Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 12 Part 1

Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 12 Part 1

Do Hyun terkejut mendapati kini ia berada disebuah ruang rumah sakit dengan seorang pria yang tak sadarkan diri diatas ranjang. Pria itu tak lain adalah Ayah Do Hyun.

Nafas Do Hyun seolah tercekat melihat ayahnya kini tepat berada dihadapannya. Dia tak bisa menatapnya dan kepalanya pun semakin pening.




Kilasan ingatan masa kecil Do Hyun terlintas, tampaklah Do Hyun yang melakukan kesalahan saat memainkan piano. Sang Ayah yang tadinya duduk dengan tenang mulai berjalan menghampirinya dengan dingin. “Kau melakukan kesalahan lagi.”

Do Hyun kecil sontak ketakutan, dia menggosok kedua telapak tangannya meminta maaf. Dia mengakui bahwa ia melakukan kesalahan.

Ayah menghujani Do Hyun dengan tatapan dingin, ia tanpa perasaan menarik kerah baju Do Hyun dan mengangkatnya.



Siapa yang akan dihukum jika kau terus melakukan kesalahan?” suara Se Gi.

Nafas Do Hyun makin tercekat, trauma masa kecilnya semakin menjadi.



Pada akhirnya siapa yang kesakitan?

Do Hyun kecil dilempar ke sebuah ruangan yang gelap, Ayah berjalan menghampirinya dan siap untuk memukul. Do Hyun sungguh ketakutan namun ada seorang anak disampingnya, anak itu terus duduk menyembunyikan wajahnya. Do Hyun melawan rasa takutnya, dia berlari menghambur ke arah anak itu dan memeluk memberikan perlindungan.

Tatapan takut Do Hyun kini berubah, dia pun mampu menatap ke arah ayahnya dengan tajam. Asal – usul terbentuknya karakter Shin Se Gi.




Do Hyun masih merasakan sakit kepala akibat kilasan masa kecilnya. Dia mulai bertanya – tanya, siapa yang berada disampingnya?

Cha Do Hyun, bukankah kau harus berurusan dengan masa lalumu sekarang? Orang-orang yang membuatmu menjadi monster, kau tidak bisa membiarkan mereka. Bukankah begitu? Jika kau ingin melakukannya, keluar. Jika kau ingin menghentikanku, keluar. Kau tidak bisa, kan? Maka hiduplah menjadi pengecut di sana selamanya. Jangan pernah kembali!


Do Hyun meyakinkan dirinya, dia tak bisa kalah begitu saja pada Shin Se Gi. Dia pun menahan kepalanya yang semakin pening, diraihnya ujung ranjang dan mulai bangkit.

Dia menahan rasa takutnya dan menatap tajam ke arah Sang Ayah. “Ayah.....” gumam Do Hyun.



Namun tak berlasung lama, beberapa bodyguard langsung menahan tubuh Do Hyun. Mereka menyeret Do Hyun keluar ruangan meskipun Do Hyun meronta tak terima.


*****
Disisi lain, Ri Jin mempertanyakan maksud Ri On yang melarangnya untuk menyebut nama Do Hyun dan Seung Ji Grup dihadapan orang tua mereka. Ri Jin menunjukkan kertas koran yang ia temukan, “Apakah semua ini ada hubungannya, kan?”

Ri On menatap dalam kearah Ri Jin, sepatah katapun tak meluncur dari mulutnya.


*****
Do Hyun diseret menemui Ketua Seo yang langsung menghadiahi Do Hyun dengan tamparan. Dia sungguh murka karena lelucon Do Hyun yang akan membunuh anaknya. Dia menganggap membawa masuk Do Hyun dan Ibunya ke Seung Jin Grup adalah sebuah kecorobohan.

Tapi untuk kali ini, Ketua Seo menganggap ini bayaran karena Do Hyun telah menyelamatkan kursi yang kosong. “Tapi jika kau mendekati ayahmu lagi.....”


“Maafkan aku.” potong Do Hyun. “Aku... aku... baru ingat. Aku rasa aku sudah terlalu lama melupakan ayah. Maaf karena tidak memberikan salam yang pantas pada ayah. T-t-tentu saja, aku tahu itu dengan baik, bahwa kau tidak suka aku dan ibuku dekat dengan ayah. Maafkan aku.”


Kilasan saat Se Gi marah dihadapan Ketua Seo, bahkan dengan keras dia berkata bahwa dia tak meminta untuk diselamatkan. Ini sungguh berbeda dengan apa yang Do Hyun katakan sekarang.

