Sinopsis 'Blood' Episode 3 Part 1

Sinopsis 'Blood' Episode 3 Part 1





Ji Sang mulai menyayat tubuh pasien. Tiba-tiba matanya berkunang-kunang demi melihat darah pasien yang keluar. Dia mundur selangkah ke belakang. Tangannya gemetar, sehingga dia menjatuhkan pisaunya. Dia balik badan. Matanya menghijau dan kukunya memanjang. Untung tidak ada orang yang tahu. Jae Wook tersenyum. Reaksi obat hijau palsu sudah terjadi. Dia menanyakan apa yang terjadi pada Ji Sang lewat mikropon ruang pantau. Ji Sang minta waktu lima menit meninggalkan ruang operasi. 

Ji Sang kembali ke ruangannya untuk mengambil obatnya lagi. Tapi, begitu mau memakannya lagi, dia ingat Hyun Woo sebelumnya telah memberikan obat hijau lain yang diletakkan di jas. Dia memakan sebutir dan kembali ke ruang operasi.
 



Jae Wook heran melihat Ji Sang baik-baik saja sekembalinya ke dalam ruang operasi. Dia menanyakan apa Ji Sang tidak apa-apa? Ji Sang meminta maaf telah meninggalkan ruangan di tengah-tengah operasi. Lalu, dia mulai meneruskan operasi yang sempat tertunda. Saat itu pandangannya masih mengabur. Ingatannya akan darah masih terus mengganggu benaknya. Ji Sang berusaha memfokuskan pandangan dan menyelesaikan semuanya dengan baik. Setelah tumor diangkat, dia meminta tim untuk merampungkan sisanya dan pergi.

Di ruang pantau, Jae Wook melihat jam di pergelangan tangannya. Dia berkata pada Ri Ta, “Ini jelek. Kalau tidak terinterupsi tadi, mungkin ini menjadi rekor tercepat dalam hal mengoperasi pasien.” Ri Ta berkomentar proses lebih penting dibandingkan hasil dan kecepatan. Jae Wook menggeleng. Dalam melakukan operasi hasil jauh lebih penting.
 



Jae Wook mencegat Ji Sang yang baru saja keluar dari ruang operasi. Dia memuji kinerja Ji Sang, meskipun terganjal oleh interupsi soal perut tadi. Dia juga meminta Ji Sang tidak sungkan meminta bantuannya. Apapun itu, jika bisa, pasti dibantu. Ji Sang dengan sinis menjawab tidak membutuhkan apapun dan siapapun, kecuali dirinya sendiri. Dia pergi, setelah membungkuk hormat.
 

Ji Sang menelpon Hyun Woo di atap untuk memberitahu bahwa obat hijau tidak bekerja dengan baik. Hyun Woo menenangkan Ji Sang dan memintanya cepat kembali untuk dilakukan pengecekan.
 



Ri Ta mencegat langkah Ji Sang, mengkonfirmasi bahwa alasan Ji Sang sakit perut tadi tidak dapat dibenarkan. Dia tertawa dan menuding hal yang sesungguhnya terjadi pada Ji Sang adalah drop mental sebelum operasi. “Ya, walaupun aku belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku akan mengajukan peninjauan psikologis untuk Anda, Manajer Park,” ucap Ri Ta. Ji Sang menyuruh Ri Ta melakukan apapun yang disukainya. Lalu, dia menambahkan bahwa ada tiga hal yang tidak disukainya. Kesatu, mesin ATM yang rusak; kedua, telur goreng yang lengket pada wajan; ketiga, orang yang menghalangi pandangannya ke depan untuk alasan tidak perlu.
 

“Ini sekaligus peringatan dariku,” tegas Ji Sang, “Jangan pernah menghalangi pandanganku lagi!” Ri Ta memberi jalan buat Ji Sang. Sebelum pergi, Ji Sang menambahkan satu hal lagi yang tidak disukainya, yaitu: parfum yang pasaran wanginya. Ri Ta kesal dengan ucapan Ji Sang yang terakhir.
 



Wakil direktur melaporkan dua hal pada Jae Wook. Kesatu, Ri Ta meminta dilakukan peninjauan psikologis terhadap Ji Sang dan kedua, Ji Sang minta akses untuk masuk ke database. Jae Wook bertanya apa akses sudah diberikan pada Ji Sang? Wakil direktur menjawab menurut peraturan permintaan akses ke database itu dilarang. Jae Wook tersenyum dan menyatakan bahwa aturan tidak seharusnya menghalangi seseorang untuk meningkatkan kapabilitasnya kan?

