalam keluarga kita cukup menimpa ibumu saja.” Ucap Presdir Seo.
****
Kita kemudian diperlihatkan pada Nyonya Shin yang sedang dalam keadaan mabuk. Dia berkata pada ahjumma, kalau tak ada lagi yang bisa dia kerjakan selain minum2. Dia kemudian mengambil botol wine lagi dan saat dia hendak membuka tutup botolnya, dia melihat boneka beruang putih yang tergeletak di lantai. Nyonya Shin pun bertanya pada ahjumma kenapa ada boneka disana, padahal dirumah itu tidak ada anak kecil.
Ahjumma pun mencoba mengingat-ingat dan akhirnya dia ingat kalau Do Hyun lah yang membawa boneka itu tempo hari. Mendengar itu Nyonya Shin bertanya2 kenapa Do Hyun ada di gudang minuman, padahal dia tak bisa minum. Ahjumma menjelaskan kalau di hari Nyonya Yoon datang, malamnya dia melihat DO Hyun ada di gudang itu. Ahjumma pun hendak mengambil boneka itu, namun langsung di cegah oleh Nyonya Shin karena dia ingin membereskannya sendiri. Nyonya Shin bahkan mendorong ahjumma agar pergi dari gudang itu dan membiarkan dia sendirian.Euuum.... kenapa Nyonya Shin tiba2 seperti itu?
Nyonya Shin mendekati boneka itu dan mengambilnya. Saat dia melihat gambar boneka beruang dan tulisan “I’m NANA” Nyonya Shin langsung terlihat shock.
“Apa mungkin.... Do Hyun mengingatnya?” ucap Nyonya Shin dalam hati.
****
Kita langsung beralih pada Do Hyun yang sudah berada di ruangannya sendiri dan tiba2 dia merasa sakit kepala. Sekretaris Ahn yang ada bersamanya langsung bertanya “Anda baik2 saja?”
Do Hyun menjawab kalau dia baik2 saja. Sekretaris Ahn pun memberikan semua artikel tentang OMEGA yang dia dapatkan. Do Hyun lalu meminta novel karangan Omega karena dia pikir dia harus membacanya untuk mengetahui seperti apa omega itu.
“Masih belum ada jawaban dari Oh Ri Jin?” tanya Sekretaris Ahn.
“Ini keputusan yang sulit.” Jawab Do Hyun yang merasa kepalanya sakit lagi. Melihat kondisi Do Hyun yang terlihat sedang tidak baik, sekretaris Ahn pun menyarankan agar dia pulang dan beristirahat. Do Hyun pun mengikuti saran Sekretaris Ahn untuk beristirahat namun dia tidak akan pulang, dia akan beristirahat di ruang tunggu, dan sebelumnya dia meminta sekretaris Ahn untuk mengatur pertemuannya dengan editor utama dari Omega.
****
Masih di gudang minuman, Nyonya Shin berusaha menghapus gambar boneka beruang dan tulisan I’M NANA itu. Sambil menghapus gambar itu, di dalam hati dia terus berkata, “Dia pasti tidak ingat. Do Hyun tidak akan mengingat anak itu. kumohon.... kumohoon.... kumohooon” dan menangis.
Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa Nana? Kenapa Do Hyun tidak boleh mengingat tentang anak itu.
****
Kita kembali pada Do Hyun yang sedang tertidur di kursi. Dalam tidurnya, lagi2 Se Gi mengganggunya. Dia teringat saat Se Gi tiba2 mengambil alih tubuhnya setelah Se Gi memperlihatkan dirinya di cermin. Dia kemudian mendengar suara Ri Jin yang bertanya apa dia baik saja. Do Hyun juga bermimpi dengan mimpi yang sama seperti mimpi Ri Jin. Dimana ada anak perempuan yang sedang bermain trambolin. Do Hyun terbayang pada Ri Jin dan Chae Yeon. Do Hyun teringat pada ucapan Ki Joon yang membahas tentang rumah sakit Kanghan. Do Hyun melihat kembali mainan-maianan anak kecil yang berserakan di lantai. Do Hyun teringat juga pada saat dia ditampar oleh Presdir Seo. Selain itu, Do Hyun kembali teringat pada masa kecilnya dimana dia terlihat ketakutan di sebuah gudang. Berbeda dengan mimpi Do Hyun sebelumnya, kali ini dia melihat Ri Jin yang juga berada di gudang itu.
“Aku.... aku sebenarnya agak takut dengan kebakaran dan ruang bawah tanah. Tapi, kalau aku bersamamu kurasa aku takkan takut lagi.” Ucap Ri Jin pada Do Hyun kecil dan membuat Do Hyun kecil tersenyum.
“Siapa namamu? Siapa namamu?” tanya Ri Jin dalam mimpi Do Hyun dan membuat Do Hyun terbangun dari tidurnya.