“Aku tahu bahwa ayah seperti itu karena menyelematkanku, itu menyakitkan dan aku menyesal sekaligus berterimakasih. Meskipun sudah terlambat selama sepuluh tahun, maafkan aku. Kumohon maafkan aku.” Tambah Do Hyun.


Ketua Seo tak mau mendengar perkataan apapun, dia tak mau melihat wajah Do Hyun. Ia pun hendak melangkah pergi, namun Do Hyun ingin menanyakan sesuatu.

“Saat aku masih kecil...” Do Hyun terdiam, ia hendak bertanya apakah dulu ia disiksa namun akhirnya ia malah menanyakan tentang anak kecil dimasa lalunya.

“Saat aku masih kecil, adakah anak lain di Seung Jin Grup selain diriku?”


Ketua Seo terkejut dengan pertanyaan tersebut, ingatannya kembali ke saat dimana Shin Se Gi dengan penuh amarah berkata kalau ada anak lain yang seharusnya diselamatkan. Se Gi mengancam akan memberikan Seung Jin Grup pada anak tersebut untuk menebus masa lalu Ketua Seo.

Ketua Seo semakin curiga.


*****
Ri On membereskan artikel yang berceceran di lantai. Dia tak begitu mengurusi artikel tersebut tapi menyelamatkan sebuah foto seorang wanita dengan sembunyi – sembunyi dan memasukkan ke dalam saku jas.

“Itu hanya data-data yang dulu aku kumpulkan. Novel selanjutnya adalah tentang chaebol dan misteri. Bagaimana mungkin aku menyelidiki Seungjin Group?” elak Ri On pada Ri Jin.



Ri Jin tak percaya begitu saja, pertemuan antara Ri On dan Do Hyun dipesawat. Dia menebak kalau semua itu adalah kesengajaan. Ri On berkilah bahwa ini semua karena gairah menulisnya.

“Ini tidak adil untuknya. Menyembunyikan motifmu dan mengumpulkan data tentangnya. tidakkah sebagai manusia, ini tidak pantas?”



Ri On juga sadar kalau ini semua sudah menusuk hati nuraninya. Maka dari itu, dia sudah mengungkapkan identitasnya sebagai omega dan menjual hak ciptanya.

“Kau takkan menulis novel tentang kepribadian ganda, kan?”

Ri On makin geram, dia bukanlah tipe orang yang akan membuat kelemahan orang lain sebagai bisnis. Ri On meraih artikelnya dan menyambar jas tebal, dia akan mengantar Ri Jin.


Ri Jin kembali mengejar Ri On yang berjalan mendahuluinya, dia masih meminta alasan kenapa dia tak boleh mengatakan bahwa Cha Do Hyun adalah bagian dari Seung Jin Grup.

Ri On tergagap tak bisa berkata apapun, dia belum menemukan alasan yang cocok.

“Kenapa kau gagap? Kenapa kau tak bisa bicara? Kenapa kau memutar – mutar matamu?” sergah Ri Jin makin curiga.


“Karena itu adalah privasinya!” jawab Ri On penuh percaya diri. Ri Jin kan juga tak bisa mengungkapkan rekam medis pasiennya. Dan yang lebih parah, jika Ri Jin ketahuan tinggal satu atap dengan pria seusia oleh orang tua mereka. “Menurutmu, apa yang akan ayah ibu lakukan? Apa yang akan terjadi?”

Seketika Ri Jin ternganga, apalagi saat mendengar suara Ayah mendekat. Ri Jin langsung menepuk mulut Ri On agar diam.



Setelah Ri Jin dibawa pergi bersama Ayah, Ri On bisa bernafas lega sekarang.



*****
Do Hyun masih mempertanyakan seorang anak yang kemungkinan juga tinggal di Seung Jin grup bersamanya. Dia tak tahu apakah dia perempuan atau laki –laki...

“Aku sudah menyesal membawa masuk dirimu, tidak mungkin ada anak lainnya.” Potong Ketua Seo kemudian berlalu meninggalkan Do Hyun.


Do Hyun hanya bisa menarik nafas dalam. Dia berpapasan dengan seorang pelayan, dia bertanya keberadaan ibunya. Pelayan heran, kan nyonya ada diluar negeri dan Do Hyun sendiri yang menyuruhnya kesana.

“Aku? Kapan?” tanya Do Hyun bingung.

“Bukan sekarang, tapi saat Anda datang terakhir kali. Anda menyuruhnya untuk tinggal di luar negeri dan akan menghubunginya di waktu yang tepat.”