Malamnya, Presdir memanggil Ri Ta ke rumahnya. Presdir yang juga paman Ri Ta bertanya apa Ri Ta masih marah padanya gara-gara diminta untuk meninggalkan ruang operasi kemarin? Ri Ta menjawab manja bahwa dirinya pasti bisa menyelesaikan operasi itu jika tidak disuruh keluar. Paman menyatakan bahwa tujuannya bukanlah itu. Dia tak ingin Ri Ta terkena atau terlibat masalah.
 



Ri Ta bertanya balik apa pamannya tidak bisa melakukan sesuatu terhadap Ji Sang, si manajer menyebalkan yang kasar? Paman tersenyum. Dengan bijaksana, dia mengatakan bahwa kelak Ri Ta akan memimpin RS Kanker Taemin. Orang yang akan Ri Ta temui berasal dari beragam latar belakang. Tak bisa mengambil orang hanya dari suka atau tidak suka. Yang harus Ri Ta perhatikan juga adalah kemampuannya.
 

Hyun Woo mengecek obat hijau yang dikatakan bermasalah oleh Ji Sang. Sementara itu Ji Sang tengah melamunkan kejadian perubahan dirinya di dalam bathub. LUUVY datang mengganggu.
 


Hyun Woo menjelaskan pada Ji Sang bahwa obat hijau yang bermasalah itu bukan buatannya. Itu lantaran obat hijau bermasalah itu hanya merangsang sisi adrenalin dari Ji Sang. Mereka menduga ada seseorang yang telah menukar obat hijau asli dengan aspal. Masalah siapa orang yang telah melakukannya?
 

Hyun Woo bertanya apa ada orang yang Ji Sang curigai? Ji Sang menggeleng, meski merasakan ada hawa seseorang yang sama seperti dirinya. Hyun Woo minta Ji Sang berhati-hati terhadap orang di lingkungan RS Kanker Taemin dan minta obat hijau diletakkan di tempat lebih aman yang lebih dekat dari jangkauannya. Dia juga menyuruh Ji Sang mengecek CCTV besok.



Jae Wook mendatangi sebuah praktik medis bawah tanah. Dia melihat seorang kelinci percobaan berada di ranjang. Seorang dokter wanita mendekatinya. Jae Wook minta padanya supaya tempat praktik itu ditutup dulu untuk sementara. Dokter bertanya bagaimana dengan kelinci percobaan mereka? Jae Woo bertanya apa dokter telah mengobatinya? Dokter mengangguk.
 

Kelinci percobaan bangun dan mengamuk. Taring dan kukunya memanjang cepat. Beberapa orang petugas menenangkannya, termasuk si dokter wanita yang mendapat izin untuk menyuntik kelinci percobaan. Entah, suntikan pembunuh atau bukan.
 



Ri Ta minum bersama teman dokter dan, dalam kondisi setengah mabuk, dia menceritakan perilaku Ji Sang terus. Ji Sang mempermalukannyalah. Ji Sang bersikap congkaklah. Temannya Ri Ta sampai jengah mendengarnya. Dua pria datang, mengajak mereka minum bersama. Temannya Ri Ta menolak dengan halus. Ri Ta berkata, “Boleh saja, tapi syaratnya, kalian harus keluar dengan loncat-loncat kemudian menangkan perkelahian dengan a*jing-a*jing liar. Setelah itu, kalian boleh duduk satu meja dengan kami.” Kata-kata kasar Ri Ta, membuat nyali dua pria itu ciut dan memilih untuk pergi saja. Hahaha.

Keesokan harinya, di rumah sakit, Ji Sang berada di ruang CCTV menemukan pada petugas. Dia menanyakan mengenai rekaman CCTV dan pengaman pintu ruangannya yang mudah dibobol. Petugas bilang kalau rekaman CCTV di sekitar ruangan Ji Sang rusak dan pengaman pintu ruangannya juga rusak karena itu mudah dimasuki. Dia bertanya apa ada sesuatu yang serius? Ji Sang menjawab tidak.
 


Dia keluar ruang CCTV dengan benak dipenuhi tanda tanya: siapa orang yang menukar obat hijaunya? Dia memperhatikan orang-orang yang berpapasan dengannya. Siapa tahu diantara mereka memiliki sesuatu yang mencurigakannya, tapi tetap tidak ada.
 