Do Hyun memejamkan matanya kembali dan saat matanya terbuka, kita melihat sinar dimatanya. Ya.... itu pertanda kalau kepribadian Do Hyun sudah beralih kembali. Berubah jadi siapa kah dia?
****
Sambil menunggu Do Hyun berubah menjadi siapa, kita beralih pada Ri Jin dulu yang sedang melajukan mobilnya ke rumah sakit. Tepat di saat itu dr Seok menelpon untuk mengetahui keputusan yang akan Ri Jin ambil. Pada dr Seok, Ri Jin dengan yakin menjawab kalau dia memilih untuk belajar lagi di Jhon Hopkins.
Setelah menutup telepon dari dr Seok, Ri Jin menghubungi nomor Do Hyun. Setelah lama mendengar nama sambungnya, akhirnya telepon pun diangkat. Tanpa menunggu suara Do Hyun, Ri Jin langsung berkata.
“Cha Do Hyun-shi... ini Oh Ri Jin. Aku sudah memikirkannya.... tidak, tanpa memikirkannya pun... kurasa tawaranmu menjadi dokter pribadimu agak berlebihan. Hari ini aku menelpon untuk mengucapkan selamat tinggal. Aku akan sekolah ke luar negeri. Ini semua berkat dirimu. Akhirnya, aku tidak bisa menjadi dokter maupun temanmu, tapi... tidak buruk setelah bertemu denganmu... dan aku belajar banyak hal yang tak pernah kupelajari. Oh, terima kasih sudah mau berpura2 menjadi pacarku di rumah sakit. Berkat bantuanmu itu, aku sangat senang. Ah, dan terima kasih sudah menyelamatkanku dari kebakaran. Semoga kau selalu sehat. Kuharap kau bertemu dokter jiwa yang berpengalaman. Cha Do Hyun-shi.. kau dengar aku?” tanya Ri Jin yang akhirnya menyadari kalau dia seperti sedang bicara sendiri dari tadi. “Cha Do Hyun-shi?” panggil Ri Jin.
“Kau menjauhinya.” Ucap orang di seberang sana dan itu langsung membuat Ri Jin terkejut. “Akhirnya Do Hyun kau campakkan. Benarkan?”
“Kau.... siapa kau?” tanya Ri Jin.
Kita kemudian beralih pada seorang pria dengan kacamata dan earphone di lehernya, dan menjawab pertanyaan Ri Jin.
“Aku? Ahn Yo Sub. Umurku 17 tahun. Dr Scottfield menjulukiku.... kepribadian yang ingin bunuh diri.” Jawab Yo Sub.
Mendengar hal itu, Ri Jin langsung menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan dia shock karena yang ada di tubuh Do Hyun sekarang adalah kepribadian yang ingin bunuh diri. Dengan panik, Ri Jin bertanya apa yang sedang Yo Sub lakukan.
Sambil mengocok cat pilok, Yo Sub menjawab kalau dia sedang meninggalkan pesan terakhirnya. Dia menambahkan kalau tidak ada gunanya lagi hidup dengan mendapatkan perlakuan seperti monster.
“Kurasa lebih baik aku mati bersama yang lainnya.” Ucap Yo Sub sambil membuat sesuatu dengan menggunakan cat pilok.
“Tunggu! Tunggu! Dengarkan aku, Yo Sub.” Pinta Ri Jin.
“Hanya kematian yang akan membuatmu bebas. Seperti langit... yang akan menjadi kuburanku.”
“Tunggu! Kalau kau meninggalkan pesan terakhirmu... itu artinya kau harus mengatakan sesuatu kan? Tolong katakan padaku. Aku akan mendengarnya. Aku segera kesana. Beritahu aku kau dimana, hah?” tanya Ri Jin panik.
“Siapa yang tahu? Dimana aku? Kau harus menebak. Kalau kau bisa menemukanku dalam satu jam maka kau bisa menghentikan kami.” Ucap Yo Sub dan jika Ri Jin terlambat satu detik saja, Do Hyun bersama semua karakter di dalam dirinya akan menghilang selamanya. Setelah mengatakan itu, Yo Sub pun menutup teleponnya.
Ternyata yang Yo Sub buat dengan menggunakan cat pilok tadi adalah gambar-gambar karakter yang ada di tubuh Do Hyun. Mulai dari Do Hyun, Se Gi, Ferry Park, Nana, Yo Sub dan masih ada gambarwanita lagi namun kita tidak diperlihatkan pada namanya, hanya terlihat huruf Y diawal-nya.
Setelah membuat pesan terakhirnya itu, Yo Sub berdiri di atas gedung sambil mendengarkan sesuatu dari earphone. Dia merentangkan tangannya dan hendak menjatuhkan dirinya ke bawah.
Apa yang akan terjadi pada Do Hyun? Tunggu saja kelanjutannya di episode 7 yang akan tayang pada malam ini.
Bersambung Ke episode 7
0 Response to "Sinopsi Kill Me Heal Me Episode 6 Part 2"
Posting Komentar