Disisi lain, ketika Ri On tengah sendirian. Dia melempar foto seorang wanita yang tadi ia sembunyikan dalam jas. Dia melemparnya ke dalam tong pembakaran.


Banyak sekali pertanyaan yang melayang – layang di kepala Do Hyun. Bahkan sopir taksi sampai menegurnya ketika mereka sudah sampai. Do Hyun pun menyodorkan kartu miliknya untuk membayar. Sopir mengembalikan kartu kredit Do Hyun dan ia menyimpannya lagi.


Namun betapa terkejutnya Do Hyun, karena saat ia kembali mendongak si Sopir kini sudah berubah menjadi wajah ayahnya yang menatap ia dengan dingin.

Nafas Do Hyun kembali tercekat, ia gemetaran dan dengan susah payah membuka pintu mobil. Ia sampai terjatuh dan muntah karena melihat wajah ayahnya. Sedangkan si sopir hanya mengelengkan kepala heran melihat gelagat Do Hyun, ia pun melajukan mobilnya.




Sesampainya di rumah, Do Hyun mencari – cari Ri Jin namun tak ada sosoknya dimanapun.


Sekretaris Ahn datang, Do Hyun langsung menanyakan keberadaan Ri Jin padanya. Sekretaris Ahn mengernyit dan menatap Do Hyun penuh selidik.

Do Hyun menghela nafas, “Aku Cha Do Hyun. Aku kembali.”

Sekretaris Ahn girang mendengar Wakil Presdir telah kembali. Ia menyuruh Do Hyun jangan khawatir, Oh Ri Jin akan segera kembali. Dia sedang dalam perjalanan.



Bukannya lega, Do Hyun malah tampak semakin resah. Dia duduk dengan memegang kepalanya frustasi. Dia merasa kalau ia telah membuat Ri Jin dalam bahaya.

“Kenapa Anda berpikir begitu?”

Do Hyun terdiam, ia teringat dengan ancaman Se Gi yang akan membahayakan wanitanya jika dia menyentuh Ri Jin.

“Bagaimana dengan Chae Yeon? Apakah Chae Yeon aman?” tanya Do Hyun khawatir.


*****
Chae Yeon yang dipertanyakan kondisinya oleh Do Hyun, kini duduk memeluk kakinya dengan bimbang. Ibu Chae Yeon menuntut kejelasan, apakah dia benar – benar akan memutuskan pertunangan. Chae Yeon tampak akan menangis, dia hanya tak percaya seratus persen bahwa Cha Ki Joon adalah pria yang tepat untuk mendampinginya sampai sisa hidupnya.

“Berapa banyak wanita di dunia ini yang tunangan dengan keyakinan 100%?”

Chae Yeon kesal dengan ibunya yang lebih memihak pada Ki Joon.

Ponsel Chae Yeon berdering, ada panggilan dari Do Hyun. Chae Yeon menyambar ponselnya dan pergi meninggalkan ibu. Sedangkan Ibu mendesis kesal, dia benar – benar sudah gila!


Dengan jutek, Chae Yeon bertanya apakah Do Hyun itu dokternya? Kenapa terus menanyakan keselamatannya? Dia tak apa, tak ada apapun yang terjadi. Do Hyun bersyukur jika memang kondisinya seperti itu. bagus jika memang dia aman.

“Kenapa? Agar bisa mengusulkan saran lagi? Kau ingin bicara tentang pertemuan di malam hari tanpa ketahuan? Apa aku terlihat murahan?”

Do Hyun meminta maaf, tapi dia menegaskan bahwa apa yang ia katakan tidaklah tulus. Jangan disimpan dalam hati, anggap saja seperti digigit anjing gila. Lupakan. Dia berjanji akan menebus kesalahan yang ia lakukan pada Chae Yeon.

Chae Yeong mengernyit tak mengerti, dia ingin mengajukan pertanyaan namun sambungannya telah diputus oleh Do Hyun.



*****
Sekretaris Ahn menyodorkan secangkir teh untuk menenangkan pikiran. Do Hyun berkata bahwa ini pertama kalinya ia kehilangan kesadaran begitu lama. bertanya – tanya akan apa yang terjadi, berspekulasi membuatnya semakin rumit saja.

“Anda harus bertambah kuat. Jika Anda tak ingin kehilangan kesadaran atau orang-orang yang Anda kasihi, Anda harus bertambah kuat.” Do Hyun mengangguk. “Saya akan mencari tahu apa yang terjadi antara Se Gi dan Ketua.”