Sesampainya di dekat ruangan kerjanya, Ji Sang melihat seorang pria mencoba berbuat kreatif di pintu. Dia mendekat dan langsung menarik pria itu, menghempaskannya ke tembok. “Siapa kau?” tanya Ji Sang dengan tatapan penuh selidik. Pria itu menjawab bahwa manajernya memintanya untuk mengecek pengaman pintu. Ji Sang melepaskan cengkeraman tangannya dan mengingatkannya untuk tidak menyentuh apapun yang ada di ruangannya, termasuk pintu.
 



Ri Ta dan tiga orang dokter rekanannya mengobrol sambil minum teh. Dia memberitahu bahwa dirinya telah mengajukan permintaan tes psikologis terhadap Ji Sang, yang dianggapnya melanggar peraturan ruang operasi dengan alasan sakit perut. Padahal, walaupun dalam kondisi mencr*t sekalipun seharusnya Ji Sang tidak keluar ruang operasi. Manajer Woo menambahkan bahkan untuk pelanggaran itu, Ji Sang sama sekali tidak meminta maaf. Lalu, dia menyebutkan keanehan mata Ji Sang, yang dinilainya mirip mata psikopat. Semua orang setuju dengan pemikiran Manajer Woo.
 

Di tengah keseruan mereka menggunjing, Ji Sang datang. Tampaknya dia telah mendengar semuanya. Dia bertanya, “Bagaimana jika mencr*tnya keluar semua? Apa Ri Ta cs mau melaporkannya?” Ri Ta membela diri apa yang dikatakannya itu untuk menunjukkan sesuatu, sikap acuh tak acuh Ji Sang. Dibalas lagi oleh Ji Sang kalau minum teh di jam kerja itu merupakan sikap acuh tak acuh yang lain. Setelah itu, Ji Sang melengos pergi. Ri Ta cs kesal dengan sikap angkuh Ji Sang.
 


Wakil direktur bicara pada Presdir mengenai pemilihan 50 pasien yang akan mendapatkan perawatan gratis, yang berasal dari beberapa keluarga miskin dan yatim-piatu. Kelimapuluh pasien ini akan mulai ditempatkan di bangsal khusus mulai besok. Hanya saja, ada yang menjadi kekhawatiran wadir, yaitu tim peneliti obat barunya dibina langsung oleh pengetahuan. Dia mengaku tidak tahu apa-apa soal itu, padahal seharusnya Jae Wook memberinya beberapa pengetahuan. Presdir menjawab supaya wadir membiarkan Jae Wook menjalankan Departemen HR dengan kemauannya sendiri.
 

Mendadak Presdir memegangi dadanya. Wadir bertanya. Presdir beralasan ototnya sakit setelah balik dari naik gunung beberapa waktu sebelumnya. Dia lantas keluar dan pergi ke tangga darurat. Dengan tangan gemetar sangat, dia mengambil obat dari saku dalam jasnya dan memakannya satu. Setelahnya, dia duduk untuk menenangkan diri.
 



Dokter wanita dari praktik bawah tanah yang didatangi Jae Wook sebelumnya berkemas bersama beberapa orang stafnya. Saat dia keluar, empat pria berpakaian hitam (mirip dua pra bertudung) datang. Staf dokter wanita tampak kaget melihat empat pria yang senyam-senyum ke arah mereka.

Jae Wook memperkenalkan Suh Hye Ri sebagai leader dari departemen obat-obatan. Dia menambahkan ke depan tiap operasi, perawatan, dan hasil diagnosis akan diserahkan ke bagian departemen obat-obatan untuk dikembangkan menjadi obat baru. Manajer Jung protes apa mereka menjadi karyawannya departemen obat-obatan? Dia mengatakan daripada mengembangkan obat baru bukankah lebih baik melakukan penelitian obat patologis?





Ji Sang menambahkan, “Terus apa orang yang berkontributor untuk pengembangan obat baru akan mendapatkan namanya? Misalnya, aku ikut kontribusi: Ji Sang-lenol. Terus, Manajer Jung berkontribusi jadi Ji-Tae-pirin. Atau kalau Jika Dokter Yoo ikutan disebut Gas-Ri-Ta?”

Tapi, dua suara protes itu kalah setelah Ri Ta dan Manajer Woo menyatakan mendukung. Manajer Jung memilih untuk meninggalkan ruangan, karena menilai apa yang disampaikan Jae Wook bukanlah diskusi, melainkan pengumuman.
 

Related Posts:

0 Response to "Sinopsis 'Blood' Episode 3 Part 1"

Posting Komentar