Do Hyun juga memiliki sebuah permintaan. Sekretaris Ahn mempersilahkan Do Hyun untuk mengatakannya saja.

“22 tahun yang lalu, sebelum kebakaran di rumah Seung Jin Group, temukan apakah pernah ada anak selain aku. Jika benar, segera temukan apakah dia perempuan atau laki-laki, dan dia anak seperti apa.”



*****
Ayah dan Ibu Ri Jin mengantar putrinya keluar rumah. Ayah menyuruh Ri Jin untuk membawa mobilnya agar ia tak perlu selalu mengantar Ri Jin. Ayah juga meminta alamat Ri Jin agar ia bisa mengantarny.

“Tak usah.” Teriak Oh bersaudara. Ri On menambahkan kalau ia saja yang akan mengantarkan Ri Jin.

Ayah menanyakan teman Ri On, Ferry Park katanya akan main lagi kesana. Tapi dia belum juga datang, dia akan menghubunginya. Ayah pun bersiap menelfon Ferry Park.


Oh beraudara panik, Ri On dengan sigap merebut ponsel ayahnya. Ayah kesal sendiri dengan kelakuan anak – anak jaman sekarang yang selalu berfikiran negatif. Ibu lalu menyuruh Ri On untuk mengajak Ferry Park ke rumah, mungkin makanan yang dulu mereka bawakan sudah habis.

“Tidak, tidak, tidak. Aku lihat kulkasnya dan tampaknya itu tak tersentuh... Owwwwww!” celetuk Ri Jin tapi untungnya Ri On menginjak kaki Ri Jin sehingga ia langsung berteriak dan mengubah kata – katanya. “Ayah! Ibu! Aku pergi!”

Ri On pun langsung merangkul Ri Jin agar segera berangkat.



Dalam perjalanan, Ri On mengeluh harus terlibat dengan masalah ini.

“Maafkan aku Oh Ri On. Aku mencintaimu Oh Ri On. Tidak ada lagi yang bisa kukatakan, Oh Ri On.”

Ri On bisa mengerti dengan kondisi Ri Jin dan pasti sulit harus menjadi teman serta keluarga Do Hyun. Ri On menyarankan agar Ri Jin membawa Do Hyun ke rumah saja, Orang tua mereka pasti akan mengerti. Ketika Ri Jin merasa menderita sendirian, bawa saja ke rumah. mereka akan menggantikan Ri Jin sebagai teman dan keluarga Do Hyun.


“Oh Ri On.” Paggil Ri Jin dengan manja.

“Ya, ya, ya. Tapi siapa pria itu? Dari tatapan matanya yang sangat berbeda dari Cha Do Hyun.”

Ri Jin menduga kalau itu adalah Shin Se Gi. Ri On merasa kalau kepribadian Shin Se Gi lah yang paling berbahaya. Ri Jin tak sependapat, meskipun sikapnya agak kasar tapi Shin Se Gi itu polos dan memiliki sisi lucu juga.

“Dari pada itu, ada kepribadian lain yang harus kau waspadai.”

“Siapa?” tanya Ri On penasaran. Ri Jin tersenyum penuh arti.


Dia mengingat kepribadian Yo Na yang menunjukkan ketertarikan pada Ri On. “Aouh. Dia sangat berbahaya.”

Ri On jadi penasaran sekaligus ngeri, kenapa? Siapa?




*****
Do Hyun mengantarkan Sekretaris Ahn sampai ke depan rumah. Sekretaris Ahn agak khawatir meninggalkan Do Hyun sendirian tapi Do Hyun tak apa. Dia akan mandi dengan air hangat dan menenangkan diri.

“Saya percaya pada Oh Ri Jin akan segera tiba, masuklah duluan.”

Sekretaris Ahn pun pergi meninggalkan Do Hyun.

Sedetik kemudian seseorang datang, tak lain dia adalah Chae Yeon. Chae Yeon bergegas keluar mobil dan menghambur dalam pelukan Do Hyun. Dia menangis, “Rasanya aku akan jadi gila, sungguh. Aku jadi gila karena kebanggaanku terluka.”

Do Hyun terkejut, dan diam tak tahu apa yang harus ia lakukan.


Tepat saat keduanya berpelukan, Ri Jin juga sampai kesana. Dia terbelalak melihat pemandangan dihadapannya, “Stop,Brother!”

“Why, Sister?” Balas Ri On. :D





Bersambung Ke Episode 12 Part 2

Related Posts:

0 Response to "Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 12 Part 1"

Posting Komentar